Oline memasuki kamar Alex untuk mengambil charger laptop karena miliknya tertinggal di Jakarta ketika matanya menangkap kamera yang tergeletak di atas meja kerjanya di sudut ruangan. Oline tahu kalau Alex suka memotret dan meskipun tidak pernah belajar fotografi secara profesional, hasil jepretannya lumayan bagus.
Oline menghampiri tempat dimana kamera itu berada dan duduk di kursi yang berada di dekatnya. Seulas senyum tersungging di wajah Oline saat mengingat dulu album foto Alex penuh dengan foto sunrise, sunset dan dirinya. Jumlahnya mungkin ratusan atau bahkan ribuan. Oline penasaran apa saja yang ada di dalam sana selama tiga belas tahun terakhir ini. Apakah isinya masih sama atau....
Lorong yang sepi adalah foto pertama yang Oline lihat. Sepertinya lorong rumah sakit karena setelah diperbesar ada papan penanda yang bertuliskan kamar jenazah. Oline membuka detail foto dan menemukan kalau foto itu diambil beberapa bulan yang lalu. Lalu tangannya menekan tombol dan layar berganti ke foto berikutnya, berikutnya dan berikutnya. Oline kembali tersenyum karena foto-foto itu sangat bagus meskipun sebenarnya objeknya sederhana seperti tiang lampu listrik di sudut jalan, pohon mangga, bangunan rumah, abang tukang becak yang sedang menunggu penumpangnya turun, jalanan, gedung-gedung, namun diambil dengan proporsional. Kemampuan Alex sudah jauh berkembang. Oline bisa menilai karena sehari-hari dirinya berkecimpung di dunia modeling dimana para fotografer handal mengelilinginya. Oline tidak hanya menjadi objek foto namun ia juga mengobrol tentang banyak hal dengan mereka.
Gerakan tangannya berhenti tiba-tiba saat melihat foto berikutnya. Foto sunrise dari atas tebing. Yang membuatnya terpaku adalah sesosok perempuan berkaos putih yang duduk membelakangi kamera. Oline melihat tanggal foto itu diambil. Belum lama, beberapa bulan yang lalu. Foto berikutnya hampir sama, namun perempuan di dalam foto mengenakan baju yang berbeda. Terdapat beberapa foto serupa yang diambil hampir setiap hari. Sunrise dan seorang perempuan yang diambil dari jauh seolah perempuan itu tidak tahu kalau seseorang mengambil foto dirinya secara diam-diam.
Jari Oline bergerak lagi berharap rasa penasarannya akan siapa perempuan itu terjawab. Namun beberapa foto berikutnya tidak menjawab rasa penasarannya membuatnya sedikit merasa lega karena kecurigaannya tidak terbukti sampai sebuah foto kembali membuatnya tertegun. Seorang perempuan sedang duduk di sebuah bangku di pinggir jalan, menunduk menatap buku yang terbuka di pangkuannya. Foto yang lagi-lagi diambil dari jarak jauh itu hanya berfokus pada si perempuan, objek di sekitarnya termasuk orang yang berlalu lalang di depannya terlihat kabur.
Apakah perempuan yang sama?
Oline menghentikan gerakan jarinya yang hendak menekan foto berikutnya selama beberapa detik dan tampak ragu. Kedua matanya memejam seolah foto berikutnya amat mengerikan. Seharusnya Oline tidak perlu melihat foto selanjutnya karena tentu saja foto-foto itu seperti apa yang dipikirkan. Foto close-up pertama menampilkan sisi samping wajah seseorang yang sedang memandang keluar melalui kaca jendela sebuah bus. Dada Oline mulai sesak dan mulai sulit bernapas ketika melihat foto-foto berikutnya yang semua tentang perempuan itu.
Tiba-tiba ia teringat soal foto-foto di akun gosip yang memposting foto Alex dengan seorang perempuan di Singapura. Segera saja Oline mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan membuka postingan yang dimaksud dan mendadak ia tidak bisa bernapas. Meskipun foto di akun gosip terlihat samar, namun jelas perempuan di foto itu dan perempuan yang sekarang dilihatnya adalah perempuan yang sama terlihat dari baju yang dipakai sama persis.
Apa yang terjadi? Jika hubungan antara Alex dan perempuan itu hanya sebatas hubungan kerja, Alex tidak mungkin memotret perempuan itu sedemikian intensnya. Siapa dia? Apakah hubungan mereka seperti apa yang ia pikirkan? Apa orang-orang terdekat Alex tahu tentang ini?
Oline meletakkan kamera ke tempat semula dengan perasaan tidak karuan. Kepalanya mendadak pusing oleh kemungkinan-kemungkinan yang saling berdesak-desakkan di otaknya. Ketika ia membalikkan tubuhnya hendak keluar dari kamar Alex, ia melihat Selly sudah berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan tatapan nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE WE FALL
RomanceHidup Ken penuh berkat yang luar biasa. Memiliki keluarga yang sangat menyayangi dirinya, suami yang tidak hanya tampan tapi juga mapan dan amat pengertian, serta sahabat yang gila yang akan selalu berada di sisinya apapun yang terjadi. But nothing...