KM 1

68 8 2
                                    

Ken terpaksa menepikan mobilnya saat merasa seperti ada yang tidak beres beberapa saat setelah memasuki jalan tol. Ia tidak tahu apa-apa soal otomotif jadi saat ia membuka kap depan mobilnya dan tiba-tiba keluar asap dari sana ia hanya bisa panik lalu berjalan mondar-mandir memikirkan cara untuk mencari bantuan.

"Paul, posisi lo dimana sekarang?" Tanyanya dengan nada setengah teriak dengan mendekatkan ponsel ke mulutnya. Suaranya beradu dengan angin yang kencang dan suara mobil yang berlalu lalang.

"Di kantor, kenapa bos?" jawab Paul dari seberang sana.

"Mobil gue mogok di tol, lo bisa kesini nggak?"

"Lo dimana?"

"Di tol!" Teriaknya. Diulangi tiga kali untuk memastikan namun sepertinya Paul tidak bisa mendengar dengan jelas.

"Lo share location deh ya, ntar gue kesana."

Ken memutus sambungan telepon dan segera mengikuti saran Paul untuk membagi lokasi padanya.

Setelah hampir lima belas menit, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Dari kejauhan Ken melihat sebuah mobil terlihat seperti akan menepi menuju tempat dimana dirinya berada. Ken menyipitkan matanya saat menyadari mobil itu bukan mobil yang sering Paul pakai. Benar saja saat mobil strada itu sudah benar-benar berhenti yang keluar dari sana bukanlah Paul melainkan Alex si artis.

"Hei, apa yang terjadi?" Tanya Alex ringan sambil berjalan menghampiri Ken. Dari gestur tubuhnya sepertinya Alex sudah mengetahui sebelumnya kalau Ken sedang dalam masalah, tidak terlihat seperti ia sedang kebetulan lewat lalu melihat Ken berdiri di pinggir jalan bersama mobilnya. Tanpa menunggu jawaban Ken yang terlihat sedang bengong, Alex langsung memeriksa mesin mobil yang mogok itu, lalu terbatuk-batuk setelah beberapa detik.

"Sepertinya mobilmu sudah lama nggak diservis." Gumamnya sambil tangannya sibuk memutar sesuatu. Sementara Ken yang berdiri di belakangnya masih bengong, bertanya-tanya kenapa kebetulan sekali Alex lewat jalan ini disaat dirinya memang sedang butuh bantuan seperti ini.

"Kamu kebetulan lewat sini atau?" tanya Ken akhirnya tanpa menghiraukan kata-kata Alex sebelumnya.

"No," Jawab Alex tanpa membalikkan badannya. "Markus nelpon saya katanya mobilmu mogok dan dia meminta bantuan saya supaya kemari karena ada yang harus dia kerjakan."

Ken tidak menanggapi penjelasan Alex. Mulutnya membentuk huruf O seraya mengangguk-angguk. Meskipun kalau kebetulan, dia pasti tidak akan mengiyakan. Alex tidak percaya dengan yang namanya kebetulan.

"Kamu nggak berpikir saya membuntutimu bukan?" Tanya Alex sambil tersenyum samar, masih sibuk memeriksa mobil Ken.

Ken mengerjap kaget mendengar pertanyaan itu. Ia baru saja akan membuka mulut untuk membalas kata-kata Alex saat tiba-tiba laki-laki itu menegakkan tubuhnya dan membalikkan badannya menghadap Ken, seketika dia lupa dengan apa yang ingin dikatakannya dan spontan tertawa.

"Apa?" Tanya Alex dengan ekspresi bingung.

Ken berusaha untuk menghentikan tawanya dan menjawab pertanyaan Alex tapi tidak bisa. Melihat si artis dengan wajah belepotan penuh dengan noda hitam benar-benar hiburan. Seandainya ketahuan kamera jadul pasti langsung viral.

"I'm sorry I'm laughing. I didn't mean to." Katanya saat sudah bisa sedikit meredakan tawanya seraya menutup mulutnya dengan tangan kanan.

Alex mengerutkan keningnya tidak mengerti. "What are you laughing at?"

Ken mengangkat jari telunjuknya. "Sebentar." Lalu ia berjalan menuju pintu kemudi, membukanya dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Kamu lihat sendiri." perintahnya seraya menyodorkan cermin kepada Alex lalu kembali tertawa.

BEFORE WE FALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang