Satu minggu kemudian...
Surya terkejut saat melihat Ken tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu ruang kerjanya yang mana seharusnya dia masih cuti, paling tidak satu minggu lagi. Terlebih pagi-pagi begini.
"Lo liat apa? Hantu?"
Ken bertanya renyah sembari menoleh ke kanan kiri.
Bukan. Yang membuat Surya terkejut seperti baru saja melihat hantu ialah penampilan Ken yang terlihat.... Segar dan bersemangat. Hampir setiap hari Surya ke rumah Ken untuk memastikan keadaannya karena selain mentalnya, kondisi fisiknya juga sempat memburuk, demam dan muntah-muntah selama beberapa hari. Dan kalau tidak salah ingat kemarin sore Ken masih terlihat murung, masih menghabiskan hampir seluruh waktunya hanya di kamar, masih menyisakan tiga perempat makanan yang seharusnya ia habiskan, intinya kondisi Ken masih sangat mengenaskan. Bertolak belakang dengan penampilannya saat ini pokonya seperti normalnya Ken sebelum dihantam prahara. Bagus sih.... Tapi...
Surya beranjak dari duduknya dan menghampiri Ken yang masih berdiri bersandar di pintu dengan satu tangan yang ia masukkan ke saku jeans-nya. Ia menatap Ken takjub selama lima detik sebelum tiba-tiba memeluknya membuat Ken bingung.
"Welcome back!" kata Surya di bahu Ken dengan nada lega luar biasa.
Mendengar itu, Ken segera melepaskan diri. "No no no." ujarnya sembari mendorong tubuh Surya ke belakang. "Gue masih cuti." Tegasnya. Mengira Surya menganggap maksud kedatangan Ken ke kantor untuk mulai bekerja.
Surya tidak bisa menahan rasa senang yang tiba-tiba terbit di hatinya. "Terus lo kesini ngapain?"
Ken berjalan menghampiri sofa di ruangan Surya dan duduk disana. "Gue denger lo mau ke Bangkok besok?"
Surya menaikkan sebelah alisnya.
"Gue ikut ya... Please..." Ken memelas.
"For the record, gue ke Bangkok bukan mau liburan. Dan..."
"Nggak masalah, gue cuma..." Ken menyela cepat namun Surya langsung memotongnya.
"Dan gue ke sana bareng Linda, lo pasti tahu itu."
"Oke..."
"Masalahnya gue nggak bisa tiba-tiba nge-cut Linda begitu aja terus pergi sama elo."
"Siapa bilang lo harus cut Linda?" Ken menegakkan tubuhnya. "Gue cuma mau ikut. Gue pergi pake duit pribadi dan gue janji nggak akan mengganggu kerjaan kalian." Sambil menunjukkan dua jarinya, Ken meyakinkan. "Suer!"
Surya mengamati Ken mencoba menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang Ken pikirkan. Nggak mungkin orang bisa berubah seratus delapan puluh derajat dalam semalam seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Pilihannya cuma dua, pertama Ken mungkin sudah gila, yang kedua mungkin dia sedang mengelabui semua orang supaya mengira bahwa dirinya sudah baik-baik saja lalu tiba-tiba dia melakukan tindakan yang.... Ya Tuhan... Surya merinding dengan jalan pikirannya sendiri.
"Ken, are you alright?"
Ken mengangkat bahunya santai. "As you can see."
Namun Surya masih menatap Ken curiga.
"Gue udah lama nggak ke Phuket." Ken menjelaskan. Ia tahu Surya pasti berpikir dengan adanya dirinya akan mengganggu perjalanan bisnisnya atau mungkin... kencannya dengan Linda, staf Accounting di kantor. Meskipun Surya selalu mengelak ketika Ken menggodanya, Ken bisa melihat kalau Surya menyukai Linda. "Gue janji nggak akan ganggu kalian. Gue bisa gegoleran di hotel, godain bule-bule yang lagi sun bathing di pantai, keluyuran sendiri kulineran, whatsoever!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE WE FALL
RomanceHidup Ken penuh berkat yang luar biasa. Memiliki keluarga yang sangat menyayangi dirinya, suami yang tidak hanya tampan tapi juga mapan dan amat pengertian, serta sahabat yang gila yang akan selalu berada di sisinya apapun yang terjadi. But nothing...