Jennie pov
Suara yang memekakkan telinga, cahaya yang dapat membuat Anda merasa pusing, tubuh yang bergesekan satu sama lain baik dengan orang asing atau seseorang yang Anda kenal, tangan yang saling bersentuhan di sana-sini.. inilah hidup! Ya, begitulah yang dikatakan teman-teman saya.
Aku hanya ingin melupakan rasa frustrasi yang aku rasakan terhadap ayahku karena pertengkaran kami sore tadi. Setelah makan malam bersama mereka, aku memberi tahu ibuku bahwa aku akan pergi keluar untuk berkumpul dengan teman-temanku, dan karena hari ini adalah Jumat malam, ia mengizinkan aku untuk keluar. Namun, ia tidak tahu bahwa aku akan datang ke tempat seperti ini.
Saat berdansa semalaman, menggoyangkan tubuh mengikuti alunan musik tanpa mempedulikan siapa pun, aku merasa seperti ada yang menatapku. Pernahkah kau merasakan perasaan itu? Seperti bulu kudukmu mengirimkan sinyal kepadamu bahwa ada yang sedang memperhatikanmu? Aku mencoba melihat ke sekeliling, mencari, tetapi aku tidak menemukan seorang pun yang mencurigakan jadi aku terus menari.
Tiba-tiba, aku merasakan tangan di pinggangku dan sebuah tubuh menekan punggungku. Aku tersentak dan berbalik untuk melihat siapa yang berani melakukan itu padaku. Aku melihat seorang pria jangkung, tampak seperti predator yang siap melahap mangsanya, yang sayangnya adalah aku, lalu dia menyeringai padaku.
"Apa yang dilakukan gadis cantik sepertimu sendirian di tempat seperti ini?" tanyanya padaku.
"Pergi," kataku padanya lalu aku hendak berjalan menjauh darinya saat dia mencengkeram lenganku.
"Ayolah gadis kecil, aku tahu tipemu. Apa alasanmu pergi ke tempat seperti ini? Kita tahu alasannya, kan? Kau ingin seseorang untuk menghabiskan malam denganmu?" Katanya sambil menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Aku merasa jijik dan mengutuk diriku sendiri karena pergi ke tempat ini.
"Aishh sialan di mana pengawal-pengawal tolol yang dibayar untuk melindungiku itu?!" gerutuku dalam hati.
"Kau meninggalkan mereka di luar, ingat? Kau bilang tidak akan terjadi apa-apa padamu karena kau bersama teman-temanmu," jawab bagian otakku yang lain.
"Dan di mana gadis-gadis itu?? Oh ya, aku meninggalkan mereka di atas meja dan memutuskan untuk berdansa sendirian." Hebat! Hebat sekali!
"Jadi apa yang kau katakan? Kucing itu menggigit lidahmu? Apa kau sudah berpikir apakah ini akan menjadi tempatmu atau tempatku?" Pria menjijikkan ini bertanya lagi padaku lalu menggigit bibir bawahnya, berusaha terlihat seksi.
Yaaakkk!
"Dengar, dasar maniak! Aku tidak tertarik dengan tawaranmu, jadi pergilah dan jangan ganggu aku lagi!" Aku berteriak padanya lalu mencoba melepaskan lenganku dari genggamannya tetapi dia memegangnya lebih erat. Aku meringis kesakitan lalu dia mendekatkan diri ke wajahku.
"Tidak ada yang berani berkata 'TIDAK' padaku, aku selalu mendapatkan apa yang aku mau. Ayo kita keluar dari sini lalu mulai--" Pria itu tidak menyelesaikan ucapannya ketika sebuah tubuh tiba-tiba muncul di antara kami berdua.
"Aku yakin gadis itu sudah berkata 'TIDAK', jadi kenapa kau tidak mundur dan pergi saja, dasar brengsek." Kata orang itu. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena aku membelakanginya.
"Urus saja urusanmu sendiri! Gadis itu akan pulang bersamaku!" Kemudian si maniak itu mencoba meraih lenganku lagi ketika tiba-tiba orang itu meraih tangan kanannya lalu memutarnya di punggungnya lalu menggunakan tangan kanannya untuk mencengkeram lehernya.
"Dengar baik-baik kawan, aku akan mengatakan ini untuk terakhir kalinya. Jauhi dia, jangan dekati dia lagi, dan jangan bicara padanya lagi. Kalau kau tidak melakukannya, aku akan mematahkan tangan kananmu ini dan kalau itu terjadi, kau tidak akan bisa memukuli daging kecilmu itu lagi, kau dengar aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heiress and The Bodyguard [JENLISA]
ActionLalisa Manoban Seorang agen, dan bukan sekadar agen biasa. Dia adalah yang terbaik dari yang terbaik, berikan dia misi dan harapkan tingkat keberhasilan 100%. Kegagalan bukanlah pilihan. Dia telah membunuh banyak orang, dan menyelamatkan banyak oran...