25

1.1K 72 0
                                    

____________________
____________________

Lisa pov

"Masalah di surga?" kata Irene.

Dia memberiku segelas vodka yang dengan senang hati aku terima.

Setelah aku meninggalkan apartemen Josephine, aku langsung pergi ke Satyr untuk menenangkan diri.

"Tidak benar-benar surga berdasarkan kejadian sebelumnya," jawabku lalu mengambil gambar lagi.

Irene terkekeh. "Baiklah, aku akan membiarkanmu merajuk sepanjang malam, tidak ingin kau melampiaskan amarahmu padaku. Sampai jumpa!" Dia meninggalkan sebotol vodka untukku sebelum melanjutkan pekerjaannya.

Irene bekerja di Satyr sebagai pelayan bar nomor 1 Seulgi. Dia punya banyak klien yang datang ke klub hanya untuk menemuinya dengan harapan bisa melihat bagian dalam roknya. Namun seperti yang dia katakan, tubuhnya tidak untuk dijual. Dia di Satyr hanya sebagai pelayan bar. Bahkan Seulgi, yang merupakan bosnya, tidak bisa melihat bagian dalam roknya.

Pikiranku kacau. Begitu pula hatiku. Semua emosi yang naik turun beberapa hari ini, dari senang menjadi sedih menjadi kecewa menjadi sakit dan marah, aku tidak tahu harus memfokuskan energiku ke mana.

Kai.. bahkan setelah Jennie mengetahui perselingkuhanmu, dia masih bersedia memaafkanmu, menerimamu..

Bagaimana bisa bajingan itu seberuntung itu..

Botol vodka aku hampir setengah kosong ketika aku melihat sekeliling, mencari seseorang untuk menghabiskan malam bersamaku. Waktu aku bersama Josephine tidaklah... penuh kejadian... Aku masih butuh pelepasan.

Aku melihat Nymph Seulgi yang baru direkrut sebulan yang lalu. Aku masih belum pernah bertemu dengan yang baru ini dan aku memutuskan dialah yang akan menemaniku malam ini.

Aku berjalan ke arahnya ketika kulihat dia sudah bersama seorang pria. Aku hendak pergi ketika kulihat siapa pria itu.

Lalu, aku melihat warna merah.

Aku tidak tahu berapa banyak langkah yang telah kuambil dan berapa lama hingga aku dapat mencapainya, yang kutahu tinjuku telah menghantam wajahnya dan terdengar teriakan-teriakan di sekitar kami.

Brugghhh

"Fuck kau bajingan! Aku akan membunuhmu!" Aku terus meninju wajahnya yang berdarah. Dia mencoba membalas pukulanku tetapi tidak ada yang mengenaiku.

Para pengawal Seulgi berusaha menjauhkanku darinya namun aku tak gentar, aku meninju salah satu pengawal yang menyentuh bahuku agar ia melepaskanku lalu aku kembali meninju wajah Kai.

"Lisa! Sialan! Hentikan! Kau membunuhnya!" Kudengar Seulgi berkata.

"Aku benar-benar akan membunuh bajingan ini!" Aku tak terkendali. Semua perasaan yang kurasakan, kubiarkan mengendalikanku, mengaburkan penilaianku yang lebih baik.

Jangan hentikan aku! Biarkan aku menikmati momen ini!

Tiba-tiba aku merasa lelah dan mengantuk dan kemudian, kegelapan menguasai semua indraku.

_______________________-

Aku terbangun dengan perasaan seperti kepalaku terpotong dan ada sesuatu yang mengganggu otakku. Aku mencoba membuka mata tetapi kemudian menutupnya lagi karena pusing.

"Sial..." kataku entah pada siapa.

"Ya, sialan," kata seseorang.

Aku membuka mataku karena suara itu namun rasa sakit yang berdenyut-denyut itu kembali menjalar ke kepalaku.

"Minumlah," kudengar suara itu berkata, lalu kurasakan gelas ditaruh di tanganku. Saat ini aku tak peduli apakah itu racun atau apa, jika itu bisa meredakan sakit, maka aku akan meminumnya, tak perlu berpikir dua kali.

The Heiress and The Bodyguard [JENLISA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang