----------
--------------Jennie pov
"Mommy, bangun!" Kudengar suara anakku yang gembira dan melengking tinggi berkata sambil melompat-lompat di atas tempat tidur kami.
Ella, aku sangat mencintaimu. Namun saat ini, aku hanya ingin kau diam.
Namun, alih-alih berkata demikian, aku mengulurkan tanganku untuk meraih tangan mungilnya dan perlahan menariknya mendekat padaku. Dia tertawa kecil sementara aku mendekapnya dalam pelukanku.
"Mengapa bayi mommy begitu hiperaktif di pagi hari?" tanyaku padanya.
"Kita akan berenang! Dan sekarang sudah malam! Sekarang sudah jam 7!" kata Ella.
"Sejak kapan kamu belajar apa itu pagi dan apa itu malam? Kamu bahkan belum tahu cara membaca jam, nona muda," kataku padanya.
"Mommy Lisa bilang aku harus membangunkanmu! Ayo, bangun! Kita akan terlambat!" Ella duduk di tempat tidur dan mencoba menarik lenganku.
"Tentu saja Lisa, siapa lagi kalau bukan dia," kataku dalam hati.
"Baiklah. Baby turun duluan dan mommy akan berada tepat di belakangmu," kataku kepada putriku agar dia berhenti menggangguku.
"Jangan tidur lagi!" Dia mengingatkanku sebelum bergegas ke pintu.
"Ya, Nona," jawabku meski ia sudah tidak ada di ruangan itu.
Aku bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Aku menyisir rambutku dengan jari-jariku untuk menghilangkan sebanyak mungkin kekusutan dan ketika aku merasa sudah cukup rapi, aku keluar kamar dan menuju ruang makan tempat aku mendengar putriku dan Lisa berbicara.
Aku hendak menunjukkan kehadiranku ketika aku sadar aku lupa mengganti piyama yang kukenakan.
Dan aku juga lupa memakai bra. Bagus sekali shit!
Aku hendak berbalik dan kembali ke kamar tidur ketika Lisa menyadari kehadiranku.
"Selamat pagi, Jennie," sapa Lisa.
Aku mendesah sebelum menghadap mereka lagi dan beranjak duduk di samping putriku yang, omong-omong, tengah memakan panekuknya dengan penuh lahap.
"Selamat pagi juga," kataku padanya.
Ketika aku meliriknya, aku menyadari dia masih menatapku.
"Apa?" tanyaku padanya.
"Tidak apa-apa. Hanya saja, ini pertama kalinya aku melihatmu mengenakan pakaian yang nyaman setelah sekian lama," jawab Lisa.
Aku melihat matanya bergerak turun ke bagian dadaku, dan dari sorot matanya aku tahu dia memperhatikan aku tidak memakai apa pun di balik piyamaku.
Dan mengapa itu memengaruhiku?
Saya melihat Lisa menelan ludah ketika dia menyadari apa pun yang tersembunyi di baliknya mulai menjadi lebih jelas.
"Kenapa AC dinyalakan sepagi ini?" Aku mencoba bersikap tenang dan pergi ke lemari es untuk mengambil jus jeruk.
"Yah, putrimh tidak terbiasa dengan iklim di sini. Dia mengeluh tentang betapa panasnya udara di sini saat bangun tidur, jadi aku memutuskan untuk menyalakan AC sepenuhnya." Lisa menjelaskan.
"Hmm," gumamku sambil minum jus.
"Kenapa? Apakah ini memengaruhimu?" Lisa bertanya padaku dan aku tidak ingin apa-apa selain menyiramkan sisa jus jeruk ke wajahnya hanya untuk menghilangkan seringai bodohnya.
Aku memutar mataku sebelum berjalan pergi.
"Aku akan berkemas. Kau siapkan Ella saat dia selesai makan," kataku lalu kembali ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heiress and The Bodyguard [JENLISA]
ActionLalisa Manoban Seorang agen, dan bukan sekadar agen biasa. Dia adalah yang terbaik dari yang terbaik, berikan dia misi dan harapkan tingkat keberhasilan 100%. Kegagalan bukanlah pilihan. Dia telah membunuh banyak orang, dan menyelamatkan banyak oran...