-------------
---------------Author pov
Ketika Lisa menutup telepon, Jennie mencoba untuk fokus mengemudi, tetapi dia tidak dapat mengendalikan tangannya yang gemetar dan air mata yang mengalir tanpa henti dari matanya. Kenangan tentang percobaan penculikannya beberapa tahun yang lalu muncul kembali dan dia takut akan hal terburuk.
Bagaimana jika Lisa tidak bisa menyelamatkanku? Bagaimana jika dia terlambat? Bagaimana dengan Ella? Dia masih terlalu muda untuk kehilangan ibunya! guman jennie
Itulah pikiran-pikiran yang ada di benaknya. Namun, dia berusaha sekuat tenaga dan tetap mengemudi seolah-olah hidupnya bergantung padanya, yang memang benar adanya. Dia tidak tahu berapa kali dia berteriak karena dia hampir bertabrakan dengan mobil-mobil yang datang.
Ketika jennie melihat gedung mereka, dia merasakan secercah harapan karena dia tahu dia akan aman begitu dia berada di dalam gedung. Dia menginjak pedal gas dengan harapan dia akan punya cukup waktu untuk menaiki lift dan mengunci gedung sebelum pengejarnya menangkapnya. Dia melihat ke kaca spionnya dan melihat dia telah memperoleh jarak yang cukup untuk melakukan apa yang Lisa minta.
Jennie dengan cepat membelokkan mobilnya ke kanan dan langsung menuju ruang bawah tanah. Ia berteriak ketika mobilnya menabrak pembatas jalan, tetapi ia tidak berhenti di situ. Ia langsung menuju lift pribadinya dan menekan tombol lift tanpa henti, berharap lift bisa melaju lebih cepat. Ia mendengar mobil pengejarnya memasuki ruang bawah tanah tepat saat pintu liftnya tertutup. Ia merasa perjalanan liftnya sangat lama sebelum ia mencapai lantainya.
Begitu masuk ke dalam kantornya, Jennie segera memasukkan kode pada papan angka lift untuk menonaktifkannya. Untuk pertama kalinya, ia melihat bagaimana lampu di dalam lift mati, menandakan bahwa ia melakukannya dengan benar.
Dia berlari ke mejanya dan segera membuka laci kedua, melempar semua kertas dan berkas agar dia bisa meraih tombol darurat yang tersembunyi di dalamnya. Ketika dia merasakan tombol itu di ujung jarinya, dia menekannya dan menunggu sesuatu terjadi. Beberapa detik kemudian, Jennie mendengar alarm, dan semua lampu di lantai dimatikan, lalu lampu darurat mulai menyala satu per satu. Dia juga mendengar beberapa suara logam dan untuk pertama kalinya, sekali lagi, dia melihat dinding baja yang disebutkan Lisa beberapa waktu lalu. Dinding itu mulai mengelilingi dinding kantornya, dan entah bagaimana, itu membuatnya merasa lebih aman.
Beberapa menit telah berlalu dan yang dapat didengarnya hanyalah bunyi detak jam dindingnya, begitu memekakkan telinga keheningan itu. Namun, selain bunyi detak itu, Jennie mendengar suara lain, seperti ada sesuatu yang meleleh. Matanya terbelalak dan ia melihat ke dinding baja. Dari sisinya, ia tidak dapat melihat sesuatu yang mencurigakan, tetapi bagaimana dengan sisi lainnya?
Jennie buru-buru menyalakan komputernya dan melihat CCTV, dan ya, beberapa pria berpakaian lengkap mengelilingi tembok dan salah satu dari mereka menyemprotkan bahan kimia ke dinding baja dan dia bisa melihat bagaimana dinding itu meleleh begitu cepat.
"Apakah mereka sudah merencanakan semuanya?" Jennie jadi berpikir gimana orang-orang ini bisa tahu kalau kantornya ada tembok baja buat perlindungan.
Perhatiannya beralih dari monitor ke liftnya ketika dia melihat lampu di lift menyala. Jantungnya berdetak cepat tetapi dia tahu tidak ada seorang pun yang bisa mengaksesnya selain-
"Lisa," bisiknya saat melihat Lisa dari monitor sedang berdiri di ruang bawah tanah, menunggu liftnya turun.
Tentu saja, badan keamanannyalah yang memasang semua alat pengaman di gedung ini, hanya saja mereka juga bisa mengendalikannya meskipun dia sudah menonaktifkannya.
Hanya dengan memikirkan Lisa sudah ada di dekatnya saja sudah membuatnya merasa aman. Namun, itu hanya berlangsung sebentar sampai akhirnya...
Booom
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heiress and The Bodyguard [JENLISA]
AçãoLalisa Manoban Seorang agen, dan bukan sekadar agen biasa. Dia adalah yang terbaik dari yang terbaik, berikan dia misi dan harapkan tingkat keberhasilan 100%. Kegagalan bukanlah pilihan. Dia telah membunuh banyak orang, dan menyelamatkan banyak oran...