S2- 2

1K 99 2
                                    

-----------
-----------------

---------------------
---------------------

Jennie pov

"Mommy, hari ini mommy akan mengantarku ke rumah grandma?" tanya anak perempuanku saat kami sedang sarapan.

Aku menyeruput teh dari cangkirku sebelum menjawabnya. "Maaf, Sayang, tapi mommy harus pergi lebih awal hari ini. Bambam yang akan mengantarmu," kataku padanya.

"Lalu siapa yang akan menyetir kalau Bambam bersamaku?" tanyanya lagi sambil mengunyah makanannya.

"Sayang, sudah mommy bilang jangan bicara saat mulutmu penuh," kuusap butiran makanan di bibir sampingnya dengan ibu jariku.

Putriku dan aku tinggal di apartemen lamaku. Yah, kemungkinan besar apartemen lamaku dan Lisa. Aku merenovasi apartemen kami sehingga hanya menjadi satu apartemen. Ella menggunakan kamar tidur lamaku dan Aku menggunakan kamar Lisa. Barang-barangnya masih di sana, aku tidak mengubah apa pun kecuali lemari pakaiannya, aku meletakkan barang-barangku di sana.

Aku tidak bisa meninggalkan apartemen lama kami. Apartemen itu menyimpan begitu banyak kenangan tentang kami.. tentangnya.. kamar tidurnya telah menjadi tempat perlindunganku selama beberapa tahun terakhir ini... Aku tahu bahwa dengan melakukan ini, aku tidak akan bisa melupakannya. Mungkin aku benar-benar tidak ingin melupakannya... Aku ingin mengingatnya, setiap hal tentangnya.. dan bahkan jika aku ingin, aku tidak bisa. Karena aku melihatnya setiap hari, melalui putri kami.

Meskipun Ella mirip denganku, dia punya beberapa tingkah laku yang mengingatkanku pada Lisa. Seperti bagaimana dia mengunyah makanannya di satu sisi, bagaimana dia menyeringai, dan bagaimana dia akan menatapku terlebih dahulu sebelum menoleh setiap kali aku menarik perhatiannya.

Aku mengaduk susunya sebelum mendorongnya ke samping piringnya.

"Habiskan susumu agar kita bisa pergi sekarang," kataku padanya. Ella meraih gelas dengan tangan mungilnya lalu meminum susunya.

Aku mengambil piring-piring kami dan menaruhnya di mesin pencuci piring. Aku mengelap meja lalu menatap Ella. "Sudah selesai minum susu?"

Dengan bangga dia membalikkan gelas, menunjukkan padaku bagaimana dia menghabiskan susunya. "Selesai!"

"Bagus sekali, sayang! Biar mommy beri hadiah!" Aku menghujaninya dengan ciuman dan apartemen itu dipenuhi tawa.

-----------------------

"Nona Kim, apakah kami harus menjemput putri Anda atau dia akan menginap di rumah Nyonya besar?" tanya Bambam saat aku pulang kerja.

"Bam, berapa kali aku harus bilang padamu untuk memanggilku 'Jennie'? Kau sudah bersamaku selama bertahun-tahun. Berhentilah bersikap dingin dan acuh tak acuh di dekatku," kataku padanya.

"Maaf, tapi saya tidak bisa melakukan itu. Anda bos saya," jawabnya.

"Kau bekerja untukku, kan, tapi aku bukan bosmu. Bosmu tidak ada di mana-mana," desahku saat mengatakan itu.

Bambam menatapku dari kaca spion sebelum kembali menatap jalan.

"Maafkan saya," kudengar dia berkata.

"Apa yang kamu minta maaf? Ini bukan salahmu atau semacamnya," kataku padanya.

"Saya minta maaf karena tidak dapat menemukannya, meskipun kami telah berupaya keras untuk menemukannya," kata Bambam.

Aku menarik napas dalam-dalam sebelum menjawabnya. "Aku tahu kalian sudah berusaha sebaik mungkin, tetapi kita benar-benar tidak bisa menemukan seseorang yang tidak ingin ditemukan."

The Heiress and The Bodyguard [JENLISA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang