27

793 69 0
                                    

____________________
____________________

Lisa pov

Setelah pesta, aku tinggal sebentar untuk minum lagi. Apa yang terjadi di lantai dansa masih terus terputar di kepalaku.

Seperti apa tatapan matamu padaku, Jennie? Kenapa kau tidak mendorongku? Kalau saja musiknya tidak berhenti, apakah kau akan membiarkanku menciummu?

Aku merasa kita semakin menjauh. Aku ingin tahu hal-hal yang ingin dia katakan padaku, tetapi tidak bisa, entah karena alasan apa.

Aku menghabiskan minumanku lalu memutuskan untuk pulang. Malam ini sangat panjang, dan aku tidak akan pernah mendapatkan jawabannya di sini.

Aku berjalan ke mobil dan kembali ke apartemen.

Aku hendak membuka pintu ketika kudengar bunyi lift.

Hanya ada dua penyewa di lantai ini, Jennie dan aku. Jadi lift hanya bisa di akses aku dan Jennie di lantai ini...

"Jennie," kataku lirih saat melihatnya keluar dari lift.

Dia berhenti sejenak lalu meneruskan berjalan menuju pintunya.

"Kamu baru saja pulang juga?" Kudengar dia berkata.

"Ya, aku mampir sebentar setelah pesta," jawabku.

"Hmm..." dia hanya bersenandung.

"Jadi.. uhmm.. selamat malam Jennie," kataku ketika aku hendak memasuki apartemenku ketika dia berhenti.

"Kau mau masuk ke dalam? Kau tahu, untuk mengobrol atau semacamnya," katanya tiba-tiba.

Dan siapakah aku yang berani menolaknya?

"Tentu," kataku lalu menutup pintu.

Aku masuk ke apartemennya lalu dia menutup pintu.

Dia duduk di salah satu sofa dan aku melakukan hal yang sama, di seberangnya.

"Kamu mau minum?" Dia menawarkan, tapi aku menolak.

"Jadi... kukira kau akan menginap di rumah orang tuamu? Aku melihatmu pergi bersama mereka tadi," tanyaku.

"Ya, kami berangkat bersama, tetapi aku pergi ke rumah sakit. Kai baru saja menjalani operasi sore ini dan aku pergi untuk menjenguknya," jawabnya.

"Bagaimana keadaannya?" tanyaku padanya. Bukannya aku khawatir dengan kekasihnya, tapi menurutku itu wajar saja untuk ditanyakan setelah apa yang kulakukan padanya.

"Dia berhasil.." katanya.. lalu kami terdiam lagi untuk beberapa saat.

Aku melihatnya bermain dengan jari-jarinya, dia hanya melakukan itu ketika dia gugup saat dia masih muda.

Kapan dia menjadi gugup di dekatku?

"Apa yang membuatmu gugup, Nini?" tanyaku padanya. Dia tidak pernah gugup, dia wanita paling percaya diri yang kukenal.

"Uhmmm... jadi Kai dan aku sudah bicara tentang... hal itu.. kau tahu, perselingkuhannya.. dan dia menjelaskan sisi dirinya dan meminta maaf.." katanya.

"Dan tentu saja kamu menerimanya," aku menyelesaikan apa yang dikatakannya.

Jika tidak, dia tidak akan mengunjunginya di dini hari begini.

"Dia bilang dia minta maaf, dan dia tidak akan melakukannya lagi.. dia bilang dia akan menebus kesalahannya setelah dia keluar dari rumah sakit.."

Baiklah, mungkin aku harus melakukan sesuatu agar dia tidak keluar lagi..

"Aku mengerti.." kataku.

"Lisa," kudengar dia memanggilku.

Aku mendongak ke arahnya dan melihatnya sedang menatapku. Aku menunggu dia melanjutkan apa yang hendak dikatakannya.

The Heiress and The Bodyguard [JENLISA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang