------------------------------
------------------------------“Mommy! Lihat apa yang aku gambar!” kata Ella sambil berlari ke arah mejaku.
Eomma dan Appaku pergi berlibur dan karena aku tidak merasa nyaman dengan putriku yang hanya tinggal bersama maid, aku membawanya ke kantor. Dan meskipun terkadang dia bisa sangat memaksa untuk mendapatkan perhatianku, Aku lebih suka dia di sini bersamaku daripada di tempat lain.
"Bagus sekali, Sayang! Kamu semakin jago! Sekarang lanjutkan saja apa yang sedang kamu lakukan dan mommy akan bekerja di sini, oke?" kataku padanya dengan harapan dia akan terus bermain dan berhenti menunjukkan semuanya padaku setiap menit.
Jangan salah paham. Aku sangat mencintai putriku. Dia adalah hidupku, dia adalah kebahagiaanku. Namun, terkadang sangat melelahkan ketika aku benar-benar harus fokus dengan pekerjaanku dan dia akan mendatangiku untuk menunjukkan mahakaryanya. Tentu saja, aku akan melihat mereka dan membuatnya merasa bahwa aku menghargai hasil karyanya, selain dari aku benar-benar menghargainya, aku tidak ingin dia merasa tidak dihargai.
"Oke!" Dia berlari kembali ke tempat kerjanya yang kecil, yang pada dasarnya hanya berupa meja sudut dan sofa.
Aku tidak tahu sudah berapa menit atau jam berlalu, tetapi aku tahu aku telah membaca banyak e-mail dan laporan ketika aku menyadari putriku sudah berhenti mengganggu. Ketika aku melihatnya, aku melihat kepalanya bersandar di meja sementara dia masih memegang sepotong krayon.
Dia tertidur saat mewarnai.
Aku menghampirinya untuk melihat apakah dia benar-benar tidur. Aku tersenyum sebelum menggendongnya dan membaringkannya di sofa. Aku menaruh selimut di atasnya dan memposisikannya dengan nyaman.
"Es krim," kata Ella.
Aku menatapnya hanya untuk melihat dia masih tidur.
Dia pasti sedang memimpikan es krim.
Aku kembali ke mejaku dan meneruskan pekerjaanku.
Ini sudah menjadi rutinitasku selama bertahun-tahun. Aku menghabiskan hari-hari di kantor dan malam bersama putriku. Ella akan menginap di rumah orang tuaku setiap kali aku bekerja dan aku akan menjemputnya sehingga kami bisa pulang bersama. Selama akhir pekan, kami akan menghabiskan hari Sabtu dan Minggu bersama orang tuaku. Mereka sangat mencintai putriku dan ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersamanya. Aku rasa mereka bahkan memanjakannya, tetapi aku senang putriku tidak tumbuh menjadi anak manja yang angkuh. Dia tetap bersikap hormat dan rendah hati kepada semua orang.
Namun, jangan berpikir bahwa aku telah berhenti bersosialisasi dengan orang lain dan hanya menghabiskan seluruh waktuku dengan putriku. Ada beberapa malam di mana aku masih bertemu dengan teman-temanku, atau beberapa pria yang mengajak aku makan malam. Aku hanya tidak ingin bersikap kasar dan langsung menolak tawaran mereka, tetapi aku selalu memastikan bahwa makan malam itu adalah yang pertama dan terakhir karena satu-satunya fokus ku sekarang adalah putri ku.
Namun lain ceritanya jika menyangkut Kai.
Ya, Kai.
Aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya, tetapi dia berusaha keras untuk mendapatkan hati putri ku. Dia kadang-kadang pergi ke rumah orang tuaku dan menghabiskan waktu dengan Ella, tentu saja dengan orang tuaku yang mengawasi mereka. Dia sangat jujur dengan niatnya, mengatakan bahwa dia ingin memenangkan aku lagi dan menjadi figur ayah bagi Ella, dan dia berjanji untuk memperlakukan Ella seperti anaknya sendiri.
Sungguh aku tidak peduli, apa pun niatnya.
Sejak awal, aku sudah menjelaskan padanya bahwa aku tidak ingin ada hubungan apa pun dengannya. Aku membencinya dan seluruh keberadaannya. Aku tidak percaya aku begitu mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heiress and The Bodyguard [JENLISA]
ActionLalisa Manoban Seorang agen, dan bukan sekadar agen biasa. Dia adalah yang terbaik dari yang terbaik, berikan dia misi dan harapkan tingkat keberhasilan 100%. Kegagalan bukanlah pilihan. Dia telah membunuh banyak orang, dan menyelamatkan banyak oran...