_____________________
_____________________
Lisa pov
Aku baru saja selesai mandi cepat setelah berbicara dengan Tuan Kim. Besok adalah hari Minggu dan aku merasa perlu untuk mengambil cuti, aku perlu melepaskan diri dari semua ketegangan yang kurasakan terutama ketika aku mengingat Jennie dengan pria itu.
Aku mendesah sambil mengeringkan rambutku. Mungkin sebaiknya aku menelepon Seulgi dan minum sepanjang malam. Ya, itulah yang akan kulakukan besok.
Aku mengambil kemeja longgar putih dan celana joging longgar untuk dikenakan malam ini ketika aku mendengar ketukan pelan di pintu.
tok
tok
tokSiapakah orangnya?
Aku pergi ke pintu mahoni modern dan terkejut melihat Jennie berdiri di luar pintu kamar tidurk. Seperti aku, dia baru saja selesai mandi karena rambutnya masih basah dan dia tampak seperti siap untuk tidur. Dia tampak gelisah dan gugup saat berdiri di sana.
"Jennie? Kenapa kamu di sini? Apa semuanya baik-baik saja?" tanyaku khawatir.
"Boleh aku masuk?" tanyanya lembut sambil memainkan ibu jarinya.
Baru saja kau terlihat seperti kucing yang sedang marah dan bahkan tidak bisa menatap mataku dan sekarang kamu ingin masuk ke kamar tidurku? Tidak mungkin! ucapku dalam hati
"Tentu saja," kataku sambil membuka pintu lebih lebar, tanda bahwa dia dipersilakan masuk.
Dia masuk ke dalam dan aku menutup pintu. Kamar tidurku persis di sebelah kamarnya, karena Tuan Kim ingin aku selalu dekat dengannya. Kalau mereka mengizinkan, aku rela tidur di kamarnya! Hihihi bercanda
Ini bukan pertama kalinya dia masuk ke kamarku. Setiap kali dia bosan dan tidak punya rencana, dia selalu pergi di kamarku, dia bilang dia suka caraku menata barang-barangku dan dia juga suka bau spreiku.
Apakah maid menggunakan sabun cuci dan pelembut kain yang berbeda untuk setiap sprei?
"Jadi? Apa yang membawamu ke sini? Bukankah sebaiknya kau beristirahat sekarang?" tanyaku padanya. Dia masih berdiri di dekat pintu sementara aku duduk di tempat tidurku. Aku mengetuk tempat tidurku untuk memberi isyarat padanya agar duduk di sampingku dan dia pun menurut.
"Aku cuma mau minta maaf atas sikapku beberapa waktu lalu," katanya lembut lalu menatap mataku.
"Aku tahu aku sudah melewati batas saat aku menanyaimu, padahal sebenarnya kau hanya melakukan apa yang harus kau lakukan. Aku seharusnya tidak melakukan itu.. hanya saja emosiku sedang kacau dengan apa yang terjadi.. Maafkan aku karena bersikap kasar padamu, Lisa." Dia menjelaskan lalu meraih tanganku.
Tentu saja aku senang dan bersemangat di saat yang sama, jadi aku memegang tangannya juga.
"Tidak apa-apa, Jennie. Aku mengerti. Kamu tidak seharusnya meminta maaf," kataku sambil tersenyum padanya.
Dia tersenyum padaku, tetapi aku bisa melihat bahwa dia masih belum baik-baik saja. Mungkin dia masih syok atau apalah.
"Jadi, apa yang dikatakan Dr. Park? Apakah dia memberimu obat atau semacamnya?" tanyaku padanya.
"Ya, dia memberiku pil relaksasi untuk menenangkan sarafku dan membantuku tidur lebih nyenyak malam ini, tetapi aku tidak ingin bergantung pada pil," jelasnya. Aku mengerti maksudnya, aku juga tidak ingin bergantung pada apa pun.
"Segelas susu hangat bisa membantu, Nona Kim," kataku padanya.
"Kau tahu aku tidak minum susu, Lisa-yah. Kau sedang menggodaku?" katanya sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heiress and The Bodyguard [JENLISA]
ActionLalisa Manoban Seorang agen, dan bukan sekadar agen biasa. Dia adalah yang terbaik dari yang terbaik, berikan dia misi dan harapkan tingkat keberhasilan 100%. Kegagalan bukanlah pilihan. Dia telah membunuh banyak orang, dan menyelamatkan banyak oran...