28

1.1K 110 2
                                    

____________________
____________________

Lisa pov

Wedding day

Aku sedang duduk di tempat tidurku, menatap undangan pernikahan itu. Aku ingat betapa canggungnya saat Jennie menyerahkan undangan itu kepadaku secara langsung dengan mendatangi agensi.

*Flasback*

Aku sedang membaca beberapa laporan dari perusahaan kami di Thailand ketika aku mendengar ketukan pelan dari pintu.

"Masuklah," kataku tanpa mendongak.

Kudengar pintu terbuka dan langkah kaki mendekati mejaku. Aku tetap tidak menoleh dan hanya menunggu sekretarisku menyerahkan kopi yang kuminta tadi.

"Lisa," kudengar dia berkata.

Tiba-tiba aku mendongak, aku tidak menyangka dia akan mengunjungiku setelah pertengkaran kecil kami tadi.

"Jennie. Silakan duduk," aku memberi isyarat ke salah satu kursi di depan mejaku.

"Jadi, apa yang membawamu ke sini?" tanyaku padanya.

"Kenapa? Aku tidak boleh mengunjungi sahabatku lagi?" tanyanya balik.

"Kau tahu, bukan itu yang ingin kukatakan," kataku padanya.

"Aku tahu. Maaf karena mengatakan hal seperti itu. Jadi uhmm.. Aku hanya lewat untuk memberikan ini kepadamu secara pribadi," dia lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Ketika aku melihatnya, aku langsung tahu apa itu.

Mungkin Jennie menyadari aku ragu menerimanya, jadi dia mendorong amplop itu ke meja kantorku.

"Akan sangat berarti bagiku jika kau bisa datang, Lisa. Kamu telah menjadi bagian dari hidupku, kita telah berbagi banyak momen dan kenangan penting.. Kumohon, aku butuh kau di sana, aku butuh sahabatku di sana," lalu dia berdiri.

"Aku akan menemuimu di sana, Lisa. Selamat tinggal," lalu dia keluar dari kantorku.

* Flasback off*

Aku mendesah..

Jadi beginilah Jennie.. setelah malam ini, aku harus melupakanmu, semua tentangmu.. tawamu, senyummu, bagaimana kau gelisah ketika gugup, bagaimana kau mengernyitkan hidung ketika mendengar sesuatu yang menyebalkan, bagaimana kamu mencium bau, bagaimana kamu berjalan, bagaimana suaramu terdengar..

Aku harus pergi dari tempat ini.

Thailand. Ya, mungkin lebih baik jika aku tinggal di Thailand untuk sementara waktu.. untuk menjauh darinya, agar aku bisa melupakan segalanya tentangnya..

Aku berdiri dari tempat tidur dan melihat diriku di cermin. Aku memotong pendek rambutku dua minggu lalu.. dengan kesibukanku beberapa bulan terakhir ini dan aku hampir tidak punya waktu untuk diriku sendiri, rambutku selalu berantakan dan tidak terawat, itu sebabnya aku memutuskan untuk memotongnya pendek.

Rambut baru, kehidupan baru..

Aku telah memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

"Ayo, Lisa. Satu malam lagi saja. Setelah malam ini, kau bisa mengutamakan kebahagiaanmu sendiri, tanpa memikirkan siapa pun.. tanpa memikirkan Jennie.."

Hanya memikirkan meninggalkan Jennie dan tidak melihat kecantikannya saja sudah membuat hatiku sakit tak terkira. Aku merasa seperti ada jarum-jarum kecil yang menusuknya, perlahan dan dalam.

"Apalagi kalau beberapa jam lagi aku melihatnya berjalan menuju altar.."

Bisakah aku benar-benar menerimanya? Bisakah aku benar-benar melihatnya berjalan menuju altar, berjalan langsung ke pelukan kekasihnya yang selingkuh? Bisakah aku mendengar mereka mengucapkan janji pernikahan? Bisakah aku melihat Jennie berbagi ciuman pertamanya sebagai istri Kai?

The Heiress and The Bodyguard [JENLISA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang