BAB 12 [ Tuan Kim ]

414 59 5
                                    

Pagi-pagi buta, suasana yang seharusnya masih tenang di rumah berubah menjadi riuh di kamar si bungsu, Ni-ki. "Hyung! Lepasin Ni-ki, sesak napas loh ini!" seru Ni-ki sambil meronta-ronta mencoba melepaskan diri dari pelukan Jay yang erat. Matanya yang masih setengah terpejam tak bisa menutupi rasa frustasi, apalagi saat dia sadar kalau tubuhnya juga terhimpit oleh Heeseung yang tidurnya tidak kalah nyenyak.

"Jake Hyung!" rengek Ni-ki, suaranya semakin tinggi, berharap sang kakak lain, Jake, akan menolongnya dari situasi ini. Namun, Jake malah hanya menggumam dalam tidurnya, tak terganggu sedikit pun oleh keributan. Ni-ki semakin gelisah, berusaha membangunkan siapa saja yang bisa menyelamatkannya dari pelukan maut Jay dan Heeseung yang terus menghimpit tanpa ampun.

Untung saja Dewi Fortuna berpihak pada Ni-ki, tepat saat Sunghoon muncul dengan wajah yang penuh keterkejutan melihat kondisi adik kecilnya. "Heh, goblok! Liat tuh Ni-ki, udah kayak ayam penyet kalian himpit gitu!" seru Sunghoon sambil buru-buru membantu Ni-ki yang terjebak di antara kedua kakaknya. Dengan cepat, ia menggeplak kepala Jay dan Heeseung secara bergantian, meskipun keduanya masih setengah sadar, tak paham apa yang terjadi.

Ni-ki akhirnya berhasil dibebaskan, meski tubuhnya lemas dan wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Dia menghirup napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Aduh, Hyung... kalian mau bikin Ni-ki mati muda apa?" keluhnya dengan suara serak, sementara Jay dan Heeseung hanya mengusap kepala mereka yang baru saja dihantam Sunghoon, masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Sunghoon mengajak Ni-ki turun ke bawah, meninggalkan dua kakaknya yang masih belum sepenuhnya sadar dari tidur mereka. Sementara itu, Jay tiba-tiba terbangun sepenuhnya dan menyadari situasi. "Loh, Hyung! Kok tidur di sini juga!" katanya heboh, sambil menjauhkan dirinya dari Heeseung. Heeseung yang masih setengah mengantuk hanya menguap dan menjawab dengan santai, "Oh, tadi malam Jungwon tiba-tiba masuk ke kamar Hyung. Marah-marah dia diusir sama lu, Jay. Ya gue gak terima lah, secara udah lama gak tidur bareng Ni-ki. Jadi ya gue susul deh kemari."

Jay melongo mendengar penjelasan kakaknya yang begitu enteng. "Jadi Hyung ninggalin Jungwon sendirian dong?" tanyanya dengan nada terkejut. Heeseung hanya mengangguk santai, tanpa rasa bersalah sedikit pun. Kasihan sekali Jungwon, pertama diusir dari kamar oleh Jay, dan sekarang ditinggalkan begitu saja oleh Heeseung. Jay hanya bisa menghela napas, membayangkan Jungwon yang mungkin sedang merutuk sendirian di kamarnya.

Ni-ki berjalan masuk ke ruang makan dan langsung melihat Jungwon yang tengah asyik menyantap sarapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ni-ki berjalan masuk ke ruang makan dan langsung melihat Jungwon yang tengah asyik menyantap sarapannya. Senyum lebar menghiasi wajahnya, ia pun duduk di samping Jungwon tanpa ragu. "Jungwon Hyung, kita jadi ke pantai hari ini, kan?" tanya Ni-ki dengan semangat yang meluap. Namun, Jungwon hanya terdiam, matanya berkedip-kedip beberapa kali seolah baru menyadari sesuatu. Ya, dia lupa tentang janji itu. Ni-ki menunggu dengan harapan di matanya, tetapi Jungwon tetap terdiam dengan wajah sedikit bingung.

Jake yang memperhatikan percakapan itu, akhirnya membuka suara, "Ke pantai? Kok Hyung nggak tahu apa-apa, Ki? Sunoo, Sunghoon, kalian tau soal ini?" tanyanya sambil menatap keduanya bergantian. Sunoo dan Sunghoon hanya menggeleng, menunjukkan bahwa mereka juga tidak tahu apa-apa. Ni-ki tak menyerah begitu saja, "Jungwon Hyung yang bilang tadi malam, ya harus jadi dong!"

The Innocent Heir | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang