11. Dianter pulang?

637 74 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa tersenyum miring seraya gelengkan kepalanya tak habis pikir, selama dekat dengan Putra satu hal yang Dewa tahu adalah Putra terkadang sulit di baca pikirannya, oleh karena itu ketika Putra berkata demikian, Dewa jelas tak mengerti apa yang Pu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa tersenyum miring seraya gelengkan kepalanya tak habis pikir, selama dekat dengan Putra satu hal yang Dewa tahu adalah Putra terkadang sulit di baca pikirannya, oleh karena itu ketika Putra berkata demikian, Dewa jelas tak mengerti apa yang Putra sendiri maksudkan.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat sekian menit, Dewa sudah pamit lebih dulu pada yang lainnya untuk segera pulang, tanpa ia sadari bahwa Putra juga mengekorinya.

Nampaknya Dewa lupa kalau Putra memang tidak pernah main-main soal perkataannya, kalau pemuda itu sudah berkata A maka A itu sendirilah yang sudah pasti akan terealisasikan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putra tidak akan tahu bagaimana senang nya Dewa atas semua yang sudah Putra lakukan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putra tidak akan tahu bagaimana senang nya Dewa atas semua yang sudah Putra lakukan padanya.

Dan Dewa juga tidak akan tahu kalau sebenarnya Putra mengantar Dewa bukan benar-benar ingin mengantar yang sebenarnya.

Ada alasan lain di balik itu semua.

- Dewa POV end -

Begitu melihat story WhatsApp yang kekasihnya itu buat, Putra sesap kembali rokok di tangannya, menoleh sekilas untuk lihat Radif yang tengah berbaring di kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu melihat story WhatsApp yang kekasihnya itu buat, Putra sesap kembali rokok di tangannya, menoleh sekilas untuk lihat Radif yang tengah berbaring di kasurnya.

Alasan Putra mengajak Dewa untuk pulang bersama yaitu karena apartemen Dewa ternyata memang sejalan dengan rumah Radif, jaraknya juga tidak terlalu juah, lumayan untuk teman pulang pikirnya.

Sial! Putra sebenarnya enggan untuk datang kemari, tapi juga ia tidak tega untuk ingkari janji dengan sang kekasih.

Tak lama handphone miliknya berbunyi, tunjukan pesan dari Raden yang bertanya soal hubungannya.

Iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya.

Secinta itu sampai rasanya mau mati, kalau Raden sudah gunakan kata lo-gue padanya sudah di pastikan bahwa pemuda yang satu tahun di bawahnya itu kali ini benar-benar kesal.

Ya bagaimana? Putra tidak akan bisa semudah itu untuk melepaskan Radif, apalagi jika mengingat bagaimana dulu dirinya susah setengah mati mendapatkan laki-laki cantik itu, tapi bukan soal itu, yang paling utama yaitu karena Putra memang benar-benar masih menyayangi Radif sendiri.

>>>>>

Ayo gapapa maki-maki aja si Putra itu, emang agak ngeselin orangnya!

Kali ini beneran see youu!!


[END] MahaDewa || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang