39. 1st Anniversary

676 71 12
                                    

Tak terasa hubungan mereka kini sudah menginjak tepat di tahun pertama, kalau mengingat bagaimana dulu hingga berada di titik sekarang ini Dewa sudah sangat bersyukur, apalagi jika mengingat bagaimana bayangan soal ia yang di hantui oleh perselingkuhan tepat di tahun pertama menjalin hubungan sudah tidak Dewa rasakan, karena sekarang kekasihnya ini memang benar-benar tipikal orang yang setia.

"Ciee udah setahun nih kita."

Memang pada dasarnya Mahaputra Sadewa ini orangnya jahil sedari dulu bertemu, jadi sampai saat ini pun masih tetap akan seperti itu.

Dewa tertawa dalam menanggapinya, balas pelukan Putra setelah ia menggodanya. "Rasanya bakal tetep sama gak? Kamu gak bakal ninggalin aku?"

"Gak tau deh, kalo lagi sibuk ya pasti bakal ninggalin kamu, apalagi kalo kamu nya ngebo."

Pukulan jelas saja kembali Putra dapatkan, "bukan itu!"

Putra tertawa setelahnya, menggoda Dewa memang menyenangkan sekali, karena itu ia tidak akan bosan untuk menggoda Dewa seumur hidupnya nanti.

"Gak bisa janji, tapi aku buktiin aja kalo aku gak akan ninggalin kamu. Kayak kata kamu waktu itu, aku masih inget banget, kamu bilang.. 'orang setia dan tulus bakal ketemu juga sama orang yang setia juga tulus sama kita' dan aku paham kalo orang itu ya kamu."

Dewa tersenyum ketika mendengarnya, ia bahagia sebab Putra masih dengan baik mengingat perkataanya waktu itu.

"Kamu gapapa punya mertua kayak Ibu nanti?"

Putra terkekeh, "asal kamu anaknya ya gas aja, yang hidup sama aku kan kamu, selagi kita gak makan hati dan tetep berbakti sebagai anak ya gak masalah."

Dewa cebikan bibirnya, merasa sedih sebab Putra tidak bisa di perlakukan selayaknya Dewa di perlakukan di keluarganya.

Untung saja Ayah tak sama, laki-laki yang dulu sempat ia taruh rasa benci karena dibumbui oleh perkataan Ibu nyatanya yang paling mengerti Dewa, yang nyatanya tak seburuk apa yang Ibu gambarkan di setiap perkataan dalam curhatannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Beberapa jam setelahnya -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Beberapa jam setelahnya -

Dewa menangis ketika lihat Putra kini tertidur lelap di sampingnya, hatinya sedih ketika mengingat bagaimana sang Ibu yang sekarang sudah terlihat busuk hati nya pada sang kekasih.

Salah apa?

Padahal Putra selalu bersikap baik pada Ibu, padahal Putra selalu dengarkan Ibu bercerita saat mereka berkunjung kesana.

Padahal Putra selalu mengingat Ibu ketika mereka selalu berpergian hanya untuk bawakan Ibu oleh-oleh.

Tapi kenapa sikap Ibu seolah-olah Putra adalah musuhnya sendiri?

Ibu itu sangat berbanding terbalik dengan Mami, kalau Mami selalu vokal atas apa yang ia mau, tidak pernah berbeda antara ucapan juga perbuatan.

Sedangkan Ibu sendiri, ketika Dewa berkunjung bersama Putra, Ibu memang mengatakan bahwa ia tak masalah di belikan apapun, tapi ketika mereka sampai, makanan yang mereka bawa selalu di komentari habis-habisan, harusnya enak ini, enak itu, kenapa beli ini, sayang uang, dan hal-hal lainnya.

Itulah kenapa Dewa selalu bertanya apakah Putra tidak akan lelah? Apakah Putra akan pergi darinya?

Dan Putra selalu punyai jawaban bahwa ia tidak akan lelah karena tujuan Putra ya memang adalah Dewa, kalau ia cinta maka ujian dalam mencintai Dewa lewat Ibu Dewa sendiri akan Putra hadapi, begitu katanya.

"Aku sayang banget sama kamu." Lirih Dewa sambil coba masuk ke dalam pelukan Putra, buat si empunya jadi membuka mata lalu lihat Dewa yang ternyata kini tengah memeluknya.

Putra tak banyak protes, ia justru dekap hangat Dewa dan lanjutkan tidurnya kembali, tanpa mendengar bahwa Dewa baru saja mengucapkan kata bahwa pemuda Baskara itu begitu menyayanginya.

>>>>>

Ihhh ibuuu, jahat bangett dehh, iri dengki takabur segala macemnya ada di Ibu 🤦🙇

[END] MahaDewa || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang