26. Salah Paham.

1K 98 22
                                    

"Eh mau kemana, Wa." Pertanyaan dari Raden yang kebingungan dengan gerakan tergesa Dewa buat yang lainnya juga ikut sadar bahwa raut wajah Dewa terlihat tidak baik-baik saja saat ini, di tambah dengan Putra yang menyusul tak lama kemudian dengan wajah panik miliknya.

"Balik duluan gue." Lalu setelahnya segera berlalu, tinggalkan mereka yang masih bingung.

"Wa.. dengerin dulu."

Dewa tak menggubris, lepaskan cekalan Putra pada pergelangan tangannya dengan kasar. Lalu tak lama dari itu Radif muncul dengan wajah polosnya, seolah tak pernah berbuat suatu kesalahan sedikit pun.

Janio yang paham ada kesalahpahaman yang terjadi antara Dewa juga Putra anggukan kepala, bermaksud mengizinkan Putra untuk pergi menyusul Dewa. Karena itu Putra segera berlari, tak perduli lagi soal tatapan pengunjung yang menatap dirinya dengan tatapan bertanya.

"Hadeh, gak habis-habis lo kak.. kak! Egois banget dah, gak bisa apa liat orang bahagia dikit doang?" Lemparan pertanyaan sarkas itu buat Radif menatap Raden tak terima.

"Maksud lo apaan? Temen lo aja tuh yang ngerebut Putra dari gue!"

Kata-kata itu jelas membuat mereka yang mendengarnya mendengus lalu dengungkan tawa. "Lah elu yang selingkuh duluan, gimana sih? Tuh selingkuhan lu disini, buta kah mata lu?" Janio lebih dulu suarakan ketidakpercayaan nya atas kata-kata Radif yang tidak masuk akal itu.

"Jangan playing victim dah, kak, gak usah terlalu percaya diri juga, emang dulu Bang Putra bucin mampus, secara gua akuin sih lu cakep, tinggi, putih, siapa yang gak tergila-gila? Tapi Bang Putra juga punya otak kali, meskipun lu cakep kalo gak menghargai dia sebagai pasangan lu, sekejap aja dia bisa lepasin lu!" Janio lalu menoleh pada Roky yang sedari tadi hanya diam, merasa tak perduli.

"Lu juga bang! Bukannya stop malah lanjut sampe ngewe, udah tau kemarin Bang Putra mau baikan, dia nurunin egonya, eh malah lu makan juga pacarnya, bilangin deh sama pacar lu ini, gak usah egois, kalo emang mau sama lu gak usah ganggu hidup orang, nyusahin anjing!"

"Kok jadi gue?!"

"Ya emang elu Rokoyyy ama tu sok kecantikan penyebabnya." Dengus Raden frustasi.

Sedang Remy yang mendengar juga melihat sekaligus bagaimana situasi memanas menelan ludahnya gugup, matanya menatap sekitar yang jelas saja pasti sedikitnya mendengar percakapan mereka ini.

Remy juga paham sekarang, kenapa Raden juga Janio memang tak bisa di pisahkan dan cocok menjadi pasangan, karena ya, mulutnya sama-sama bikin ngelus dada.

"Guys, kayaknya gak baik deh di bahas disini." Ujar Remy sambil meringis ketika mengatakannya.

Sedang dua orang yang di maki oleh Raden juga Janio hanya memasang wajah tak terima, cocok juga karena sama-sama egois dan keras kepala, tak lama mereka pergi secara bersamaan buat ketiganya menatap mereka dengan tatapan tak percaya, begitupula dengan para pengunjung terutama bagi fans Swarna.

Sedangkan kini di dalam taksi yang membawanya menuju apartemennya, Dewa menatap kosong jalanan yang dilewati, ia tidak mengerti perasaan apa yang saat ini tengah menyelimuti hatinya.

Marah, kecewa, sedih tentu saja.

Ia melihat bagaimana dua orang yang sudah berstatus kan menjadi mantan itu bercumbu, sebenarnya Dewa mau mendengarkan penjelasan yang akan Putra berikan untuknya, tapi tidak untuk sekarang, karena rasa kesal lebih mendominasi, dan yang paling besar adalah bagian overthinking yang ada di dalam kepala Dewa.

Apakah Putra masih menyukai Radif?

Kenapa Putra menerima ciuman yang Radif berikan?

Apakah dirinya selama ini hanya pelampiasan seperti yang ia takutkan selama ini?

[END] MahaDewa || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang