23. Perbincangan serius.

1.6K 137 13
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Sebenarnya Dewa memang masih bingung dengan semua yang terjadi secara tiba-tiba baginya ini, meskipun dia juga Putra sudah lebih dulu bersikap layaknya sepasang kekasih sebelum sebuah fakta yang Dewa ketahui.

Dewa masih bingung kenapa tiba-tiba seperti ini?

Dewa butuh penjelasan, dia butuh kepastian yang lebih dari sekedar di jadikan kekasih oleh orang yang ia sukai ini, oleh orang yang kini tengah rebahkan kepala di atas perutnya sembari dipeluk pula.

Jujur, Dewa tidak mau tertipu lagi, jadi sebelum terlalu jauh mereka melangkah, Dewa harus mewanti-wanti, karena ia tidak mau disebut sebagai selingkuhan apalagi pelakor nantinya.

Sejauh ini, Dewa paham kenapa Raden juga teman-temannya yang lain gencar sekali meminta Dewa tak terlalu jauh berhubungan dengan Putra, karena tak lain dan tak bukan karena Putra yang memang masih miliki hubungan dengan Radif.

Meskipun sekarang Putra mengatakan bahwa mereka sudah selesai, Dewa tidak mau di bodohi untuk yang kedua kalinya, dengan begitu ia segera mencari nama Raden untuk bertanya kepastian kembali soal hubungan Putra juga Radif, sebelum nantinya Dewa akan bertanya kembali pada Putra sendiri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

"Merah banget tuh muka, kenapa dah?"

Pertanyaan yang Putra berikan tak mau repot-repot Dewa berikan jawaban, gak mungkin juga dia jawab kalau muka nya merah karena keinget sama 'main kuda-kudaan' yang Raden bilang di kolom chat mereka kan!

"Mau nanya serius." Daripada memikirkan jawaban tentang pertanyaan dari Putra, Dewa lebih memilih benarkan duduknya hanya untuk menatap serius Putra, pemuda yang statusnya belum jelas bagi Dewa sendiri.

Mendengar itu Dewa kini dudukan diri, memperhatikan Dewa yang wajahnya sudah serius, mungkin pemuda itu juga sudah menyiapkan pertanyaan yang katanya serius itu.

"Lo anggep hubungan kita ini apa sebenernya? Lo sadar gak sih sama apa yang udah lo lakuin sama gue? Lo bohongin gue, di saat lo masih punya hubungan sama pacar lo, lo juga ngasih harapan sama gue, bang. Lo memperlakukan gue sebagaimana lo punya rasa, sampe akhirnya 2 minggu kemarin gue bingung, gue sampe gak bisa tidur mikirin salahnya gue dimana, terus tau-tau lo ngerepost story Radif, darisana akhirnya gue sadar kalo gue cuman pelampiasan lo aja pas lagi gak sama Radif. Darisana gue sadar kalo gue gak sepenting itu buat lo, darisana gue sadar kalo lo bohong soal hubungan lo sama gue."

Lancar, semua kalimat yang Dewa tuturkan begitu lancar ia keluarkan, tak ada tangis, padahal dadanya sudah sesak bukan main.

"Terus kemarin, tiba-tiba lo dateng, minta maaf, terus lo bilang lo udah putus. Darisana gue sadar juga kayaknya gue cuman second choise lo aja." Dewa terkekeh sumbang, jelas sekali karena selagi Putra melakukan pendekatannya, ia sama sekali belum putus dengan Radif sendiri.

"Terus sekarang pertanyaanya, lo putus karena apa? Kenapa lo balik ke gue?" Mata Dewa kini menatap lurus kearah Putra, meminta jawaban atas pertanyaan yang ia berikan dan Putra nampak kebingungan dalam menjawabnya.

"Sebelumnya gue mau minta maaf dulu ke lu, Wa, maaf kalo sikap gua selama ini bikin lu sakit, gua paham dan gua akuin gua salah, gua brengsek karena berani-beraninya deketin lu di saat gua masih pacaran sama Radif, dan untuk alasan gua sendiri kenapa putus sama Radif karena emang gua baru sadar, gua terlalu buta karena cinta kemaren, gua terlalu lemah sama bujuk rayu Radif ke gua sampe akhirnya gua luluh lagi, padahal apa yang ada di dalem omongan dia itu bohong semua. Harusnya sedari awal udah gua putusin, tapi waktu itu gua masih denial, gua mikir gua masih sayang sama dia, tapi setelah gua tau dia masih berhubungan sama Bang Roky, gua putusin buat selesai sama dia. Maaf kalo keputusan gua buat ke lu buat lu mikir lu pilihan kedua, Wa. Gua bener-bener minta maaf."

Putra kali ini mendekat, tarik Dewa ke dalam pelukannya, "pasti lu mikir gua mau main-main doang kan? Jawabannya engga, Wa. Gua serius, kalo gua udah ngajak lu pacaran tandanya gua serius sama lu."

Dewa memberut, "emang lo udah sayang sama gue?"

Mendengarnya Putra terkekeh, "udah."

"Bohong! Gak mau percaya."

Putra jauhkan wajahnya hanya untuk melihat Dewa yang kini memberut, "kita deket bukan kemarin pas ngewe aja kali, wa. Berbulan-bulan, darisana emang gak bisa nimbulin perasaan? Apalagi di waktu itu gue sama Radif emang lagi renggang hubungannya."

Dengusan Dewa terdengar setelahnya, memang benar sih, tapi kan.. ah pokoknya Dewa gak akan kecebur dua kali sama lubang kebohongan yang Putra buat, tapi meskipun begitu dia tetep mau nerima Putra buat jadi pacarnya, karena kesempatan gak dateng dua kali, nanti kalo emang Putra nyakitin dia, Dewa bakal balik nyakitin Putra gak kalah besarnya! Liat aja!

>>>>>>

Selanjutnya kisah kasih mereka, dimana Putra yang usaha nunjukkin ke Dewa kalo dia emang serius sama Dewa, bukan cuman main-main apalagi di jadiin pelampiasan.

Gitchuuuu

Next gak?!! Atau See you aja?

[END] MahaDewa || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang