Chapter 49

24 7 3
                                    

Crack! Crack! Crack!

“Bagaimana tuan? Dengan hasil batu yang sudah hancur digenggaman Dandan ini, apakah menurut tuan kekuatan fisik yang Dandan tunjukkan sudah berhasil untuk lulus testnya?” Ucap Gu Dandan dengan wajah semangat saat memperlihatkan hasil batu sebesar genggaman tangan dikedua tangannya yang sudah hancur berubah menjadi butiran halus dan serpihan kerikil kecil kepada tuannya.

“Hmm… Y-yeah, memang kekuatanmu meningkat, tapi masih belum cukup untuk membuat tuan meluluskanmu.”

“Eh? Kenapa tuan? Bukankah pertunjukkan kekuatan yang Dandan perlihatkan kepada tuan sangat hebat?”

“Tidak, itu tidaklah hebat. Lagipula pertunjukkan menghancurkan batu dengan genggamanmu tidak bisa membuat tuan terkesan, kalau kamu mau membuat tuan terkesan, cobalah kamu tunjukkan seluruh kekuatanmu dengan meninju apapun. Kalau kamu berhasil menimbulkan bekas yang sangat besar, maka tuan pasti akan meluluskanmu.”

“Oh begitu, kalau begitu Dandan pasti akan menunjukkan seluruh kekuatan Dandan!”

“Bagus, lakukanlah sekarang. Tuan ingin melihat seberapa kuat seranganmu.”

“Baik tuan!”

Menjawab tuannya dengan semangat, Gu Dandan langsung melihat sekelilingnya untuk mencari benda yang bisa dia hancurkan. Namun saat melihat semua benda disekitarnya, dia jadi tidak tau benda apa yang ingin dia hancurkan karena menurutnya semuanya sangat berharga jika dia menghancurkannya. Karena itu dia jadi berpikir keras memilih benda apa yang akan dia hancurkan.

‘Uh… Benda apa yang harus Dandan hancurkan agar tuan terkesan? Apa mungkin jika pohon di perbatasan hutan kabut dengan kebun belakang Dandan hancurkan bisa membuat tuan terkesan? T-tapi, bisa saja dipohon itu ada binatang yang tinggal disana yang jika Dandan hancurkan mungkin saja mereka jadi mati atau kehilangan tempat tinggal. Kalau begitu apa yang harus Dandan hancurkan? Apa mungkin rumah Dandan saja yang Dandan hancurkan agar tuan terkesan? T-tapi kalau Dandan melakukan itu, bisa saja rumah Dandan hancur karena serangan Dandan sehingga Dandan jadi tidak memiliki tempat tinggal. Jadi apa yang sebenarnya harus Dandan pilih? Hmm… mungkin batu bisa-'

“Little Dandan, kenapa kamu cuma diam saja? Dimana serangannya?”

“O-oh, maaf tuan. Dandan diam tidak menunjukkan kekuatan karena Dandan sedang berpikir benda apa yang ingin Dandan hancurkan, mengingat semua benda disini jika Dandan hancurkan nanti bisa membuat semua binatang disekitarnya terkena dampaknya. Jadi apa tuan-“

‘Tunggu dulu! Kenapa pula Dandan harus menghancurkan benda disekitarnya? Bukankah disini ada tuan yang bisa Dandan jadikan tempat untuk test kekuatan Dandan? Lagipula tuan adalah seorang kultivator yang Dandan yakini pasti sangat kuat, tuan pastilah bisa menahan kekuatan Dandan dengan mudah jika Dandan menyerangnya. Kalau begitu berarti Dandan akan menyerang tuan, tapi apa nanti tuan tidak marah jika Dandan menyerangnya? Seharusnya tidak, bukan? Hmm… seharusnya tidak, malah mungkin akan jadi memudahkan tuan untuk menebak kekuatan Dandan karena serangan yang Dandan arahkan ke tubuh tuan. Kalau begitu sudah saatnya Dandan melakukannya!’

Maju mendekati tuannya yang memiliki ekspresi bingung saat melihatnya mendekatinya, Gu Dandan yang sudah tiba didekat tuannya tanpa basa-basi langsung mengeluarkan pukulan amatir seperti pukulan anak-anak sekuat tenaga ketubuh tuannya.

Puk!

‘Itu adalah pukulan terkuat yang pernah Dandan keluarkan, seharusnya tuan pasti akan-eh? Tuan tidak merasakan sakit? Apa pukulan Dandan sangat lemah? Tidak, itu pasti karena tuan sangat kuat! Mungkin tuan akan merasakannya jika Dandan memukul berkali-kali, kalau begitu Dandan lanjutkan saja serangannya!’

“Little Dandan, apa yang kamu-“

Puk! Puk! Puk! Puk! Puk! Puk!

Kira-kira dua puluh kali Gu Dandan memukul tuannya namun tetap saja tuannya berekspresi bingung, karena tidak mendapatkan reaksi yang dia inginkan, Gu Dandan menambah serangannya dengan meremas tubuh tuannya seperti saat dia meremas batu sebelumnya berharap mendapatkan reaksi. Namun reaksi yang Gu Dandan inginkan malah berbeda karena tuannya malah bereaksi dengan tertawa saat dia meremas tubuh tuannya, mendengar suara ketawa tuannya yang seperti mengejeknya membuat dia cemberut sehingga dia menambah gerakan menanduk dengan kepalanya agar tuannya merasakan rasa sakit dari semua serangan yang dia lakukan.

Menjadi Guru Terkuat Dengan Murid Yang Jenius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang