Cerita ini lanjutan dari cerita sebelumnya,di ingatkan lagi ini hanya terinspirasi tidak ada niatan menjiplak.....
Dua hari kemudian.....
Hari ini Haechan di buat panik setengah mati bagaimana tidak,hari ini dia harus berdua saja dirumah bersama Jaemin. Renjun mungkin tidak ada pemikiran aneh-aneh terhadap adek dan istrinya itu,tetapi Haechan ada. Dia ada pemikiran bahwa Jaemin pasti nantinya akan melakukan hal yang tak mengenakan.
Setelah sarapan bersama tadi Haechan mencari kesempatan untuk menyibukkan dirinya,sedangkan Jaemin memutuskan untuk bersantai diruang tamu.
"Kak,duduk aja. Perasaan dari tadi sibuk aja" ucap Jaemin.
"Ini kan tugas aku,aku memang orang sibuk" balas Haechan yang sedang menyapu.
"Tapi kak Renjun nggak mungkin kan nyuruh kakak capek-capek?" tanya Jaemin. Haechan hanya mengangguk saja.
"Apa jangan-jangan kakak takut sama aku?" tanya Jaemin,jangan lupakan senyum seringai nya.
"Nggak kok,emang aku aja yang mau menyibukkan diri" balas Haechan.
"Udah lah kak istirahat aja,udah mau siang juga. Nanti aku aja yang jemput Chenle" ucap Jaemin.
"Ya udah kalau gitu,aku kekamar dulu" balas Haechan. Ia pun mengembalikan sapu itu ketempat.
Setelahnya ia pun langsung terburu-buru pergi kekamar,sesampainya dikamar ia langsung mengunci pintu itu.
Ia pun duduk diatas kasur,ia bersandar pada headboard kasur "ya tuhan,hamba tidak yakin ini memang hanya perasaan hamba atau memang ini takdir dari-Mu tapi hamba mohon,selamatkan hamba dan anak hamba" ucap Haechan yang meneteskan air matanya.
Haechan pun merebahkan tubuhnya,ia menyelimuti dirinya. Ia masih tetap meneteskan air matanya,beberapa menit mencoba memejamkan matanya tapi selalu gagal.
Ia mendengar suara ketukan pintu,Haechan tau itu sepertinya Jaemin,tapi memang sengaja Haechan tak ingin membuka kan pintu.
"Kak,aku jemput Chenle dulu yaa" ucap Jaemin dari luar. Haechan tak menjawab,ia tambah meneteskan air matanya.
Sepertinya Jaemin sudah pergi, Haechan segara menghapus air matanya. "Ya tuhan,hamba takut. Takut sekali" ucap Haechan.
Beberapa menit kemudian pintu kamar itu diketuk kembali,Haechan yakin ini pasti Chenle. Ia bangkit lalu langsung membuka kan pintu,ia langsung menarik tangan Chenle lalu mengunci pintu itu kembali.
"Sayang,kamu sayang kan sama bubu sama baba juga kan?" tanya Haechan sambil meneteskan air matanya.
"Iya,bubu" balas Chenle.
"Kamu nurut ya sama bubu" ucap Haechan.
"Pasti Chenle nurut sama bubu sama baba juga,tapi bubu jangan nangis" Chenle menghapus air mata Haechan,Haechan pun mengecup kening Chenle.
"Kamu tunggu sini yaa" ucap Haechan.
"Iyaa,Bu" balas Chenle. Haechan pun keluar dari kamar,ia juga mengunci kamar dari luar. Ia takut jika Chenle keluar.
"Kak mau kemana?" tanya Jaemin yang sedang duduk santai di ruang tamu.
"Mau kedapur buat ambil camilan" balas Haechan. Ia langsung buru-buru kedapur.
Saat Haechan sedang sibuk didapur, tiba-tiba Jaemin bangkit dari duduknya dan mengikuti Haechan.
Saat Haechan mau mengambil camilan di laci yang paling atas,dirinya malah dipeluk dari belakang oleh Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haechan Harem (HaechanX00lineXMark)
Storie brevihanya kisah oneshoot aja,para pecinta haechan harem langsung baca aja yaa....jangan lupa vote sama komennya.... Di ingat kan ini cuma karangan author jangan sampai dibawa ke kehidupan nyata yaa..... #bxb #m-preg #markhyuck #nohyuck #nahyuck #renyuck