Prolog

522 46 2
                                    

Aprila Mahardini, wanita dewasa yang kerap di sapa Rila, baru saja turun dari taksi. Dia merapihkan tampilannya sebelum bergerak menyebrang jalan ke sebuah restoran mewah di hadapan, tak lain untuk memenuhi janji dengan seorang pria.

Rasa gugup menyambar kian besar bersama dengan langkahnya yang kian mendekat. Lalu dia berhenti mendapati pria yang membuat janji dengannya meninggalkan restoran bersama seorang wanita yang Rila kenal.

Rila bingung mengapa sang pria tiba-tiba pergi bersama wanita lain saat mereka akan melakukan makan malam yang dia yakini romantis?. Lantas bagaimana dengan Rila yang di tinggal?

Cring...!!!

Rila yang kesal menenangkan diri sebentar sebelum mengangkat panggilan yang ternyata dari pria yang baru saja pergi menyalahi janji.

"Assalamualaikum" sahutnya

"Waalaikumsalam, kamu di mana?"

Haruskah Rila mengatakan dia telah tiba bahkan melihatnya meninggalkan restoran bersama seorang wanita menyalahi janji, hanya akan membuatnya terlihat menyedihkan karena dirinya tiba 30 menit lebih awal sangking bersemangatnya.

"Masih di rumah" bohongnya

Dari seberang telpon si pemanggil membuang nafas lega memercayai kebohongan Rila.

"Maaf yah Ri, saya ada urusan penting segera dengan pak Hamid, saya mungkin akan telat memenuhi janji, tapi saya tetap akan datang kok, yah"

Rila berdecak kesal dalam hati, jelas sekali tadi dia melihat sang pria tergesa-gesa meninggalkan restoran bersama seorang wanita.

"Iya nggak apa-apa om, di selesaikan saja urusannya"

Lagi lawan bicara menghaturkan maaf berkali-kali sebelum benar-benar menutup panggilan. Rila pun kembali menyembunyikan ponselnya kedalam saku tas lalu memutar badan pergi dari sana, tak ada gunanya juga dia tetap tinggal apa lagi untuk menunggu seseorang yang jelas-jelas berbohong.

Sepanjang perjalanan Rila bergumam ceracau kekesalnya pada sang pria merasa di permainkan, padahal pria itu sendiri yang meminta Rila untuk mengganti jadwal bertemu dengan teman-temannya demi makan malam bersama.

Rila geram, teramat geram, hingga rasanya dia tak ingin bertemu dengan pria itu lagi.

Sudah cukup baginya meluangkan waktu selama 5 bulan menjadi asisten pribadi tak lain agar bisa lebih dekat dengan sang pria. Tapi kini Rila menyerah, dia tak memiliki minat lagi, dia tak ingin berjuang lagi, dan lagi pula dia tak mencintai pria itu, dirinya hanya di buru permintaan terakhir sang kawan, anak sulung sang pria, Rigandi Gani.

Jodoh PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang