Bab 2

222 19 0
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca.

.

.

.

Setelah melewati rutinitas kehidupan di Seoul yang padat, keluarga Kim memutuskan untuk mengambil waktu rehat dan menghabiskan akhir pekan mereka di Busan.

Kim Woo Bin, yang biasanya sibuk dengan pekerjaan kantor, merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menghabiskan waktu lebih dekat dengan keluarganya. Aera pun tak sabar untuk bersantai sambil melihat kedua putranya, Seokjin dan Yoongi, menikmati liburan.

"Papa! Papa! Kita mau belangkat cekarang?" tanya Yoongi dengan suara riang, berlari-lari kecil di sekitar rumah sambil menarik-narik tangan ayahnya.

"Haha, iya, kita mau berangkat. Unggie udah siap?" tanya Woo Bin sambil menggendong Yoongi, membuat anak kecil itu tertawa.

"Unggie cudah ciap! Tapi... tapi, yung mana? Yung belum ciap?" tanya Yoongi sambil melirik ke sekitar, mencari hyungnya, Seokjin.

Seokjin, yang sedang berusaha memasukkan game favoritnya ke dalam tas, akhirnya muncul dari kamarnya. "Hyung di sini, Unggie. Apa Unggie sudah tidak sabar ingin berlibur eoh?," katanya sambil tersenyum melihat adiknya yang tak sabar.

"Iyaa, yung lamaaa! Unggie cudah ndak cabal mau main," seru Yoongi.

"Seokjin, kamu nggak lupa bawa topimu, kan sayang? Kamu nanti bisa kepanasan kalau main di luar seharian." kata Aera sambil memeriksa tas makanan yang ia persiapkan untuk piknik nanti

"Nggak, Mama. Aku udah bawa semuanya, kok."

Dengan semua persiapan selesai, keluarga Kim akhirnya berangkat menuju Busan. Selama perjalanan, suasana di dalam mobil penuh dengan canda dan tawa. Yoongi yang selalu ceria tak henti-hentinya bertanya.

"Papa, Bucan itu jauh ya?"

"Kita hampir sampai, sayang. Sabar ya, sebentar lagi unggie bisa main sepuasnya," jawab Woo Bin dengan sabar sambil melirik putranya di kaca spion.

"Yeay! Yung nanti kita langcung main ya"

"Tentu" jawab Seikjin sambil mencubit pelan pipi adiknya.

Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah taman yang indah di tepi bukit. Pohon-pohon rindang menaungi taman itu, angin sepoi-sepoi berhembus lembut, dan suara burung-burung berkicau memberikan suasana yang tenang.

"Kita sampai!" seru Woo Bin.

"Waaah, indah sekali, Papa!" seru Seokjin sambil melompat keluar dari mobil.

Yoongi, yang duduk di kursi anak di belakang, mulai meronta-ronta kecil, "Unggie juga mau lihat! Yung! Yung, bantu Unggie tulun!"

Seokjin, yang memang selalu perhatian dengan adiknya, segera membantu melepas sabuk pengaman Yoongi.

Threads of AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang