Selamat membaca.
.
.
.
Yoongi merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasur tipis di flatnya, menatap langit-langit yang kusam. Sudah seharian ia berkeliling mencari pekerjaan, namun belum ada hasil.
Tiba-tiba, suara ketukan pintu yang brutal terdengar, membuat Yoongi tersentak. Suara itu begitu keras dan mendesak, seperti tak sabar menunggu.
Yoongi segera bangkit dan membuka pintu, dan di depannya berdiri pemilik flat, seorang wanita paruh baya dengan wajah yang selalu terlihat jengkel. Matanya memandang Yoongi dengan dingin dan tanpa basa-basi, ia langsung menyampaikan maksud kedatangannya.
"Yoongi, hari ini batas akhir pembayaran sewa. Mana uangnya?" Wanita itu menuntut dengan nada kasar.
Yoongi menggigit bibirnya sambil menundukkan wajahnya. "Tolong, beri saya waktu sedikit lagi, nyonya. Saya sedang mencari pekerjaan, tapi belum dapat sampai sekarang. Saya janji akan segera membayarnya begitu saya punya uang."
"Tidak ada keringanan lagi, kau sudah terlambat! Aku butuh uang sekarang, atau kau keluar dari sini!" kata wanita itu tak menunjukkan tanda-tanda belas kasihan.
Yoongi mencoba membujuk, tapi sebelum ia sempat berkata lebih banyak, wanita itu langsung menerobos masuk ke dalam flat kecilnya.
Dengan kasar, ia mulai melempar barang-barang Yoongi, membuat ruangan yang sudah sempit itu semakin berantakan.
"Keluar sekarang!" teriaknya, suaranya menggema di antara dinding-dinding tipis flat itu.
Yoongi hanya bisa berdiri diam, tak mampu membalas atau melakukan apa-apa. Wanita itu terus melempar barang-barangnya ke lantai, seolah ingin segera menyingkirkannya dari flat itu.
Barang-barang Yoongi memang tidak banyak, hanya beberapa pakaian dan barang pribadi yang bisa dimasukkan ke dalam ransel. Meski demikian, pemandangan itu tetap membuat hatinya terasa hancur.
Dengan tangan gemetar, Yoongi mulai mengemasi barang-barangnya yang berceceran di lantai. Satu per satu ia memasukkan pakaian dan beberapa barang lainnya ke dalam ransel tuanya.
Wanita itu terus berdiri di dekat pintu, menatapnya dengan pandangan sinis, sama sekali tak menunjukkan simpati.
Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, Yoongi berjalan menuju pintu dengan langkah lesu.
Begitu Yoongi keluar, wanita itu segera menutup dan mengunci pintu flat dengan suara yang terdengar nyaring di telinganya, lalu pergi dari sana tanpa peduli sama sekali pada Yoongi yang masih berdiri di depan flat itu.
Yoongi masih berdiri di depan pintu flat yang kini terkunci rapat, menggenggam erat tali ranselnya dengan perasaan kosong melanda dirinya.
Yoongi berjalan menjauh dari flat dengan langkah yang berat. Sinar matahari sore yang mulai meredup perlahan menyinari tubuhnya, memberikan kehangatan yang samar. Ia menyusuri trotoar yang sepi, bayangannya membentang panjang di bawah sinar oranye, seolah menyoroti kesendiriannya yang tak terhindarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Threads of Affection
FanfictionBrothership YoonJin . Start: 02/10/2024 End: - Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Semua nama, karakter, tempat, dan kejadian yang digambarkan tidak didasarkan pada kejadian nyata dan murni hasil imajinasi. Tidak ada maksud untuk menyinggung, merenda...