Bab 11

169 28 2
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca.

.

.

.

Seokjin berjalan cepat menggendong Yoongi di punggungnya, diikuti oleh Namjoon, memasuki rumah besar keluarganya. Saat mereka melewati pintu, Aera yang sedang berada di ruang tamu, langsung memekik kaget.

"Siapa pemuda yang kau gendong itu? Apa yang terjadi, Seokjin?" tanya Aera dengan nada penuh kekhawatiran.

Seokjin berhenti sejenak dan menjawab singkat, "Dia terluka, Ma. Aku harus segera membawanya ke kamarku. Nanti aku jelaskan."

Aera mempersilakan Seokjin lewat dengan tatapan cemas. Namun, ketika Seokjin melintas di depannya, Aera menangkap sekilas wajah pucat Yoongi. Sebuah desiran aneh terasa di dadanya, seolah ada sesuatu yang menghubungkannya dengan pemuda yang tak dikenalnya itu.

Meski demikian, ia hanya diam, menatap punggung putranya yang terus melangkah cepat hingga menghilang memasuki kamarnya.

Setelah masuk ke kamar, Seokjin dengan hati-hati meletakkan Yoongi di atas kasur. Napasnya terengah-engah, tak hanya karena membawa beban fisik, tetapi juga karena rasa cemas yang menggerogoti pikirannya. Dia segera menoleh ke arah Namjoon.

"Apa Hyungsik hyung sudah datang?" tanyanya, dengan raut wajah cemas.

"Sebentar lagi, hyung," jawab Namjoon.

Seokjin menghela napas pelan, matanya kembali tertuju pada Yoongi yang terbaring lemah di kasurnya.

Meski baru beberapa jam bertemu, entah mengapa Seokjin merasa sangat khawatir pada pemuda ini.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka dan Hyungsik, dokter pribadi keluarga Seokjin, datang terburu-buru.

"Apa yang terjadi?" tanya Hyungsik segera setelah masuk, sambil menyiapkan alat medis sederhana yang ia bawa.

"Dia baru mengalami kecelakaan motor," jawab Seokjin cepat.

Hyungsik menghela napas. Sebenarnya banyak pertanyaan berkecamuk di pikirannya, seperti apakah Seokjin yang menabrak atau apa penyebab kecelakaan itu, tapi melihat kondisi Yoongi, ia tahu harus menunda pertanyaan tersebut.

Hyungsik langsung memeriksa denyut nadi Yoongi, diikuti dengan pengukuran tekanan darah. Setelah beberapa saat, wajahnya berubah.

"Astaga, tekanan darahnya sangat rendah!" serunya, menambah kecemasan di ruangan.

"Ta-tadi lengannya berdarah," kata Seokjin berusaha menjelaskan.

Hyungsik menyibak baju hitam Yoongi dan menemukan luka serius di bahu bagian belakang dan lengan kirinya. Luka itu mengeluarkan banyak darah yang kontras dengan kulit pucat Yoongi. Pakaian hitamnya menyembunyikan luka tersebut sehingga baru sekarang terlihat betapa parah kondisinya.

Threads of AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang