Bab 5

186 23 6
                                    

Selamat membaca.

.

.

.

Di ruang tamu sebuah rumah yang tenang, seorang pemuda tampan tampak fokus menatap dokumen di tangannya. Wajahnya memancarkan ketenangan namun penuh konsentrasi. Ia terlihat sangat fokus dengan pekerjaan dari kantor keluarganya yang dibawanya ke rumah, sembari menikmati secangkir kopi hangat. Sesekali, ia menyeduh kopinya sambil mengerutkan kening, memikirkan detail-detail pekerjaannya.

Pemuda itu adalah Seokjin, kini usianya sudah 24 tahun. Penampilannya dewasa, dengan jas rapi yang membuatnya terlihat semakin elegan. Waktu telah berlalu begitu cepat, dan ia kini bekerja di perusahaan keluarganya, memegang tanggung jawab yang cukup berat.

Tiba-tiba, suara riang memecah keheningan.

"Hyuuuung!" Panggilan itu terdengar begitu penuh semangat, langsung menyusup masuk ke dalam rumah.

Seokjin menghentikan pekerjaannya. Sebuah senyum lebar muncul di wajahnya saat mendengar suara itu. Dia menoleh ke arah pintu dan melihat seorang pemuda yang lebih muda darinya berjalan masuk dengan langkah ceria.

"Eoh, apa sudah waktunya pulang sekolah?," ucap Seokjin, menyambut sosok yang baru tiba itu.

Pemuda yang lebih muda itu membalas dengan anggukan, kemudian langsung mengambil tempat duduk di sebelah Seokjin di sofa yang empuk, lalu bersandar dengan santai.

"Hyung sedang apa?" tanyanya sambil melirik dokumen yang ada di tangan Seokjin.

Seokjin tersenyum tipis, memutar dokumen di tangannya sebelum menjawab, "Biasa, pekerjaan kantor."

Pemuda itu, yang tak lain adalah Jungkook, sepupu Seokjin, mendengus kecil.

"Hyung selalu saja sibuk dengan pekerjaan." Suaranya terdengar sedikit kesal namun tetap bersahabat, menunjukkan betapa ia peduli pada sepupunya yang terlihat jarang beristirahat.

Seokjin hanya tertawa kecil mendengar respons Jungkook. Baginya, bekerja keras adalah rutinitas yang sudah biasa.

"Iya, karena ini tanggung jawab hyung," kata Seokjin.

Jungkook menghela napas. "Bagaimana kalau setelah ini kita jalan-jalan sebentar, hyung? Sekali-kali lepas dari dokumen-dokumen itu."

Seokjin menatap dokumen yang ada di tangannya, lalu kembali menatap Jungkook yang memandangnya dengan penuh harap.

Setelah berpikir sejenak, Seokjin mengangguk sambil tersenyum lebih lebar. "Baiklah. Setelah ini, kita keluar dan nikmati udara segar."

Jungkook tersenyum lebar, senang karena berhasil membujuk Seokjin.

.

.

.

Setelah menghabiskan waktu bersama Jungkook, Seokjin kembali ke kantornya dengan perasaan campur aduk. 

Ketika ia melangkah masuk ke ruangannya, di sana sudah ada seorang pemuda tampan yang sedang duduk dengan serius di depan laptopnya—Namjoon, sepupunya juga. 

"Namjoon," panggil Seokjin dengan nada serius, langsung menghampiri sepupunya yang tampak sangat fokus.

Namjoon menoleh dengan senyuman kecil, lalu dengan cepat kembali ke topik penting yang ingin ia bahas. Seokjin sudah tahu alasan mengapa Namjoon memanggilnya untuk kembali ke kantor hari ini.

"Hyung, aku menemukan sesuatu," kata Namjoon sambil memutar layar laptopnya ke arah Seokjin.

"Ada anak seusia Yoongi yang terdaftar di sebuah sekolah di daerah ini. Namanya juga Yoongi. Tapi aku belum bisa pastikan kalau itu adikmu."

Threads of AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang