Bab 19

222 29 4
                                    

Selamat membaca.

.

.

.

"Aaaa, Jimin hyuungg!"

"Taehyung."

"Apa sih, Jim?"

"Sudahlah, jangan ganggu Jungkook terus."

"Biarin, emang bener kan dia itu cengeng. Huuu!"

"Taehyung."

"Baiklah, baiklah. Huu, dasar pengadu."

"Tae."

"Hehe, araseo."

Ya, sejak tadi Taehyung terus-menerus menjahili Jungkook, hingga membuat anak itu kesal dan mengadu pada Jimin.

Walaupun Jimin memang sering bertengkar juga dengan Jungkook, jangan salah, Jimin sangat menyayangi adiknya itu.

Makanya, setiap kali Jungkook sudah benar-benar kesal, jurus andalannya adalah mengadu pada Jimin, daripada pada hyung tertuanya, Hoseok.

Menurut Jungkook, percuma mengadu pada Hoseok karena hyung pertama mereka itu pasti akan lebih memilih menasihatinya daripada memuaskan keinginannya, seperti yang sering Jimin lakukan.

Hoseok dan Namjoon hanya bisa menghela napas lelah, melihat adik-adiknya yang tak pernah lepas dari keributan kecil.

Sementara itu, Seokjin duduk di samping Yoongi, sesekali tertawa melihat pertengkaran kecil mereka. Sedangkan Yoongi, ia hanya duduk tenang, masih menyesuaikan diri di tengah-tengah keluarga besarnya.

Saat ini, mereka berada di salah satu restoran steak mewah favorit Seokjin dan sepupu-sepupunya. Mereka sedang menunggu pesanan datang.

Tak lama kemudian, pesanan mereka mulai dihidangkan. Para pelayan menyajikan buah-buahan, makanan pendamping, dan minuman. Kemudian, menu utama, steak dengan daging berkualitas tinggi, akhirnya tiba.

"Yeay! Kaja, kita makan!" seru Jungkook dengan semangat.

Mereka pun memulai makan mereka. Sementara Yoongi hanya terdiam. Ia bingung, tidak tahu bagaimana cara memakan steak. Kenapa ada pisau di depannya?

Yoongi kemudian memandang ke arah hyung dan sepupu-sepupunya untuk mengamati bagaimana mereka makan daging di depannya.

"Yoongi, kenapa kau diam saja? Kenapa tidak segera makan?" tanya Jimin saat tak sengaja melihat Yoongi yang hanya duduk diam.

Sontak semua orang, kecuali Seokjin, langsung menoleh ke arah Yoongi setelah mendengar pertanyaan Jimin, membuat Yoongi merasa gugup.

"Ah, aku... aku..."

"Karena aku baru saja selesai memotong dagingnya untuk adikku," potong Seokjin, sambil meletakkan piring yang berisi daging steak yang sudah dipotong-potong di depan Yoongi, dan mengambil piring Yoongi dari hadapannya.

Seokjin memang sengaja memotongkan steak untuk adiknya. Dia tahu kemungkinan besar Yoongi belum pernah makan makanan seperti ini, jadi ia berinisiatif membantu dengan memotong steaknya.

"Uuuh, so sweet banget sih, hyung," komentar Hoseok.

"Aku juga mau," tambah Hoseok sambil tersenyum jahil.

"Ck, potong sendiri," jawab Seokjin santai, membuat Hoseok mendengus kecil.

Seokjin kemudian menatap adiknya yang juga menatapnya.

"Makanlah yang banyak. Kalau kurang, hyung akan pesankan lagi," kata Seokjin sambil tersenyum.

"Hu'um," jawab Yoongi singkat, kemudian mulai memakan daging yang sudah dipotong oleh Seokjin dengan menggunakan garpu.

Threads of AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang