Bab 18

207 31 4
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca.

.

.

.

Seokjin bangun dari tidur nyenyaknya, ia segera bangkit untuk mandi. Setelah selesai, dengan senyum yang terpatri di bibirnya, ia keluar kamar. Hari ini, ia memiliki rencana untuk berbelanja dengan Yoongi.

Seokjin menuju kamar Yoongi, tetapi adiknya tidak ada di dalam. Mungkin adiknya sudah bangun lebih dulu dan sedang melihat-lihat isi rumah, pikirnya.

"Bibi, apa kalian melihat Yoongi?" tanya Seokjin saat melihat para maid di bawah.

"Itu, tuan... Emm, tuan muda Yoongi ada di halaman belakang," jawab salah satu maid itu, sedikit terbata.

"Ah, benarkah?" kata Seokjin dengan senyuman dan langsung menuju halaman belakang.

"Astaga, Yoongi, apa yang kau lakukan?" serunya ketika melihat adiknya sedang membersihkan halaman belakang, membantu tukang kebun mencabuti rumput liar.

Yoongi langsung kaget dan menoleh ke arah suara.

"Hyung!"

Seokjin segera menghampiri adiknya.

"Apa yang Yoongi lakukan, hmm?"

"Aku... hanya membantu paman itu membersihkan halaman," lirih Yoongi sambil menunduk.

"Maaf, tuan. Saya sudah melarang tuan muda Yoongi, tetapi tuan muda tetap ingin melakukannya," kata tukang kebun sambil membungkuk hormat.

Seokjin menghela napas pelan. "Yasudah, lanjutkan pekerjaan, Paman."

Kemudian Seokjin menatap adiknya dengan lembut. "Yoongi, di rumah ini, sudah ada orang yang bertugas untuk membersihkan rumah. Kalau Yoongi juga membersihkan rumah, lalu apa gunanya Papa mempekerjakan mereka?"

"Kalau Yoongi melakukan semua tugas mereka, nanti mereka tidak ada kerjaan, dong. Terus, kalau Papa memecat mereka semua karena tidak ada kerjaan, gimana?" lanjut Seokjin.

Yoongi membelalak menatap hyungnya. "Jangan, hyung," lirihnya.

Seokjin terkekeh. Ia memang sengaja berkata demikian agar adiknya berhenti melakukan pekerjaan rumah.

"Makanya, biarkan mereka saja yang melakukan pekerjaan rumah, hmm?"

Yoongi mengangguk pelan. Sebenarnya, ia melakukan itu bukan tanpa alasan, ia melakukannya karena merasa sungkan jika tidak melakukan apa-apa di rumah ini. Ia merasa tidak enak dan terkesan hanya menumpang di sini. Selain itu, ia melakukannya karena ia memang sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah.

Seokjin menatap adiknya dengan sendu. "Yoongi... Hyung memang belum tahu semua tentang kehidupan yang Yoongi jalani selama ini. Yang hyung tahu hanya bahwa Yoongi hidup menderita. Hyung tidak tahu detailnya seperti apa, dan hyung juga belum ingin mendengar cerita itu. Hyung ingin menikmati kebahagiaan ini dulu. Nanti, ketika hyung sudah siap mendengarkan cerita Yoongi, hyung akan meminta Yoongi untuk bercerita."

Threads of AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang