Nuna kala

4 2 0
                                    

Semua orang sudah pulang, termasuk ayahh
Namun aku masih saja terdiam di depan tv yang sengaja menyala,tapi sepertinya obrolan ku dengan ayah lebih menarik di pikiran ku di banding acara yang sedang tayang di tv itu..

" Kenapa ???" Aksara duduk di samping ku,sambil memberikan ku segelas susu hangat..
" Makasih" tangan ku terulur untuk mengambil susu tersebut dari tangan nya.
Aku meneguk nya hingga habis,lalu menyimpan gelas kosong itu di atas meja..
" Ayah mau cerai sama ibu" ujar ku..
Sebenarnya aku tak mau membicarakan ini pada aksara,hanya saja hanya dia yang aku punya,hanya dia tempat bersandar ku sekarang..dan aku harus sudah mulai jujur padanya..
" Cerai ???" Beo nya kaget
" Ini hanya rahasia kita berdua,dan ku harap kamu gak cerita pada siapapun"
Aksara mengangguk menyetujui permintaan ku
" Dan janji jangan marah atau apapun setelah kamu denger cerita ku"
Aksara menghela nafas panjang " ia" kesal nya..
" Kata ayah,yang celakain aku itu orang suruhan ibu" aku menunduk sedih..
" Hah ???? Yang benar saja,ibu kamu ???" Aksara nampaknya terkejut mendengar ucapan ku,hingga dia menutup mulutnya tak percaya..

Aku mengangguk lesu,andai aku tak mendengar sendiri dari ayah,mungkin aku tak akan percaya.
Sebegitu bencinya kah ibu pada ku ??? Hanya karna kak Sean ???

Tiba tiba aksara membawa ku kedalam pelukan nya.
Dekapan aksara membuat ku nyaman
" Orang yang mau mencelakai kita,yang bikin tangan kamu luka juga orang suruhan ibu" cerita ku sambil menyandarkan kepalaku ke dada bidang aksara.
Entah kenapa dia sangat tampan saat memakai kacamata,bahkan kacamata itu begitu pas saat bertengger di hidung bangir nya.
Aksara mengusap usap lengan ku yang sedang ia genggam
" Kenapa ya ibu bisa gitu ???"
Sebenarnya aku ragu untuk mengatakan itu pada aksara,tapi akhirnya aku memutuskan untuk bercerita saja..
" Kak Sean...dia..dia" ragu ku
" Menyukaimu ???" Tebak aksara yang mampu membuat ku terdiam.
Kenapa dia bisa tau ???
Kediaman ku membuat aksara melanjutkan ucapan nya
" Terlihat dari gelagat nya kalau dia suka sama kamu,tapi aku gak nyangka akan seperti ini jadinya"
" Ibu memang tak pernah suka padaku,dari pertama dia menikah dengan ayah pun,dia selalu menampakan rasa tak suka nya,hanya saja aku kira tak akan sampai seperti ini,bahkan ayah akan bercerai dengan ibu" aku memutar tubuhku menjadi menghadap aksara.
" Menurut mu aku harus bagaimana???"
Aksara sempat terdiam,mungkin dia sedang memikirkan jawaban yang pas untuk ku.

Kemudian dia merapikan rambut ku yang sedikit berantakan
" Mungkin ayah sudah memikirkan dengan baik keputusan yang akan dia ambil,jadi untuk menghargainya kita hanya perlu mendukung apapun yang ayah ambil nanti,selama itu baik untuk kita semua,aku rasa gak papa"
Kini aku yang terdiam,mungkinkah aksara menyetujui perceraian ayah dan ibu ???
" Bagaimana jika ibu semakin jahat karna berpisah dengan ayah ??? Dan aku takut Juna juga ikut menjadi korban aksara" cemas ku.
Dia mengulas senyum nya,yang bahkan mampu menerbitkan lesung Pipit di kedua pipinya.
Ahhh...sejak kapan dia begitu tampan ???
" Tidak akan kala,semua akan baik baik saja,ayah,aku dan juga kamu pasti akan melindungi Juna kan ???"
Aku mengangguk membenarkan ucapan aksara.
" Kita tidur ini sudah malam" ajaknya sembari bangkit dari duduk nya.
" Gendong" manja ku merentangkan kedua tangan ku.
Sembari tersenyum aksara membuat ku naik ke atas punggung nya,bahkan aku menyamankan kepalaku di ceruk leher nya.

Rumah baru kami berlantai dua..
Rumah yang minimalis,namun nyaman dan aku rasa aksara sangat tau selera ku..
Karna setiap sudut dari rumah ini persis seperti apa yang aku mau,dan aku salut pada nya...
Karna jujur aku tak tau sejak kapan dia kembali atau membangun rumah ini..
Bahkan barang barang pribadi ku yang ada di ruang lama sudah pindah ke sini..
" Sejak kapan kamu bikin rumah ini ???" Tanya ku masih dalam gendongan nya.
" Udah lama sih,beli jadi cuman renov sedikit" jawab nya sambil menapaki anak tangga menuju lantai atas satu persatu
" Kok gak bilang dulu sama aku" kesal ku sambil mempout kan bibir ku.
" Kalau bilang namanya gak surprise donk"
Aku hanya menghela nafas panjang..
" Tabungan kamu pasti abis buat beli rumah,apalagi kamu baru aja beliin aku mobil baru"
" Kan bisa nabung lagi,selama aku sehat aku bisa cari uang buat nabung yang banyak,buat anak kita nanti"
Seketika hati kecil ku tersentuh mendengar penuturan aksara..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pelabuhan Sidney | Myung jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang