Fabulla memperhatikan Nero yang tengah mengemudi mobil RV. Ia duduk di kursi penumpang samping kemudi, matanya tertuju pada jalanan yang berlalu cepat di luar jendela. Pagi telah tiba, dan entah kemana Nero akan membawanya pergi. Fabulla hanya bisa memandang dengan takjub pemandangan kota Harvey yang mulai terbangun. Gedung-gedung tua dengan arsitektur klasik berdampingan dengan gedung-gedung kaca yang menjulang tinggi. Terlihat jelas bahwa kota ini sedang mengalami masa transisi, mencoba menjaga keindahan masa lalu sambil menyambut kemajuan zaman.
Mobil RV berhenti di depan bangunan megah dengan kaca-kaca besar yang memantulkan cahaya matahari pagi. Fabulla mengerutkan kening, "Dimana kita sekarang?" tanyanya, kembali menoleh ke arah Nero.
Nero tersenyum, "Aku mau ngajak kamu ke tempat yang spesial." Ia membuka pintu mobil dan mengulurkan tangan kepada Fabulla. "Ayo, turun."
Fabulla masih merasa bingung, tapi ia mengikuti Nero turun dari mobil RV. Mereka berdua berjalan menuju pintu masuk bangunan megah itu. Di atas pintu, tertera tulisan Akuarium Raksasa Harvey. Fabulla tercengang. Ia tidak pernah membayangkan Nero akan mengajaknya ke tempat seperti ini.
Mereka membeli tiket dan memasuki akuarium. Suasana di dalam sejuk dan tenang. Udara terasa segar. Di tengah ruangan, terdapat akuarium raksasa berbentuk bulat yang berisi berbagai jenis ikan berwarna-warni. Fabulla terkesima melihat ikan-ikan itu berenang dengan anggun di antara terumbu karang yang indah. Terumbu karang yang berwarna-warni seperti pelangi, dihiasi oleh anemon laut yang menari-nari lembut di arus air. Ikan-ikan kecil bersembunyi di antara terumbu karang, sementara ikan-ikan besar berenang dengan anggun di tengah akuarium. Fabulla merasa seperti sedang berada di dasar laut, dikelilingi oleh keindahan alam bawah laut yang menakjubkan.
"Wow, bagus banget!" Fabulla berbisik, matanya berbinar-binar. Nero tersenyum, lelaki itu mengarahkan kamera ponselnya lalu memotret Fabulla dari belakang.
Setelah itu melangkah ke samping Fabulla. "Gimana, suka?" tanya Nero. Fabulla tersenyum lebar ke arah Nero, lalu mengangguk antusias. Dia benar-benar bersemangat untuk hari ini. Bahkan melupakan kecanggungan diantara mereka, kedua nya sibuk dimanjakan oleh pemandangan di hadapan mereka. Hingga mereka tidak lagi membahas hal apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat (End)
NouvellesSejak pertemuannya dengan Nero Mavendra di danau itu, hidup Fabulla bisa dikatakan tidak tenang lagi. Lelaki itu seringkali menampakan diri di hadapannya, bersikap seakan-akan Fabulla adalah miliknya. Bukan dalam artian kekasih, melainkan Nero menja...