Di sisi lain, Risa, yang panik melihat keadaan Key semakin parah, segera memutuskan untuk mencari bantuan. Ia berlari menuju rumah Karina, tetangga dekat sekaligus ibu dari Alina. Karina dikenal sebagai seseorang yang paham ilmu pengobatan tradisional, dan Risa berharap dia bisa menemukan jawaban atau setidaknya membantu Key.
Saat Risa tiba di rumah Karina, ia mengetuk pintu dengan keras sambil memanggil, "Mak cik Karina! Mak cik Karina, tolong!"
Tak lama kemudian, pintu terbuka. Alina, dengan wajah masih setengah mengantuk, berdiri di depan pintu. "Risa, ada apa sih? Ini udah malam, ganggu aja deh sih loe?"
Karina, yang mendengar suara gaduh itu, keluar dari kamarnya dengan wajah kesal. "Ada apa sih ribut di sini? Kamu kenapa, Risa?"
Risa, dengan napas terengah-engah, menjawab cepat, "Key... Key sakit, Mak cik. Dia keringat dingin dan tidak bisa bangun. Aku gak tahu kenapa. Aku butuh bantuan ibu sekarang!"
Mendengar itu, ekspresi Karina langsung berubah serius. "Baiklah, bawa aku ke sana. Ayo, Alina, ikut."
Meskipun masih merasa kesal karena dibangunkan, Alina akhirnya menurut dan mengikuti ibunya serta Risa menuju rumah Humbalang. Sesampainya di sana, Karina langsung mendekati Key yang masih terbaring dalam kondisi menyedihkan. Ia memeriksa denyut nadinya, suhu tubuhnya, dan mencoba melakukan berbagai cara pengobatan tradisional yang ia ketahui. Namun, semakin lama ia mencoba, semakin jelas bahwa ini bukan penyakit biasa.
Karina tampak bingung. “Ini bukan demam biasa. Rasanya ada sesuatu yang mengganggu di dalam tubuhnya... tapi bukan penyakit yang aku kenal.”
Di sisi lain, Putra Alam yang semakin khawatir dengan kondisi Andi segera memutuskan untuk membawanya ke rumah Humbalang juga. Dengan susah payah, Alam menggendong Andi di pundaknya, berlari menuju rumah Humbalang, berharap Karina bisa memberikan pertolongan.
Setibanya di rumah Humbalang, Alam langsung masuk dan berteriak, "Key! Semua! Tolong, Andi juga sakit. Sama seperti Key!"
Karina menoleh dan melihat Alam yang berusaha keras menahan Andi di pundaknya. Dengan sigap, ia membantu menurunkan Andi dari punggung Alam dan memeriksanya. Risa, Alina, dan Alam menatap Karina dengan cemas, berharap dia bisa menemukan jawabannya.
Namun, semakin Karina memeriksa kedua anak muda itu, semakin ia merasa kebingungan. Andi dan Key menunjukkan gejala yang sama: tubuh mereka berkeringat dingin, napas tersengal-sengal, dan wajah mereka pucat pasi. Namun, tidak ada tanda-tanda penyakit yang biasa ia tangani. Sesuatu yang lain sedang bekerja dalam tubuh mereka, sesuatu yang di luar pemahamannya.
"Ini aneh," gumam Karina, sambil terus memeriksa. "Aku belum pernah melihat gejala seperti ini. Rasanya ada sesuatu yang tidak kasat mata yang menyerang mereka, tapi aku tidak tahu apa itu."
Meskipun bingung, Karina terus berusaha mencari cara untuk menenangkan mereka berdua. Dia mencoba menggunakan ramuan tradisional yang biasanya membantu untuk menurunkan demam atau menghilangkan pengaruh buruk dari tubuh. Namun, hasilnya nihil. Andi dan Key tetap dalam kondisi yang sama, seperti sedang berjuang melawan sesuatu yang tak terlihat.
Alam yang berdiri di sudut ruangan, mencoba menenangkan dirinya, merasa putus asa. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Kenapa Andi dan Key mengalami hal yang sama?"
Karina, dengan wajah serius dan sedikit lelah, menatap Alam dan yang lainnya. "Aku tidak tahu. Tapi ini bukan sesuatu yang bisa disembuhkan dengan pengobatan biasa. Mungkin kita butuh bantuan dari seseorang yang lebih paham akan hal-hal yang... di luar tanda ini."
Alina, yang sejak tadi diam sambil memandang Key dengan cemas, akhirnya membuka mulut. "Apa ini karena kutukan di sini ya Bu?"
Karina menatap tajam kepada putrinya. "Hushh, jangan bicara macem-macem deh, Lin. Kumayan sekarang bebas dari kutukan leluhur."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Manusia Harimau New Generation : Kembali (Fan Fiction)
أدب الهواةSetelah mengalahkan Ratu Hang Ci Da dan pasukan silumannya, Key, Putra Alam, Alina, Sakti, dan Risa kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Memasuki semester 6, mereka memutuskan untuk menjalani KKN mandiri di Desa Kumayan, yang terkenal dengan...