𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 - 𝟏𝟐.

487 98 5
                                    

Jimin tentu kesal terhadap yoongi yg seenaknya menyuruh dia berbaik hati atau lemah lembut jika berada di hadapan nya, Jimin pikir siapa yoongi sampai harus menuruti semua ucapan serta perintah pria pucat itu. Bukan tanpa sebab Jimin tidak menyukai kehadiran yoongi, bahkan sejak awal bertemu sosok min yoongi sudah bertindak kurang ajar terhadapnya maka sejak awal pertemuan itu Jimin enggan berurusan dengan yg namanya min yoongi, namun apa daya takdir sepertinya ingin dia bermain seperti dulu dan harus berurusan dengan min yoongi lagi dan lagi. Dan kali ini mungkin saja Jimin tidak selamat.

Pikiran nya yg lagi kesal terpaksa dia harus membelokan motornya di sebuah warung es krim, dia perlu mendinginkan kepalanya dulu dengan makan es krim. Daripada dia memikirkan makhluk seperti yoongi lebih baik dia makan es krim favoritnya.

Ia pun turun dari motornya dan langsung masuk ke warung es krim itu, warung es krim favorit nya sejak SMP dan sampai sekarang dia tidak pernah absen berkunjung kesini. Memang tidak setiap hari jika Jimin menginginkan es krim maka dia akan datang kesini.

"Jimin" seru pemilik warung yg tidak lain adalah temen nya juga.

"Hyo" sapa Jimin membuat cewe itu menghampiri nya.

"Ih, lo kemana aja udah lama gak mampir di warung gue."

"Perasaan baru tiga hari yg lalu gue mampir deh sama jungkook, udah kangen aja lo sama gue" ucap Jimin sambil mengedipkan mata membuat Hyo atau jihyo tertawa.

"Mau pesen seperti biasakan."

"Hm, banyakin toping strawberry nya ya soalnya gue pengen yg asam, manis, seger gitu."

"Oke. Lo cari tempat duduk gih atau mau ruang VIP biar enak buat bersantai."

"Gue cari tempat duduk disini aja kan lo tau gue orang miskin."

Jihyo tertawa mendengar ucapan Jimin lantas Jimin mencari tempat duduk yg ada disana, beruntung warung es krim ini belum ramai hal hasil Jimin bisa menenangkan diri sejenak.

Tak lama es krim pesanan Jimin pun datang yg mengantarkan jihyo sendiri sahabat Jimin, dia meletakan es krim itu diatas meja dan langsung menghadap Jimin.

"Eomma kim gak ke warung, hyo?"

"Ntar sore katanya, lo udah masuk sma aja perasaan baru SMP deh."

"Sialan. Iya gue baru hari pertama masuk sma dan udah bete sama ketos sialan di sekolah gue, sumpah gue kesel banget berurusan sama dia."

"Hah, baru juga hari pertama udah kesel sama ketos aja. Kenapa sih?"

Mengalirnya jimin bercerita dengan jihyo tanpa ada yg ditutupin, karena bagi jimin jihyo sudah dia anggap saudara meskipun jihyo sedikit lebih tua darinya. Jimin dan jihyo kenal tanpa sengaja mereka bertemu di perpustakaan kota waktu itu saling berebut buku namun setelah malah tertawa dan menjadi dekat, entah kenapa jimin merasa nyaman berteman dengan jihyo sama seperti berteman dengan jungkook.

"Hati-hati ji nanti saling jatuh cinta."

"Najis. Gue males berurusan sama cinta apalagi jatuh cinta sama manusia kayak gitu."

"Jodoh gak ada yg tau."

Jimin memilih diam saja dan menikmati es krim nya dengan ditemenin jihyo, bahkan hari sudah mau sore namun Jimin betah duduk di warung es krim milik orang tua jihyo itu.

"Gue perhatiin lo suka tersenyum sendiri" ucap hoseok kepada Yoongi.

"Biasa aja."

"Nggak, gi. Ini gak biasa lo lagi jatuh cinta."

Yoongi menaikan bahunya saja membuat hoseok makin penasaran, pasalnya yoongi tidak pernah tersenyum tipis apalagi sambil melihat ponsel seperti itu.

"Kalau jatuh cinta ya gapapa hati lo berfungsi lagi pula lo bisa ajukan itu ke orang tua lo, dan membatalkan perjodohan lo dengan wendy."

"Perjodohan itu udah batal, seok. Sejak gue memutuskan keluar dari rumah dan berjuang dengan kaki gue sendiri."

"Ya sih. Gue dan namjoon saksi gimana lo dulu. Tapi, gimana dengan wendy."

"Itu urusan dia lah."

Yoongi bangkit dari duduknya dan meraih kunci mobilnya dan berjalan keluar bengkel, di ikuti oleh hoseok.

"Lo mau kemana?"

"Ke kantor bang seokjin, ada rapat sama dia sebentar."

"Gue ikut. Bosen gue sendirian disini anak-anak belum pada datang."

Yoongi mengiyakan maka pergilah mereka ke perusahaan seokjin untuk rapat membicarakan soal agenda balapan ilegal yg sempet tertunda semalam.





****

Mimpi buruk itu datang lagi dan Jimin tidak bisa kembali memejamkan matanya, entah kenapa mimpi itu datang lagi setelah sekian lama. Ini mimpi yg kedua setelah kemaren malam juga bermimpi hal yg sama, dia lekas turun dari ranjang dan duduk di kursi belajar nya.

Dia membuka buku materi sekolah yg dia pelajari tadi di sekolah nya, lalu membaca ulang setelah merasa bosan dia pun mulai mengambil kertas kosong dan iseng mendesain sebuah bangunan. Dia suka melukis sebenarnya apalagi mendesain gedung maka tidak heran dia sekolah di kejuruan karena nanti akan melanjutkan kuliah di jurusan arsitektur.

Jimin tidak mau memikirkan soal mimpi itu meskipun otaknya terus berpikir, kejadian setahun lalu membuat trauma Jimin susah hilang atau mungkin tidak pernah hilang. Bahkan setelah dia keluar dari mimpi buruk itu justru mimpi itu datang lagi.

"Hhhhhh.."

Bukan nya konsentrasi Jimin malah susah fokus namun dia tetap tidak bisa memejamkan matanya, dia pun melirik jam yg mana sudah pukul dua pagi. Namun matanya tidak kunjung ngantuk kembali.

"Laper, tapi jam segini makan apa."

Jimin lekas bangkit dari duduknya dan keluar dari kamar, perut dia tidak bisa diajak kompromi dan terus berbunyi maka dia meraih jaketnya yg berada di ruang tamu. Dan Langsung memakai nya, dia akan pergi ke supermarket yg buka 24 jam buat membeli mie instan disana, hanya itu yg dia bisa makan karena tidak mungkin dia makan nasi karena jam segini tentu warung tidak ada yg buka.

Dia pun memilih berjalan kaki karena supermarket itu dekat dengan kosan nya, berjalan tanpa kenal takut karena Jimin sudah terbiasa dahulu. Bahkan dia tidak merasakan dingin sama sekali padahal sehabis hujan sore tadi, dia terus berjalan beruntung kosannya dekat dengan gang dan gang itu jalan raya hal hasil masih ada kendaraan yg lewat.

Hingga dia sampai di supermarket yg masih buka, supermarket satu-satunya yg buka 24 jam. Dia masuk kedalam dan memilih mie instan yg dia mau. Setelah dapat dia langsung menyedihkan air panas yg telah disediakan. Dia lekas membayar dan duduk di luar supermarket dengan mie ditangan nya.

Dia duduk dan meletakkan mie itu diatas meja dan mulai memakan sedikit demi sedikit, rasa nikmat langsung menjalar di tenggorokan nya. Bahkan rasa hangat dibadan juga terasa untuknya, sangking fokusnya makan sampai dia tidak sadar jika ada yg duduk didepan nya sambil menatap dia dengan tatapan tidak berkedip.











- 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 -

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang