𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 - 𝟐𝟑.

318 69 0
                                    

Jimin masih berdiri dan enggan masuk kedalam mobil yoongi, yoongi yg gemas karena Jimin tidak mau masuk mobil juga akhirnya memutuskan buat keluar dari mobilnya. Namun fokus yoongi justru ada ditangan jimin yg sedang memegang bunga matahari yg dia berikan tadi sewaktu di sekolah.

"Kenapa gak masuk?" Tanya yoongi membuat Jimin menatap yoongi.

"Lo takut gue mesumin. Tenang aja gue gak mungkin melakukan itu sama lo."

Yoongi lekas membuka pintu mobilnya buat Jimin, dengan ragu akhirnya Jimin pun masuk kedalam mobil itu. Yoongi lekas masuk kembali kedalam mobil setelah Jimin duduk manis didalam.

"Perasaan bunga matahari nya udah lo buang deh" ujar yoongi membuat Jimin gelagapan.

"Hm, iya. Tapi disuruh ambil lagi tuh sama tukang bersih disekolah."

"Iyakah? Bukan nya lo yg ambil lagi karena lo suka bunga itu."

"Gue turun lagi nih kalau lo masih bawel."

"Iya iya. Galak amat jadi cowok."

Jimin membuang mukanya karena merasa malu atas tindakan yg dia lakukan mengambil bunga matahari yg diberikan kepada yoongi untuknya, entahlah Jimin merasa suka sama bunga nya dan terlihat mahal. Saat hendak menghidupkan mesin mobil mata yoongi melihat jika Jimin belum memakai saltbelt maka dia pun memajukan badan nya membuat Jimin reflek menoleh.

"Lo mau ngapain?"

Yoongi bahkan tidak menjawab dia terus mendekatkan wajahnya ke arah Jimin membuat Jimin menelan ludahnya gugup, Jimin memegang dada yoongi karena terlalu dekat lalu.

Klik.

"Eh-"

"Lo lupa pake saltbelt" bisik yoongi membuat jimin memerah.

"Lucu banget sih" gumam yoongi lagi sambil menjauhkan dirinya.

Jimin bisa bernafas lega karena yoongi menjauhkan tubuh nya, entah kenapa sekarang jimin dekat dengan yoongi jantung nya berdetak lebih cepat. Wajah dan telinga nya memerah akibat salah tingkah.

Mobil yoongi berjalan meninggalkan area apartemen jungkook dan melanjutkan perjalanan nya ke arah kosan Jimin, sepanjang perjalanan Jimin membuang muka nya saja karena jujur dia sekarang tidak berani menatap wajah yoongi walaupun hanya dari samping.

"Lo udah makan belum" ujar yoongi memecahkan keheningan.

"B-belum" ucap Jimin gugup.

"Lo kenapa jadi gugup begitu sih, santai aja ji gue gak makan orang. Oh, atau lo ingat yg semalam ya waktu lo cium pipi gue."

Wajah Jimin seketika memerah padam bahkan kuping nya juga ikutan memerah, Yoongi terkekeh geli melihat wajah serta kuping Jimin yg merah. Dia mengusak rambut Jimin sebelah tangan nya.

"Lo lucu banget pasti salting."

"Bisa diem gak. Mending lo fokus nyetir aja deh."

"Haha iya, sayang."

"DIEM GAK LO."

"sayang, sayang, sayang."

Jimin memilih menutup telinga nya karena wajah nya sangat merah padam, yoongi tertawa melihat wajah merah jimin baginya pemandangan jimin seperti ini sangat di sukainya. Sedangkan jimin ingin rasanya dia menghilang dari muka bumi ini karena yoongi menggoda nya.






****

"Lo yakin mau balapan lagi sama taehyung, jae. Bukan nya lo udah kalah sama dia kemaren."

"Shi, mereka itu curang gue yakin mereka ngasih motor ke gue itu emang udah rusak. Tampilan aja gak oke gitu makanya gue kalah."

"Tapikan lo tau taehyung pernah juarai balap motor tingkat nasional, dan lo sama sekali gak ada keahlian di bidang balap."

"Bodo amat. Gue pasti menang lawan dia lagian gue udah suruh appa gue buat beli motor baru. Yg pasti motor gue lebih oke dan bisa ngalahi taehyung besok."

Woshi hanya menghela nafas lelah menasehati teman nya yg sangat keras kepala, entah dengan cara apa woshi mengatakan kalau jaewhan pasti akan kalah lagi nanti dengan taehyung. Karena gimana pun skill taehyung lebih mampu ketimbang jaewhan tersebut.

"Udah lo tenang aja gue pasti menang lawan dia."

Woshi diam saja entah apa rencana jaewhan buat menghancurkan taehyung karena masalah pribadi yg tak kunjung usai, baginya masalah mereka sepele tinggal mengakui jika jaewhan bersalah, namun woshi sadar jika temen nya itu tak akan pernah mau kalah.

Saat sedang serius berbicara seseorang datang menghampiri jaewhan dan juga woshi, tentu kedatangan orang itu mengejutkan mereka. Tidak menyangka jika orang yg tidak mau berteman sama siapapun justru mendatangi mereka.

"Boleh gue gabung kayak nya kalian membicarakan hal yg seru tadi" ucap pria itu yg tidak lain adalah jiwoon.

"Oh, itu. Gue cuman bahas soal balapan aja" ungkap jaewhan.

"Oh ya, kalau boleh tau lo balapan dengan siapa?"

"Kim taehyung."

Jiwoon mangut-mangut kepala tanda dia paham, sementara woshi dia memilih diam males ikut campur dalam percakapan jaewhan dan juga jiwoon.

"Setau gue taehyung itu orangnya gak suka balapan sama yg bukan level nya sih, maksud gue yg baru terjun di balapan."

"Memang iya. Gue nantangin dia karena gue dendam sama dia, orang yg sok dan sombong pantas gue kasih pelajaran."

Senyum miring tercetak dibibir jiwoon meskipun agak tipis, dia melihat kearah jaewhan dengan tatapan yg serius.

"Kenapa lo liatin gue begitu?"

"Em, nggak. Gue kesini sebenarnya ada yg mau gue bahas sama lo. Tapi-" ucapan jiwoon tergantung lalu melirik kearah woshi.

"Oh, tenang woshi dapat dipercaya soalnya dia sahabat gue" ucap jaewhan yg paham arti tatapan jiwoon.

"Jadi lo nemui gue buat apa."

"Sebenarnya gue juga punya rencana buat menghancurkan taehyung, karena taehyung pernah buat hati gue patah. Dan gue butuh orang buat menghancurkan nya. Lo mau kan bekerja sama dengan gue."

Jaewhan tampak berpikir lalu melihat kearah woshi, woshi hanya diam saja dia males memberikan pendapat. Dia ingin lihat sejauh apa temen nya ini bertindak.

"Oke, gue setuju bekerjasama dengan lo. Lalu rencana nya apa."

Jiwoon mendekatkan diri kearah jaewhan lalu dia membisikan sesuatu ditelinga jaewhan, jaewhan yg mendengarkan sontak tersenyum.

"Gimana?"

"Kalau itu mah soal kecil serahkan semua sama gue."

"Oke. Kalau lo berhasil maka gue akan kasih lo uang bonus."

"Percaya sama gue. Gue pasti bisa menjalankan perintah lo, tapi tunggu gue selesai balapan sama taehyung."

"Tidak masalah. Yg penting lo udah paham apa yg gue bilang."

Jaewhan mengangguk mantap lalu jiwoon lekas bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka berdua karena tugas nya sudah selesai, jaewhan masih tersenyum membayangkan jika rencana nya berhasil maka dia akan dapat keuntungan.

Woshi yg melihat tingkah jaewhan merasa was-was takut jika temen nya ini melakukan hal bodoh, namun woshi juga tidak mendengar mereka menjalani rencana apa.

"Gue harap lo gak melakukan hal bodoh lagi, jae" kata woshi memperingati.

"Apaan sih. Nggak lah. Dia itu tadi menawarkan bisnis sama gue, dan keuntungan nya lumayan loh shi."

"Terserah lo, kalau lo macam-macam gue gak akan pernah bisa bantuin lo lagi" ucapnya membuat jaewhan melongos saja.




















- Love story -

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang