𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 - 𝟐𝟎.

466 95 5
                                    

Malam telah tiba yoongi datang kembali ke kosan jimin dengan membawa makanan untuk makan malam mereka berdua, yoongi berdecak saat melihat jimin yg masih fokus membaca sebuah buku di meja belajar nya. Dia heran kenapa jimin betah berlama-lama di depan buku atau didepan laptop.

"Mata lo gak capek apa baca buku mulu" seru yoongi membuat jimin menoleh dan mendengus.

"Ngapain masih datang aja sih."

"Gue khawatir sama lo emang salah."

Jimin berdecak dan menutup bukunya dia pun bangkit dan berjalan menuju kearah yoongi, melipat tangan nya didada. Sementara yoongi memegang kening jimin hendak menghindar namun tangan yoongi satunya memegang tangan jimin membuat jimin membeku seketika.

"Hm, masih anget sih."

"Lepasin berengsek."

Yoongi mendekatkan wajahnya kearah jimin "jangan ngomong kasar lagi mulut lo ini gak pantas ngomong kasar."

Yoongi mengusap bibir jimin dengan jarinya membuat reflek jimin menutup matanya.

"Ayo makan."

Jimin membuka matanya dan mendengus lalu mengikuti yoongi keluar kamar untuk menuju keruang tamu.

Yoongi meletakan makanan yg dia beli diatas meja, jimin menatap lamat kearah yoongi, ada perasaan aneh yg dia timbul saat ini. Jantung nya mendadak berdetak secara abnormal dari biasanya, namun jimin selalu menepis hal itu.

"Dimakan mumpung masih panas" kata yoongi dengan lembut.

Jimin mengangguk dan mulai memakan apa yg dibelikan oleh yoongi, jimin tersenyum tipis karena menu malam ini adalah sup ayam kesukaan nya.

"Gimana enak?" Tanya yoongi memastikan.

"Hm, enak."

"Gue sengaja beli agak jauh sup ayam ini karena lo kan lagi gak enak badan, dan ini bagus buat kesehatan. Bisa menghangatkan tubuh."

"Makasih." Ucap jimin membuat yoongi melongo tak percaya.

"Lo bilang apa coba ulangi."

"Makasih kak yoongi."

Yoongi mendekatkan tubuhnya ke jimin membuat jimin reflek menjauh lalu dengan sigap pinggang jimin di pegang oleh tangan yoongi, hal hasil wajah mereka hampir bersentuhan.

"Gue gak denger lo ngomong apa, bisa ulangi lagi."

Jimin menghela nafas "kak yoongi makasih sup ayam nya enak."

Yoongi tersenyum puas lalu dia menjauh dan duduk kembali, jimin mendengus melihat tingkah yoongi sementara yoongi dia sudah jantungan melihat wajah jimin yg sangat manis dalam senyuman nya.

"Jadi kangen eomma kalau udah kayak gini" ucap jimin membuat yoongi menatap nya intens.

"Kalau kangen pulang, apa perlu gue temenin."

"Nggak perlu, sebenarnya gue malu buat pulang tapi eomma masih maksa buat pulang kerumah. Mungkin weekend gue bakalan pulang sama kakak gue."

"Lo berapa bersaudara?"

"Kalau kandung cuman gue sendiri, tapi sejak eomma menikah lagi gue punya kakak tiri. Suami eomma dan kakak tiri. gue sangat baik semuanya."

Yoongi hanya mengangguk paham saja berarti jimin dan Seokjin cuman sebatas saudara tiri, dia pikir jimin dan Seokjin saudara kandung, ternyata banyak hal yg menarik dari hidup jimin.

"Lo masih mending punya kakak tiri sementara gue anak tunggal, dan tidak pernah diberikan kasih sayang sehingga hidup di jalanan begini, tapi gue bersyukur sih setidaknya ada anak x hunter dalam hidup gue."

Jimin hanya diam saja menatap wajah yoongi, yoongi yg tengah diperhatikan tersenyum tipis.

"Maafin sikap gue waktu pertama kali kita ketemu itu ya, gue tau jika tingkah gue udah buat lo gak nyaman."

"Udah gue maafin."

"Tapi gue serius soal omongan gue tadi pagi kalau lo harus jadi pacar gue, soalnya gue maksa" ucap yoongi membuat jimin mendengus saja.

Mereka telah selesai makan malam dengan yoongi membawa piring kotor keduanya ke arah dapur jimin, jimin ingin membantu namun yoongi berhasil mencegah dirinya agar diam ditempat. Hal hasil jimin pun menurut daripada dia berdebat dengan yoongi.

"Gue nginep ya disini" kata yoongi disela mencuci piring nya.

"Kayak gak punya rumah aja lo."

"Emang" kekeh yoongi bercanda.

"Mending lo pulang semalam kan lo udah nginep disini, gue takut anak kosan mikir macam-macam tentang gue. Gue gak mau di gosipin sama siapapun."

Yoongi paham apa maksud jimin maka dia pun mengangguk, jimin lekas bangkit dari duduknya dan menuju ke sofa ruang tamu.

"Obatnya jangan lupa diminum lo lagi masa pemulihan."

"Bacot banget sih lo."

Yoongi hanya bisa tertawa dia sama sekali tidak tersinggung dengan omongan jimin, baginya jimin bersikap ketus semakin menggemaskan.

Usai mencuci piring yoongi lekas mengambil tas ransel lalu di pake nya, tugas dia sudah selesai merawat jimin. Jimin pun masih berdiri sambil mengantarkan ke depan pintu kosan nya.

"Gue pulang kalau ada apapun jangan lupa kabari gue."

Jimin diam saja dan mendorong pelan tubuh yoongi, yoongi sudah sampai di luar kosan. Namun entah kenapa jimin membuka pintunya kembali.

Chuu~~~

"Makasih kak yoongi."

Yoongi yg belum mencerna saat jimin mencium nya hanya bisa memegang pipi nya, tentu dia shock dengan apa yg dilakukan oleh jimin. Sementara jimin sudah menutup pintunya keras karena dia merasa malu sudah mencium pipi yoongi.


****

Namjoon meletakan beberapa dokumen dihadapan yoongi, yoongi mengambil lalu membuka dokumen itu. Disitu isinya semua tentang jimin berserta masa lalunya.

"Gue gak tau ya maksud lo apa nyuruh gue mencari tau tentang jimin."

"Gak usah kepo nanti lo cepet mati."

"Lo suka sama jimin, gi?"

Yoongi tidak menjawab dia masih fokus membaca tentang jimin, dahi nya berkerut saat melihat jimin pernah bersekolah di SMP tempat yg sama seperti dia.

"Joon, ini lo bener dapat datanya kalau dia sekolah di SMP xxx."

"Bener. Gue udah cek semua data siswa dan dia juga pernah deket sama suho. Dan sempet berpacaran juga sih, tapi putusnya gak tau gue gak informasi."

Yoongi fokus pada data jimin memang disini jika jimin pernah menjalin cinta dengan suho, bahkan jimin juga pernah menjadi pembalap seperti dirinya. Dan jimin juga pernah menjadi ketua genk yg tidak begitu Yoongi kenal, lantas kenapa jimin keluar dari genk tersebut saat tamat sekolah menegah pertama, itu yg menjadi pertanyaan yoongi.

Dan yg paling mengejutkan adalah jimin pernah mengalami depresi dan pernah beberapa kali mencoba bunuh diri, hingga berakhir berobat ke psikolog. Sungguh hidup jimin begitu menyedihkan sekali namun faktornya yoongi belum ketahui.

Lama berpikir dia jadi teringat jika seokjin pernah mengatakan kalau dia berhenti buat mengejar jimin karena itu tidak akan pernah berhasil, dan dia juga teringat jimin kerap kali bermimpi buruk.

"Joon" panggil yoongi membuat namjoon menatap dengan serius.

"Gue mau lo harus cari tau jimin tentang trauma nya, karena gue penasaran dia dulu mengalami trauma apa."

"Gi, menurut gue lo udah terlalu jauh."

"Tapi ini penting Joon, penting buat gue karena gue.
"
"Oke, gue paham."

Yoongi tersenyum tipis kalau namjoon bisa memahaminya, namjoon hanya menghela nafas saja melihat yoongi begitu mengejar cinta seorang park jimin.













- 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 -

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang