Jimin bangun lebih awal karena hari ini dia akan kembali ke sekolah, setelah beberapa hari izin sakit. Dan hari ini dia sudah sembuh dan bersiap ke sekolah, dia pun lekas keluar kamar setelah selesai berpakaian dengan rapi. Dia pun telah memakai ransel nya dan tinggal pake kaos kaki serta sepatu.
Di ruang tamu dia sedang memakai sepatu namun pintu kosan nya ada yg mengetuk hal hasil dia pun meletakan sepatu dan langsung berjalan kearah pintu kosan nya.
"Good morning jiminie" sapa jungkook dengan ceria.
"Tumben jemput gue."
"Iih, kok dibilang tumben emang gue gak boleh apa jemput lo, gue kangen banget sama lo tau. Maaf ya gak jengukin lo soalnya gue takut ada kak yoongi."
"Ngapain takut sama dia."
Jungkook menyengir saja, jimin mempersilahkan jungkook masuk kedalam. Lalu ia memakai sepatu dihadapan jungkook. Jimin menatap jungkook dengan lekat merasa ada yg aneh melihat wajah jungkook yg ceria.
"Lo lagi happy banget kayak nya."
"Masa sih, tapi emang sih gue lagi happy banget. Tapi nanti aja gue cerita soalnya kita udah telat banget."
Jimin mengiyakan saja dia lekas keluar bersama jungkook, tak lupa mengunci pintu kosan nya dan meletakan kunci itu dibawah pot. Karena Jimin orangnya sedikit pelupa.
"Lo beneran udah sehatkan, ji."
"Hm, aman kok. Asam lambung gue naik sama demam kemaren gue kehujanan."
"Iya. Gue paham soalnya waktu lo pingsan gue yg bawa kerumah sakit."
"Dan lo juga yg nyuruh yoongi rawat gue."
"Hehehe, ya gimana dia nelpon lo terpaksa deh gue nyuruh dia, lagian gue penasaran hubungan lo dengan dia."
Jimin enggan mau menjawab dia lekas masuk kedalam mobil jungkook, mengingat ucapan jungkook barusan Jimin terbayang semalam dia mencium pipi yoongi. Bisa-bisanya dia melakukan hal bodoh seperti itu. Ponselnya Jimin berbunyi pertanda pesan masuk, dia membuka ternyata yoongi mengirim nya pesan.
Muka vampire.
Gue gak bisa jemput lo pagi ini, ada rapat osis. Tapi tenang kita ketemu di sekolah ya. Btw, ciuman lo masih terasa di pipi gue.
Jimin lekas mematikan ponselnya dia sangat gugup membaca kalimat akhir yoongi, kenapa harus diingatkan lagi tentang ciuman itu.
"Ji, lo baik-baik aja kan. Muka sama kuping lo merah" ujar jungkook membuat Jimin gelagapan.
"Apaan sih lo Kook, gue baik-baik aja."
"Tapi muka lo merah sampai ke telinga, kalau masih sakit mending istirahat aja."
"Gue baik. Udah ayo jalan ntar kita telat."
Jungkook hanya bisa mengiyakan saja permintaan jimin, walaupun sebenarnya khawatir dengan jimin yg wajahnya merah sampai ke telinga. Namun kalau jimin sudah mengatakan baik-baik saja dia bisa apa.
****
Sampailah mereka di sekolah, keduanya berjalan beriringan sambil sesekali bercanda. Ralat cuman jungkook yg ngejokes sementara jimin dia hanya tertawa singkat menyingkapi jokes jungkook.
"Ji, gue mau cerita sama lo" ungkap jungkook membuat langkah jimin terhenti.
"Mau cerita apa? Tumben bilang dulu biasanya lo langsung cerita."
"Hm, anu. Gue udah jadian sama kak tae semalam. Lo gak marahkan."
Dahi jimin berkerut "kenapa gue harus marah, kan itu hak lo mau jadian sama siapa aja."
"Mana tau lo marah sama gue karena beberapa hari lalu gue nangis bilang kalau kak tae ciuman sama pria lain, ternyata ji itu salah paham cowo itu yg mau cium kak tae tapi kak tae nya nolak. Terus dia nembak gue di rooftop sekolah."
"Hm, setidaknya dia jangan nyakitin lo aja. Kalau dia sampai sakiti lo gue yg bakalan turun tangan."
"Iya. Gue paham. Dia gak mungkin nyakitin gue karena gue pengen membuktikan sama lo kalau gak semua anak genk motor itu buruk, ji."
"Lo lupa gue dulu punya genk motor sampai kejadian itu terjadi, kook."
Jungkook diam dia menggaruk tenguknya yg tidak gatal, jimin tersenyum tipis lalu merangkul pundak sahabat nya itu.
"Gue gak menghakimi lo buat suka sama siapa aja. Tapi, satu hal yg mau gue bilang sama lo. Jangan sampai lo seperti gue ya."
"Lo tenang aja kak tae gak mungkin seperti itu."
Jimin mengangguk lalu keduanya berjalan menuju ke kelas, taehyung yg melihat sang kekasih nya hanya bisa tersenyum dan menghampiri nya.
"Tadi aku datang ke apartemen kamu, tapi kata resepsionis nya kamu udah berangkat" kata taehyung sambil merapikan anak rambut jungkook.
"Iya, tadi aku jemput jimin soalnya kangen dia beberapa hari gak ketemu."
Taehyung menatap jimin dengan seksama, sementara jimin dia menatap dengan datar untuk membalas nya.
"Kook, gue duluan ya masuk ke kelas" kata jimin pamit.
"Iya, nanti gue nyusul."
Setelah jimin pergi dari hadapan jungkook dan taehyung, kini tinggal lah mereka berdua. Taehyung masih melihat punggung jimin. Dia merasa seperti tidak asing dengan wajah jimin, seperti ketemu namun dia lupa dimana.
"Babe, kayak nya aku pernah lihat muka temen kamu deh, tapi aku lupa dimana."
Jungkook tersenyum saja "mungkin kak tae salah lihat. Bisa aja muka jimin pasaran."
"Iya juga sih. Kamu udah sarapan kalau belum ayo kita ke kantin sarapan."
"Ayo."
Jungkook tidak pernah menolak siapapun yg mengajak nya makan, mereka pun berjalan ke arah kantin. Jiwoon yg sedari tadi melihat tae dan jungkook hanya menggepalkan tangan kesal. Dia merasa tidak terima jika taehyung dimiliki orang lain.
"Lihat aja gue bakalan hancurin hubungan kalian."
Jimin berjalan santai menuju kelas nya, semua melihat jimin dengan tatapan yg banyak ekspresi, namun jimin seolah tidak peduli dengan hal itu. Dia hanya berjalan lurus tanpa mau melihat ke kanan ke kiri. Bahkan tatapan matanya tajam dan wajahnya pun datar.
Sesaat dia sampai dikelas ternyata banyak orang yg sudah berkumpul di meja nya, jimin yg bingung langsung menghampiri meja tersebut.
"Kenapa kalian disini?" Tanya jimin ketus.
"Ji, lo beruntung tadi kak yoongi ngasih ini bunga buat lo" kata temen sekelas jimin bernama Vernon.
Jimin memegang bunga matahari lalu dia berjalan keluar kelas, dia akan menemui yoongi bertanya apa maksudnya memberikan dia bunga. Tak terduga ternyata yoongi tengah berjalan menuju ke kelas nya.
"Suka sama bunga yg gue kasih."
"Bisa gak sih satu hari jangan buat ulah."
"Loh kenapa? Gue cuman kasih lo bunga sebagai bentuk lo udah sembuh dari sakit."
"Gue gak butuh bunga. Lo gak liat semua mata liatin kita, gue gak mau di gosipin sama lo."
Yoongi menghela nafas saja "gue cuman ngasih bunga, jimin. Emang salah gue ngasih bunga."
"Ya gak salah. Tapi lihat ini area sekolah gak pantas. Gue gak mau diserang fans lo."
"Tenang aja kalau lo diserang sama fans gue ntar gue bilang lo pacar gue."
"Orang gila."
Jimin berjalan kearah tong sampah dia langsung membuang bunga itu didepan yoongi langsung, sementara yoongi membuang nafas nya saja melihat tingkah jimin seperti ini.
"Dia udah lupa apa semalam nyium gue."
- Love story -
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲
Romance𝐆𝐚𝐫𝐚-𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐉𝐢𝐦𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐤𝐮𝐭𝐢 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐮𝐚𝐧 𝐣𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐥𝐢𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐢𝐥𝐞𝐠𝐚𝐥, 𝐝𝐢𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐫𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐚 𝐠𝐞𝐧𝐤 𝐦𝐨𝐭𝐨𝐫 𝐱-𝐡𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐲𝐠...