BAB 15: Ketahuan?

13 4 0
                                    

"Cinta akan tumbuh kapan saja terutama dengan orang yang tak terduga, seperti takdir yang telah Tuhan rencanakan"

- Felix Nicolas Purnama

---------

2 TAHUN KEMUDIAN...

JAKARTA, 14 FEBRUARI 2022

UNIVERSITAS NUSANTARA MANDALA (UNM)

Kavaya kini berada di tahun ketiganya di Universitas Nusantara Mandala, tepatnya di semester lima. Selama dua tahun terakhir, hidupnya sebagai mahasiswa menjadi semakin sibuk, penuh dengan tugas dan aktivitas kampus. Hubungannya dengan Gavin sejak pertama kali bertemu di hari penyambutan mashasiswa baru pun tidak berubah.

Mereka bertemu kembali saat di semester 2 lalu, dia menjadi salah satu dosen di mata kuliahnya. Ketika pertama kali melihat nama Gavin di daftar dosen, eskpresi Kavaya hanya datar. Dalam pikirannya dia tahu, Gavin tidak mengingatnya. Setiap kali mereka berpapasan di kampus pun, Kavaya dan Gavin bersikap seperti mahasiswa dan dosen. Kavaya selalu berusaha menunjukkan sikap hormatnya. Saat melewati Gavin, dia sedikit menundukkan kepala sambil menyapa.

"Selamat pagi, Pak Gavin," ucapnya dengan suara sopan santun.

Namun seperti biasanya, Gavin hanya meresponnya dengan anggukan kecil lalu pergi untuk melanjitkan aktivitasnya. Hal itu terus berlanjut hingga Kavaya berada di semester 5.

Kavaya terus berusaha bersikap netral, meskipun terkadang pikirannya selalu berubah menjadi pertanyaan setiap kali dia melihat Gavin.

Kak Gavin kok bisa ya gak inget sama aku? Dia bener-bener lupa..., gumamnya setiap hati dalam hati.

Kavaya juga tak pernah berani memulai percakapan atau menanyakan kabar ke Gavin. Baginya, menjaga jarak adalah cara terbaik untuk menghormati satu sama lain. Dia fokus pada studinya dan tetap berusaha mengalihkan perhatiannya ke hal-hal lain yang lebih penting.

--------

JAKARTA, 17 JUNI 2022

SMA HERMANI 17

Hari ini adalah hari kelulusan Felix dari SMA Hermani 17. Cuaca cerah, dan halaman sekolah dipenuhi oleh keluarga dan teman-teman yang berkumpul untuk merayakan momen bahagia ini. Kavaya berdiri di samping kedua orang tua mereka dan juga di dampingi sama Nana. Keempatnya bahagia ketika Felix naik podium ketika namanya di panggil menjadi lulusan siswa terbaik pertama.

Setelah oemberian orestasi seleaai , semua siswa siap melaukak sesi foto. Kavaya melambaikan tangan ke arah Felix yang tengah bersiap di barisan.

"Felix, aku bangga sama kamu!Kamu yang terbaik!" teriaknya sambil melompat-lompat kecil dengan senyum lebar di wajahnya.

Felix balas melambai dengan senyum kecil. Begitu acara formal selesai, ia mendekat ke arah mereka, memeluk ayah, ibu, dan kemudian Kavaya dengan erat.

"Terima kasih sudah datang," katanya dengan nada rendah namun penuh kehangatan.

Ayah Kavaya menepuk bahu Felix dengan bangga.

"Kamu sudah buat keluarga bangga, Nak," katanya.

"Sekarang apa rencana kamu setelah ini?"

Felix menghela napas panjang, lalu tersenyum lebar.

"Aku... aku mau ikut tes masuk tentara dua minggu lagi," ujarnya, menatap orang tuanya dan Kavaya bergantian.

Kavaya terkejut sejenak, tetapi senyumnya semakin lebar. Tanpa ragu, ia memeluk Felix erat.

"Kamu harus berusaha keras, ya! Aku yakin kamu pasti bisa lolos!" katanya dengan semangat yang tulus.

LOVE YOU, VAYA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang