BAB 2: Keluarga Baru

33 5 0
                                    

"Aku harus bahagia, demi mama, papa dan juga dirku. Sekarang mereka adalah keluarga baruku"

- Kavaya Priciliani

-----------

JAKARTA, 17 JULI 2010

RUMAH KAVAYA

Hari pertemuan dengan Tante Mira dan Felix pun akhirnya tiba. Ini lebih cepat dari yang Kavaya bayangkan.

Dia berdiri di depan cermin, mencoba melihat dirinya sendiri yang sedang berpakaian rapi. Ya! Kavaya sedang menggunakan gaun pendek warna yang membuat dirinya terlihat bak princess yang akan pergi ke pesta. Hal ini sesuai dengan apa yang ayah Kavaya rencanakan agar putri kecilnya itu terlihat sangat cantik di hadapan calon ibu tiri dan adik tirinya.

"Apa ini gak berlebihan?" ucap Kavaya sambil melihat dirinya langsung dari cermin. 

"Gak papa deh asal papa senang.. Aku bisa kok," bisiknya pada dirinya sendiri. 

"Ini cuma kehidupan baru kok, dan nggak ada yang bisa menggantikan Mamaku tercinta.. Tenang disana ya Ma... Aku rindu Mama," ucapnya sambil menghela napas dan tersenyum lebar.

Tidak lama kemudian, ayah Kavaya memanggilnya untuk segera turun ke ruang tamu karena tamu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Sambil berlari kecil menuruni tangga, Kavaya baru menjawab panggilan ayahnya itu, "Aku turun, Pah."

Saat dia turun ke ruang tamu, dia melihat seorang wanita cantik, setengah paruh baya, tinggi dan elegan disana. Tidak lama, kedua mata Kavaya dan wanita itu bertemu dan langsung dengan senyum lembut wanita itu bangun dari duduknya dan berdiri di samping ayah Kavaya.

Kavaya hanya berdiam diri di depan tangga sambil melihat wanita cantik tersebut. Ya, wanita itu adalah Tante Mira, dia tampak ramah dan penuh perhatian. Sementara itu, di sebelahnya berdiri seorang anak laki-laki yang usianya lebih muda dari Kavaya, kira-kira selisih 2 tahun. Itu Felix. Anak laki-laki yang berusia 7 tahun itu tampak pemalu karena saat mereka bertatapan mata, dia langsung menunduk dengan gugup. Matanya hanya sesekali mencuri pandang ke arah Kavaya.

"Halo, Kavaya," sapa Tante Mira dengan suara lembut sambil berjalan menghampirinya yang sedang terdiam di depan tangga. 

"Kamu benar-benar anak yang sangat cantik, lucu dan menggemaskan seperti inj," ucap Mira sambil mencubit pipi Kavaya dan menggandeng tangannya untuk berjalan ke ruang tamu.

"Kamu tahu, Papa kamu sering sekali cerita tentang kamu, Vaya. Dia bilang .. dia punya gadis yang sangat mirip sekali cantiknya dengan Mamanya.. dan setelah dilihat.. Kamu memang anak yang sangat manis dan cantik," lanjut Mira.

Kavaya mencoba tersenyum, meski perasaan di hatinya masih campur aduk. 

"Terima... kasih, Tante," jawabnya pelan. 

Setelah itu, Kavaya langsung duduk di sebelah ayahnya. Namun tidak lama kemudian, Felix, yang masih terlihat pemalu, akhirnya memberanikan diri berbicara. 

"Halo, kak Vaya... aku Felix."

Kavaya menatap Felix sejenak. Anak laki-laki itu terlihat pendiam dan canggung, tidak jauh berbeda dengan dirinya sendiri. 

"Halo, Felix," balasnya singkat sambil menjabat tangan, tanpa tahu apalagi yang harus dikatakan.

Kedua orang dewasa yang melihatnya, ayah Kavaya dan Tante Mira, hanya tersenyum dan berharap hubungan keduanya bisa sangat baik dan dekat.

Selama beberapa minggu pertama, hubungan antara Kavaya, Tante Mira, dan Felix berjalan canggung. Dimana setelah pertemuan pertama mereka, Tante Mira dan Felix, sering kali alias setiap hari berkunjung ke rumah Kavaya dengan tujuan agar bisa lebih dekat dengannya.

LOVE YOU, VAYA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang