Aku terjebak di dalam hubungan yang gila.
___________________________
Warning ⚠️🔞
#Mature content 💚
#Romance
#Drama
#Idol
#Toxic
#ReverseHarem :")
Start : 23 Mei 2024
End : 12 Jun 2025
Selama world tour, komunikasi mereka cukup lancar. Haechan selalu memberinya kabar setiap kali menyelesaikan jadwalnya. Dia tidak banyak keluar untuk berjalan-jalan, dia lebih suka menggunakan waktunya untuk bermain game dan mencari makanan enak.
Sementara Jeno, dia lebih parah dari Haechan. Dia benar-benar anak rumahan. Waktu istirahatnya dia gunakan untuk berdiam diri di dalam kamar. Dia bilang energinya akan cepat habis jika di gunakan untuk keluar hotel ——kecuali jika ada jadwal konten.
Jia bisa menjalani hari berikutnya kini dengan sedikit lebih ringan. Wajah dua pria itu terus saja berseliweran di time line SNS nya. Cukup mudah untuk mengetahui kabar mereka. Hatinya sedikit lebih tenang melihat mereka yang tampak bahagia di atas panggung.
Mengenai jadwalnya sendiri, Jia sudah mulai menjalani pemotretan selama beberapa hari ini. Ternyata cukup sulit berpose di depan kamera dan banyak orang. Ia pikir ekspresi wajahnya tidak bagus, tapi lucunya, mereka malah memujinya. Bagi mereka ekspresinya cukup bagus untuk pemula sepertinya. Mereka puas karena pakaian-pakaian mereka sangat cocok di tubuh Jia.
Mungkinkah itu awal yang baik untuk karirnya?
Semoga saja.
Malam ini, Jia tengah mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa untuk hiking bersama Misoo besok. Misoo benar-benar teman baik. Dia belum pernah naik gunung, tapi demi dirinya, dia mengajukan diri untuk menemaninya, padahal Jia bisa pergi sendiri. Katanya, dia tidak akan membiarkan Jia sendirian pergi ke tempat tinggi seperti itu.
Jia tengah mengambil hoodie di lemarinya, ketika matanya menangkap benda yang masih melingkar di pergelangan tangannya.
Gelang pemberian Jeno.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jia tidak full time memakainya, terkadang Jia melepasnya saat mandi dan saat tidur, tapi benda itu tetap sering melingkar di tangannya.
Haaruskah ia melepaskannya mulai sekarang?
Triiing.
Jia tersentak dan melirik ponselnya yang berdering di atas ranjangnya. Kakinya lantas mendekat dengan perlahan. Lagi-lagi nama seseorang yang tengah ia pikirkan, memanggilnya.
"Mwohae?" sapa Jeno dari sebrang sana.
Jia membasahi bibirnya. "Sedang mempersiapkan untuk weekend besok."
"Eoh, mau kemana?"
"Naik gunung."
"Wah, jinjja?! Itu melelahkan."
Jia terkekeh kecil. "Menurut Oppa melelahkan, karena kau tidak terlalu suka keluar rumah."
Jeno balas terkekeh. "Itu berbeda jika denganmu. Aku bersedia kemanapun asalkan denganmu."