11. Zalcia

1.2K 173 1
                                    


Mataku sedikit melebar mendengar kata kata yang terlontar dari mulut pria itu.
"Lalu kemana aku harus pergi, jika dunia ini bukan tempatku berada?"tanyaku dengan suara lembut
"Dunia setelah kematian, setiap orang yang telah mati harus pergi ke alam kematian yang di sebut dengan akhirat"jawabnya dengan suara berat itu.
Perlahan senyuman melebar di wajahku
"Aku sudah mati tapi aku tidak di kirim ke akhirat dan malah terus terjebak di dunia ini. Apa kau mengerti mengapa bisa begitu tuan?"tanyaku
Pria itu perlahan berfikir
Lalu
"Mungkin anda memiliki suatu penyesalan sehingga membuat jiwa anda masih terjebak di dunia ini"ucap pria itu berbalik.
"Penyesalan?, entahlah. Karna pada suatu titik aku tidak pernah memiliki penyesalan"ucapku tersenyum.

Tap tap
Terdengar suara langka kaki dari belakang.
"Ma-maaf atas keterlambatan saya, tuan Duke?"terdengar suara wanita dari belakang.
Aku menoleh dan melihat seorang wanita berambut ungu terang dia memakai pakaian pendeta berwarna putih dengan di campur warna keemasan di kera bajunya.
"Pendeta agung, sudah menunggu anda di ruangannya "ucap wanita itu.
Aku mengangguk pelan dan perlahan melangkah mengikuti wanita itu.
Setelah 5 langka aku berhenti di tempat itu

"Kalau tidak salah nama anda tuan Louise,bukan"ucapku berbalik
"Saya mendapatkan pengalaman luar biasa bercerita dengan anda, mari kita bertemu lagi di tempat yang berbeda lain kali"ucapku menatap pria berambut coklat.
"Mari berhubungan baik untuk kedepannya, karna bisa saja suatu saat nanti.  orang yang membimbing jiwa ini ke akhirat adalah anda sendiri "ucapku tersenyum.
Lalu kembali berjalan.
"Saya mengerti"pria itu menjawab dengan nada lembut ketika aku sudah membelakangi dia.
Aku hanya tersenyum dan melanjutkan perjalananku.
_____
Setelah berjalan beberapa saat akhirnya kami sampai di depan sebuah pintu setinggi 3 meter, yang terbuat dari kayu dengan warna putih yang indah.
Terdapat banyak ukiran ukiran di pintu itu.
Begitu indah dan unik.
Tuk tuk
"Pendeta agung, saya sudah membawa tuan karish "ucap wanita yang di hadapanku

"Biarkan dia masuk"terdengar suara wanita yang lembut dari dalam pintu
"Tuan anda di persilahkan masuk, tugas saya hanya mengantar anda sampai sini saja"ucap wanita itu.
"Aku mengerti"ucapku lalu memegang gagang pintu panjang bebertuk horizontal yang terbuat dari besi berwarna emas itu.
Aku membuka pintu dan masuk kedalam ruangan.
Terlihat seorang wanita berambut pirang yang memiliki mata keemasan duduk di sebuah kursi kayu berwarna putih.
Dia memakai baju pendeta dengan Selempang tergantung di lehernya dengan tanda salip di masing ujung ujung selempang berwarna merah tua itu.
Terdapat sebuah topi pendeta berwarna putih yang terletak di atas meja.
Wanita itu terlihat begitu anggun dan bersinar.
Cantik dengan bulu mata yang lentik serta tahi lalat di atas sudut bibir kanannya.
Tangannya perlahan bergerak dan menurunkan gelas teh yang ia pegang.
"Silahkan duduk, tuan karish"ucap wanita itu dengan suara lembut dan nada yang sopan.
Aku mengangguk dan perlahan duduk di kursi kayu berwarna putih yang berjarak 2 meter dari kursi yang di duduki wanita itu.

"Sebelumnya saya meminta izin untuk memanggil nama belakang anda , karna kuil suci adalah tempat dimana dewa tidak memandang pangkat dan kekayaan orang lain. Jadi jika saya memanggil anda dengan pangkat anda. Itu sama saja seperti saya membedakan kemuliaan seseorang dari pangkatnya"ucap wanita itu menuangkan teh dari teko keramik putih itu.
Dia sedikit menggerkan tangannya kea vertikal keara gelas
Yang artinya meminta kita untuk menikmati teh yang baru dia sajikan.
"Tidak masalah"jawabku perlahan mengambil cangkir teh.
Terhenti berwarna coklat mudah dengan aroma min yang tercium kuat.

Slurrp
"Daun Teh ini adalah sesembahan yang di berikan oleh kumpulan anak yatim piatu kepadaku. Mereka bekerja keras mencari daun teh ini di hutan lalu mengeringkannya dan akhirnya kita bisa menikmati cita rasa yang begitu murni. Mereka tahu mereka tak memiliki uang tapi mereka tidak menyerah dan menggantikan nilai uang dengan sesuatu yang lain"ucap wanita itu
"Ya, teh ini terasa begitu nikmat. Rasa teh yang sedikit pedas karna daun mint serta kelembutan yang di pancarkan dari ke kentalan teh. Teh ini akan cocok di nikmati dengan kue kering atau camilan lain"ucapku menyeruput kembali teh itu.

Tup
Wanita itu mensru gelas teh nya dan menutup gelas teh itu dengan piring pipih yang di gunakan untuk menjadi tatakan gelas.

Dalam pelajaran etika kekaisaran.
Ketika tuan rumah / pemilik teh party menutup gelas teh dengan piring pipi yang di gunakan untuk menjadi tatakan gelas ketika gelas di gunakan artinya teh party sudah berakhir dan setiap tamu juga wajib menyudahi minum teh mereka dengan
menurunkan gelas keatas tatakan

Namun ada juga aturan lain dalam berjamu teh, jika setelah teh party selesai dan ada seorang tamu yang memasukan Sendok teh kedalam gelas yang masih berisi teh yang tersisa artinya tamu tidak puas dengan jamuan sang tuan rumah.
Bahkan menambahkan gula batu dengan jumbla asal-asalan bisa menjadi pemicu pelanggaran etika, karna jika menambahkan gula terlalu banyak itu sama saja seperti mengartikan tuan rumah tidak mejamu tamu dengan baik dan Mala memberikan teh yang tidak enak kepada tamu.

"Apa teh nya sesuai dengan selera anda?"tanya wanita itu.
"Teh itu benar benar nikmat, jika anak anak yatim itu datang kembali. Bisakah anda memberitahu mereka untuk menjual daun teh ini ke kediaman karish"ucapku
"Saya mengerti"jawab wanita itu tersenyum.

Suasana menjadi hening dalam beberapa detik lalu wanita itu membuka kembali mulutnya.
"Saya mendengar anda ingin berkonsultasi kepada saya hari ini"ucap wanita itu.
"Anakku, Leamona. Kemarin dia membangkitkan kekuatan sucinya"ucapku
"Kekuatan suci bukanlah hal yang lumrah bahkan di kalangan bangsawan sekalipun. Bagaimana anda bisa yakin kalau itu adalah kekuatan suci?'tanya pendeta dengan wajah serius.

"Beberapa hari yang lalu saya membeli seorang budak dari kota sebrang, wanita itu adalah budak seks yang sudah menjadi budak lebih dari 5 tahun. Kondisinya begitu buruk dengan kemaluan yang rusak"ucapku
"Budak seks, mengapah seorang bangsawan seperti tuan karish membeli budak seks, dan bahkan budak seks dari kota sebrang?"tanya wanita itu.
"Itu bukanlah hal yang di sengaja, aku memiliki pekerjaaan di kota sebrang  waktu itu. Aku melewati jalan kumuh untuk menangkap beberapa pengedar obat obatan. Dan di sanala aku bertemu wanita itu"ucapku
"Dia memiliki rambut hitam tebal dengan mata keemasan "aku menatap wajah pendeta
"Matanya begitu mirip dengan mata anda"ucapku.

"Tolong lanjutkan"ucap pendeta dengan wajah sangat serius.
"Budak itu di penuhi luka dimana mana, setelah membatalkan kontraknya dengan master sebelumnya. Aku melepaskan dia namun dia memintaku untuk mengangkat menjadi anak buahnya
Dia berkata tentang kesetiaan dan rasa balas Budi karna sudah membantunya"ucapku
"Meskipun aku sudah memakai sihir dan membrinya obat sebanyak apapun luka itu sama sekali tak sembuh dan membaik sedikitpun. Lalu kemarin Leamona tak sengaja meneteskan air matanya kepada gadis itu. Tubuhnya bercahaya dan luka yang memenuhi tubuh gadis itu seketika menghilang tanpa berbekas"ucapku
"Tuan, apa anda yakin gadis itu memiliki mata emas seperti sa—"tuan Duke, ini saya Emily"terdengar suara dari luar pintu.
"Emily masuklah, kita harus memeriksakan tubuhmu lagi"ucapku
"Baik tuan"ucap Emily perlahan masuk.

Srrrt
Pendeta seketika berdiri dari kursinya.
"Tubuhnya tidak bisa sembuh hanya karna sihir dan obat obatan adalah hal yang wajah karna gadis ini adalah sosok legendsris yang sudah menghilang"ucap pendeta pelan.
"Kukira kau sudah mati selama ini, aku bahkan hampir menyerah mencarimu."ucap pendeta
Matanya terus terpaku pada Emily yang berjalan.
Tap tap
Pendeta bergerak
"Zivanna"ucap pendeta agung memelung Emily.
"Zalcia"ucap Emily dengan mata terbuka.
"Syukurlah, syukurlah kau masih hidup"ucap Emily perlahan meneteskan air mata.
"Tidak, akulah yang harusnya bersyukur. Karna kau masih hidup"ucap pendeta menitipkan air matanya.

"Kalian berdua kenapa tidak duduk dahulu dan berceritala berdua saja"ucapku berdiri.
"Emily aku akan menunggu 10 menit"ucap ku.
"Baik master"ucap Emily tersenyum.
Kedua kakak beradik itu duduk di kursi dan mulai bercerita

Pembalasanku (Harem BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang