"Orkan jika aku ingin memberontak kekaisaran berapa banyak prajurit yang kubutjhkan?"tanyaku melihat kaki kananku keatas kaki kiri ku.
"Kita memang hanya memiliki 300 prajurit. Namun prajurit -prajurit itu di latih secara langsung oleh anda. Kekuatan semua prajurit kita bisa seimbang melawan 1000 prajurit kekaisaran "ucap Orkan.
"Itu belum cukup...."ucapku memangku daguku
"Yang kuinginkan bukan hanya bermain peran yang kuinginkan adalah kekalahan mutlak dan kehancuran kekaisaran "ucapku memangku daguku."Kehancuran mutlak tidak akan mustahil jika kita memiliki Ras naga di sisi kita, namun sudah lebih dari 10.000 tahun keberadaan Naga itu menghilang dari kepermukaan"jawab Orkan menyentuh dagunya sembari memeluk nampan yang ia pegang.
"Ras naga..."ucapku menatap langit langit ruang kerja.
Lalu perlahan aku terhenti.Bibirku mulai melengkung.
"Aku mengerti sekarang"ucapku
"Aku akan pergi besok, tolong siapkan kereta tanpa lambang keluarga"ucapku berdiri.
"Saya mengerti tuan"ucap Orkan menaruh 1 tangannya di dadanya.
Lalu ia sedikit menunduk dan beranjak dari ruang kerjaku."Ras naga yah.... Pfft, kenapa aku tidak memikirkannya sejak awal?"ucapku menatap langit.
Dalam cerita aslinya protagonis utama tanpa sengaja tersesat di wilayah Kumu yang tak memiliki hukum saat ia pergi bersama 5 haremnya. Ia melihat seorang gadis yang dikurung dengan luka dan penuh cedera yang merupakan seorang budak. Karna rasa kasihan dan iba nya protagonis membeli wanita itu tanpa mengetahui kalau wanita itu adalah ras yang sudah melegenda dan hilang dalam peradaban.
"Kalau tidak salah adegan itu akan terjadi 2 Minggu lagi kan"ucapku memangku daguku.
"Aku bisa saja langsung membunuh ke 6 protagonis dengan caraku sendiri, namun itu akan sangat membosankan jika mereka langsung mati begitu saja"ucapku
"Tapi.... Akan sedikit membosankan kalau membiarkan mereka mati terlalu cepat"ucapku tersenyum Menatap langit langit.
____
Keesokan hari.
Aku berdiri mengenakan jas berwarna hitam dengan celana hitam serta topi berwarna hitam.
"Ayah... "Perlahan terdengar suara dari belakangku.
Aku berbalik dan melihat seorang gadis yang masih memakai piyama tidur berwarna merah mudah itu.
Rambut perak gadis itu bercahaya karna pantulan dari sinar matahari."Ada apa?, kenapa kau berlari?"tanyaku pada Mona.
"Ayah akan pergi kemana?, kenapa ayah tidak memberitahu ku"ucap Mona yang berada di hadapanku.
"Ayah akan pergi untuk beberapa hari, jadi bisakah kamu jaga rumah sebentar untuk ayah"ucapku tersenyum.
"Apa itu sesuatu yang sangat mendadak?"tanya Mona.
"Yah... Ini sedikit mendadak"ucapku tersenyum.Perlahan aku masuk kedalam kereta dari jendela kaca aku sedikit melambaikan tanganku pada gadis berambut perak yang berdiri diluar.
Gadis itu terus menatap kereta yang mulai berjalan sembari terus melambaikan tangan.Aku melipat kaki kananku keatas kaki kiriku.
"Tenang saja Mona, ayahmu ini akan mengubah ending cerita game sampah ini menjadi kebahagiaan untuk kita berdua"ucapku tersenyum.
____
2 hari kemudian
Aku sampai Serikat perdagangan.
Aku berjalan mengenakan pakaian berwarna kecoklatan dengan rompi hitamAku mengubah rambut perak yang mencolok menjadi rambut berwarna hitam dengan mata berwarna ungu.
Masuk melalui pintu dengan perdagangan.
Jika di saksikan serikat ini hanyalah serikat perdagangan biasa, namun sebenarnya tidak sedangkal itu.
Karna selain menjual barang barang legal mereka juga menjual sesuatu yang ilegal.
Seperti narkoba, artefak dan bahkan seorang budak."Permisi"ucapku berjalan sembari tersenyum.
"Ya, ada yang bisa saya bantu tuan?"tanya seorang wanita yang merupakan resepsionis.
Wanita berambut merah pekat itu tersenyum manis kepada ku.
"Bisakah kau membeli 'kalung anjing'?"ucapku tersenyumPerlahan senyum yang awalnya manis beruba.
"Baik saya mengerti tuan, bisakah anda mengikuti saya"ucap wanita itu berjalan di depanku.
"Aku mengerti"ucapku mengangguk.
Lalu mengikuti langka wanita di hadapanku.Kami menaiki tangga kayu.
Tuk tuk
Wanita itu mengetuk pintu kayu didepannya.
"Manager, ada seorang bangsawan yang ingin membeli kalung anjing disini"ucap wanita itu.
"Biarkan dia masuk"terdengar suara pria yang agak berat dari dalam."Anda bisa masuk sekarang, namun saya sarankan untuk mengawasi punggung anda"ucap wanita itu tanpa tersenyum.
"Saya mengerti"jawabku tersenyum.Clak
Aku membuka pintu.
Terlihat sebuah meja dan kursi kayu di ujung ruangan yang sebesar 5 x 5 m itu, terdapat beberapa lemari yang di isisi dengan buku buku tebal di setiap raknya.Cssng
Aku menangkap sebuah belati dengan tangan kananku yang berara dari belakang punggung ku.
"Anda seharusnya tidak memperlakukan tamu dengan kasar seperti ini"ucapku tersenyum sembari berbalik.
Namun pria di belakangku tadi sudah menghilang.
Aku mengangkat belatiyang memiliki panjang 30 cm dengan lebar 5 cm , mata belati bergerigi dengan cairan ungu pekat yang menempel di mata belati dan di gagang belati."Apa ini racun katak?"ucapku melemparkan belati itu kembali keara pemiliknya yang berdiri di belakang rak buku.
Srrrt
Pria itu mengangkat sebuah buku tebal untuk menghalau belati itu."Anda sepertinya kebal dengan racun saya , tuan bangsawan"ucap pria itu menjatuhkan buku tebal yang sedari tadi menutupi wajahnya.
Dan terlihat pria berambut ungu gelap dengan mata merah.
Pria itu memiliki alis tebal dengan bulu mata yang tebal.
"Terima kasih atas pujian anda, tuan manager" ucapku tersenyum.
"Jadi bagaimana anda bisa bertahan dari racun katakku?"tanya pria itu duduk di sofa.
"Silahkan duduk"ucap pria itu menunjuk sofa panjang di samping sofa single yang ia duduki.
Aku perlahan duduk di sofa berwarna coklat tua itu.
"Itu mudah saja, Karna saya sudah sering meminum racun yang lebih berbahaya dari ini"ucapku tersenyum"Emh begitukah "ucap pria itu mengangguk.
"Jadi apa yang di inginkan bangsawan terhormat seperti Duke karish sehingga mau datang ke kota yang jauh dari kekaisaran?"tanya pria itu tersenyum licik.
"Kau sudah tahu rupanya tentang identitasku"ucapku tersenyum.
Lalu perlahan menjentikkan jariku.
Dan melepaskan sihir penyamaran."Wow, ternyata rambut perak anda memang secantik yang di rumorkan"ucap pria itu tersenyum.
"Mata zamrud itu juga terlihat berkilau ... Hei tuan karish bolehkah saya mencungkil 1 mata anda untuk di jadikan panjangan?"ucap pria itu mendekat
Srrrt
Ia memegang wajahku."Aku akan memberikan mataku jika kau bisa memberiku sesuatu yang ku inginkan"ucapku memegang tangannya.
Tangan pria ini di penuhi oleh banyak goresan dan bekas luka jahitan.
Srrrt
Aku memiringkan wajahku.
"Bahkan jika kau mau.... Aku akan memberikan otakku untuk kau teliti"ucapku tersenyum."Tapi... Sepertinya anda harus menenangkan sesuatu yang berdiri di antara kedua kaki anda terlebih dahulu, Tuan manager "ucapku tersenyum.
"Seperti yang anda katakan, sepertinya saya harus menenangkan adik kecil saya terlebih dahulu sebeljm melanjutkan negosiasi ini"ucap pria itu tersenyum.Trrrt
Ia melepaskan tangannya dari wajahku.
Ia berjalan menuju pintu.
"Tapi tuan manager"ucapku berlahan.
Pria itu berbalik.
"Jika anda butuh bantuan, saya bisa saja membantu anda dengan kaki saya"ucapku tersenyum licik.
"Benarkah sepertinya menyenangkan "ucap pria yang hendak pergi itu kembali lagi."Jadi apa yang harus saya lakukan?"ucap pria berwajah tampan itu duduk di sampingku.
Aku menggerakkan mataku keara lantai kayu.
____
Pria berambut ungu tua itu duduk di hadapanku dengan patuh, aku tetap duduk di sofa dengan melipat kaki kanan di atas kaki Kiriku..
Srrrt aku menjulurkan kaki kanan yang masih memakai sepatu itu.
Pria itu tersenyum lalu menarik kaki kananku.
Lalu membuka ikatan tali sepatu dan melepaskan sepatu serta kaus kaki yang melekat di kakiku.Terlihat kaki berwarna putih yang indah dengan urat kebiruan yang menembus kulit putih bak porselin itu.
Lalu
Srrrt
Perlahan kaki ku menyentuh adik kecil tn. Manager yang mengeras yang masih di selimuti oleh celana itu."Ah~ tuan, bukankah itu sedikit terlalu kasar?"ucap pria itu sedikit mendesah.
"Begitukah?, tapi bukankah anda menyukai hal kasar"ucapku tersenyum sembari semakin menginjak.
"Ah.., emh saya sangat menyukainya"ucap tuan manager tersenyum.
"Apa yang anda sukai tuan?"ucapku menarik sedikit celanaku keatas dan menunjukan betis berwarna putih tanpa bulu itu."Semuanya"ucap tn. Manager tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembalasanku (Harem BL)
Mystery / Thriller"aku memutuskan pertunangan denganmu" teriak pria berambut pirang yang tak lain adalah pangeran. dan seorang gadis yang menangis di tengah tengah aula yang merupakan seorang Villainess itu. gadis itu di permalukan oleh pangeran dan hanya mampu menan...