____
Di depan pintu kamar Mona.
"Sekarang tidurlah, ini sudah terlalu larut"ucapku menepuk rambut Mona.
"Anda juga harus tidur ayah, anda baru saja pulang dari perjalan jauh kemarin"ucap Mona.
"Yah benar, aku juga harus pergi ke pusat kota besok"ucapku
"Pusat kota, apa anda akan pergi bekerja lagi?"tanya Mona.
"Tidak, aku hanya ingin membawa Emily ke kuil untuk pengobatan lebih lanjut, sepertinya sihir dan obat obatan tidak akan mampu menyembuhkan luka luka di tubuh Emily "ucapku memegang daguku mencoba sedikit memancing ketertarikan Mona.
"Kalau begitu semoga anda sampai dengan selamat, ayah"ucap Mona sedikit mengangkat roknya.
Dia memberikan salam padaku."Baiklah, mungkin aku akan pulang dalam beberapa hari. Karna kemungkinan besar luka Emily tidak akan langsung sembuh. Karna luka bagian kelaminnya sudah terlalu parah"ucapku
"Kelaminnya, apa maksud anda ayah?"ucap Mona dengan suara keras.
"Benar luka di kelaminnya yang di sebabkan oleh para master masternya sebelumnya "ucap ku.
"Master masternya, maksud anda Emily dulunya seorang budak kerja paksa?"tanya Emily dengan wajah khawatir.
"Itu lebih kejam dari kerja paksa Mona, karna Emily adalah seorang budak seks yang digunakan para tentara untuk memuaskan nafsu mereka"ucapku dengan wajah datar.
Aku bisa melihat kekhawatiran dari wajah gadis di hadapanku."Tapi itu tidak masalah sekarang, karna Emily sudah menjadi budak rumah kita. Dia tidak perlu takut akan di terkam orang bajingan bajingan lagi. Karna dia sudah aman disini"ucapku
"Tidurlah sekarang, ayah juga harus berangkat besok"ucapku berbalik."A-ayah "ucap Mona tiba tiba menarik lenganku.
"To-tolong izinkan saya ikut besok"ucap Mona.
Aku bisa merasakan tangan Mona yang menggenggam lenganku sedikit gemetar.
"Emh tak masalah, sekarang tidurlah. Kita harus berangkat besok pagi"ucapku menepuk rambut perak Mona.
"Baik ayah"ucap gadis itu berbalik dan masuk kedalam kamarnya.____
Keesokan hari
Aku membuka mataku.
"Selamat pagi, tuan Duke"ucap Orkan yang membuka gorden yang menutupi jendela.
"Jam berapa sekarang Orkan?"tanyaku mengambil posisi duduk
"Sekarang jam menunjukan pukul 08:23 menit 10 detik. Tuan"ucap sembari memegang jam saku berwarna emas yang terbuat dari logam itu.
"Koran"ucapku.
"Saya sudah menyiapkannya tuan"ucap Orkan membawa nampan emas.
Aku mengambil koras berwarna hitam putih dari nampan itu.
"Kejahatan dan kebenaran keluarga dokter terkenal terungkap""Seperti yang anda sampaikan pada saya kemarin, saya sendiri yang mengawasi pembuat surat kabar untuk tidak meninggalkan 1 kata pun"ucap Orkan
"Kerja bagus Orkan"ucapku tersenyum."Namun tuan"ucap Orkan mengalihkan pandanganya ke kedua pergelangan kakiku.
"Apa anda di gigit seekor anjing?"tanya Orkan mengerutkan alis melihat bekas gigitan dari kedua pergelangan kakiku.
"Yah, anjing yang sangat mesum"jawabku membuka lembar koran.
Srrrt
Orkan perlahan berlutut di hadapanku.
Ia memegang kakiku perlahan .
"Anda harus memberikan anjing itu didikan ketat agar dia tidak mengigit tuannya, tuan Duke"ucap Orkan mengoleskan salep di pergelangan kakiku.
"Baik aku akan mengatakannya ketika kami bertemu"jawabku terus membuka lembaran koran."Hari ini pelayan akan pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan dapur. Koki menanyakan apa ada makanan tertentu yang anda inginkan untuk makan malam?"tanya Orkan.
"Aku tidak akan pulang malam ini, aku akan menginap di pusat kota untuk beberapa hari"ucapku
"Baik, akan saya sampaikan nanti"jawab Orkan tak bertanya."Orkan tolong kirim surat ini ke alamat ini"ucapku memberikan amplop dari dalam laci.
"Alamat ini, bukankah ini adalah sebuah desa terpencil yang berada di perbatasan?"ucap Orkan.
"Yah benar, tolong kirimkan surat itu langsung ke pada orang bersangkutan. Karna hal ini cukup penting"ucapku
"Saya mengerti , tuan"ucap Orkan menerima surat itu dengan kedua tangannya.
____Sebuah kereta kuda dengan Lambang bunga anggrek Hitam berhenti di depan pintu mansion.
Seorang pria berambut perak dengan setelan kemeja berwarna putih dan biru berdiri disana bersama 2 gadis.
Salah satu gadis memiliki rambut perak yang memakai gaun berwarna biru dengan campuran warna pink dengan beberapa Pita berdiri dengan anggun menggunakan sepatu high heels nya.
Lalu seorang gadis berambut hitam dengan mata emasnya yang memakai sebuah gaun sederhana berwarna coklat tua dengan atasan putih, gadis itu memakai sepatu kulit Pat rendah berwarna coklat."Orkan aku serahkan mansion kepadamu selama aku pergi"ucapku
"Baik tuan, semoga perjalanan anda selamat sampai tujuan"ucap Orkan meletakan lengan kanannya didepan dada melintang lalu membungkuk.
Aku mengangguk lalu perlahan masuk kedalam kereta.Kereta kuda mulai bergerak keluar dari mansion mewah kediaman karish
Kereta kuda terasa begitu sunyi, sampai sampai aku bisa mendengar suara nafasku sendiri.
Mataku melirik Mona.
Mona terasa canggung dan seperti ada kegugupan di hatinya, dia sesekali menetap Emily yang terus menatap keluar jendela.
Terkadang Mona mencoba untuk berbicara namun dia sesegera mungkin menghentikan aksinya krna kecanggungan.Aku mengerti arti dari tatapan anak itu.
Mona terlihat seperti seorang anak kecil yang mencoba mendapatkan teman.
Mungkin karna Mona selalu di dekati oleh orang orang secara alami jadi dia tidak terlalu paham cara untuk mendekati seseorang.
Perjalanan kami pun akhirnya di penuhi dengan kesunyian.
1 jam kemudian
Di sebuah gerbang pintu masuk kuil.
Perlahan aku turun dari kereta.
Srrrt
Aku menjulurkan tangan kananku pada Mona.
"Hati hati"ucapku.
"Baik ayah"ucap Mona memegang tangan iy dan perlahan turun dari kereta kuda.
Kami berjalan kaki melewati gerbang itu.
Menapaki sebuah jalan setapak Yang terbuat dari ukiran ukiran batu yang indah.
Serta pemandangan indah yang di penuhi dengan ke asrian alam dan kekuatan suci yang berasal dari kuil megah yang berwarna putih indah."Emily...."ucapku perlahan membuka suaraku
"Ya, master?"tanya Emily langsung melihat kearaku.
"Gadis di hadapan mu ini adalah anakku yang perna ku ceritakan padamu"ucapku melihat Mona yang berjalan di depan kami berdua.
"Dia adalah gadis yang kikuk, sejak tadi dia terus mencoba untuk mengajakmu berteman. Tolong bertemanlah dengan anak itu"ucapku tersenyum.
"Baik master"jawab Emily tersenyum.
Setelah berjalan sekitar 10 menit kami akhirnya sampai di depan pintu masuk kuil.
Kuil itu begitu indah dan megah, warna putih dan emas berkilau di bangunan kuil.
Terdapat kolam buatan di belakang bangunan kuil dan juga banyak anak anak yang tertawa riang di bawah pohon pohon yang rindang.Aku melirik kesekitsr tempat itu dan sepertinya belum ada utusan dari Greja.
"Mona, Emily kalian bisa pergi lebih dulu ke dalam untuk berdoa"ucapku
"Baik ayah"jawab Mona perlahan meninggalkan ku di hamparan luas kehijauan itu.
"Hei paman..."perlahan seorang gadis kecil berambut ungu tua menarik celanaku.
Aku langsung menoleh pada gadis yang hanya setinggi pahaku itu.
"Ada apa nak?"tanyaku
Tubuh anak itu sangat kurus dengan hanya kulit yang melapisi tulang yang menonjol.
"Apa kau datang kesini untuk berdoa kepada dewa?"tanya anak itu.
"Tidak, aku tidak datang untuk berdoa"ucapku tersenyum
Rambut ungu anak itu begitu lusuh dengan baju yang begitu kotor seperti keset kaki itu.
"Kenapa?, apa anda tidak menyukai dewa?"tanya anak itu.
"Aku perna di khianati oleh dewa, jadi sejak itu aku tidak lagi berdoa kepada dewa"ucapku menepuk rambut gadis itu."Di khianati, apa itu?"tanya gadis itu
"Artinya kita selalu berdoa kepada dewa, meskipun kita sudah mengimbangi doa itu dengan usaha. Pada akhirnya dewa tidak perna mengabulkan doa itu"jawabku.
"Begitukah, kalau begitu. Kami sudah berkali kali di khianati oleh dewa"ucap gadis itu.
"Memang doa apa itu?"tanyaku
"Kami selalu berharap sebuah kesembuhan untuk kakak kami, tapi sampai sekarang kakak kami tetap sakit"ucap anak itu.
"Begitukah, apa tujuanmu datang ke kuil untuk meminta kesembuhan atas saudaramu?"tanyaku
"Ya benar"ucap gadis itu mengangguk.
"Kau benar benar gadis yang baik"ucap ku tersenyum menepuk nepuk rambut penuh debu itu.
"Terima kasih tuan"ucap gadis itu tertawa"Amanda"terdengar suara dari samping kami.
"Kak Louise "ucap gadis itu berlari.
Aku menolehkan kepalaku.
Dari jarak 5 meter dariku, aku melihat seorang pria berambut coklat tua.
Pria itu memiliki mata berwarna abu abu yang indah, terdapat sebuah tongkat kayu yang melekat di ketiak kanan pria itu.
Dia memiliki kulit yang putih dengan sebuah luka yang melintang di tengah tengah batang hidungnya."Amanda bukankah kakak sudah bilang padamu jangan bicara pada orang asing"ucap pria itu memegang gadis itu.
"Tuan itu sangat baik, dia membelai rambutku"ucap Amanda
Pria itu memandangku beberapa saat dengan mata abu abunya.
Lalu perlahan membuka mulutnya.
"Dunia ini bukanlah tempat untuk orang yang sudah mati seperti anda, tuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembalasanku (Harem BL)
Mystery / Thriller"aku memutuskan pertunangan denganmu" teriak pria berambut pirang yang tak lain adalah pangeran. dan seorang gadis yang menangis di tengah tengah aula yang merupakan seorang Villainess itu. gadis itu di permalukan oleh pangeran dan hanya mampu menan...