18. Laure muncul

3.4K 448 17
                                    

____

"Terima kasih paman, aku sangat menyayangimu...."
Suara gadis yang telah mati itu tiba terbang masuk kedalam telinga.
Suara itu terdengar sangat dekat seperti dia berada tepat di belakangku.
Saat aku menoleh aku sudah jawabnya kalau itu bisa saja halusinasi ku.

Krrk
Perlahan aku meraih tubuh gadis kecil yang mulai memucat itu.
Saat selimut tersingkap sebuah kebenaran terlihat.
Salah satu kakki anak itu tidak ada ,hanya menyisakan bagian lutunya saja.
Tepatnya kaki kanannya yang kupasangkan gelang kaki itu.

"Karna gelang itu tidak bisa dilepas mereka akhirnya memotog kakinya untuk mendapatkan gelang itu"ucap Emily berjalan mendekat.
"Tapi meskipun kaki itu sudah terpotong, gelang itu masih menempel pada kaki gadis itu..."ucap Emily lagi.
"Gelang?, apa gelang yang kita temukan di perut babi tadi?"tanya Rachael 
Perban yang membalut kaki yang setengah itu terlihat kecoklatan dan Kumal.

"Louise, apa yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir ini?"tanya Emily yang tak mampu mengalihkan pandanganya.
Louise hanya terdiam dengan wajah yang begitu putus asa.
"Semua itu terjadi saat aku sedang berada diluar , saat aku  membeli obat untuk Loren"ucap Louise dengan terbata.

Aku tak mampu mengalihkan pandanganku pada kaki yang sudah terpotong itu.
Crrrt
Crrrt
Crrrt
Suara sesuatu mulai terdengar dari balutan perban Kumal itu.
Dan terlihat juga sesuatu yang bergerak begitu banyak yang meronta ronta ingin keluar dari balutan perban yang ketat itu.

Aku menggendong gadis kecil itu di depan dadaku dan menopang bongkongnua dengan tangan Kiriku
"Kau bisa bercerita saat sudah sampai di kediamanku nanti"ucapku menyentuh balutan perban itu.

Benarkan ada sesuatu yang bergerak gerak, bentuknya kecil kecil dan gerakannya cepat.
aku mulai mengerutkan keningku.
"Beraninya kalian menggerogoti anakku"ucapku dengan nada kesal

Lalu srrrt
Aku mencengkram balutan perban itu dan menarik nya paksa
Zrrrat
Tiba tiba sesuatu terjatuh dari perban itu, binatang itu menumpuk berwarna putih kekuningan dan menggeliat kesana kemari.

"Astaga...."ucap Emily dengan wajah terkejut.
"Memuakan...."ucapku menginjak  binatang yang bertumpuk itu dengan keras membuat mereka hancur menjadi cairan menjijikan dan menempel di sepatu.
Aku menepuk rambut kusut berwarna hitam milik Loren.

Tis tis
Suara air yang menetes terdengar begitu jelas dalam kesunyian itu..
"Tuan....?"ucap Emily menyentuh bahuku.
Srrrt
Aku menggerakkan mataku dan melihat Emily, 

Sesuatu hal misterius seperti keluar dari tubuhku.
Amarah? Tidak, ini bukanlah amarah melainkan dendam.
Aku ingin membunuh babi itu, menyiksanya, mengulitinya menghancurkannya.
Hancurkan 
Hancurkan
Hancurkan 
Hancurkan.

Srrang
Tiba tiba Emily dan Rachael melompat kebelakang sejauh 2 meter.
Insting bertahan hidup mereka seakan memberitahu mereka.

"Kau akan mati jika kau mendekat"
"Emily kemari"ucapku tanpa berbalik.
"Ya tuan"jawab Emily perlahan mendekat.
Langkahnya bergetar namun dia terus memastikan untuk tetap melangkah ..
"Ya master?"tanya Emily berlutut di hadapanku.
"Pergilah ke kota sebrang, katakan pada Laure kalau aku membutuhkan........"ucapku
"Pastikan semua barang itu harus datang malam ini, karna semuanya harus di lakukan malam ini juga"ucapku dengan nada dingin
"Baik master"jawab Emily bergegas pergi.

Ketika Emily pergi situasi menjadi sunyi kembali .
"Growwll"
Perlahan terdengar suara meraung dari perut anak anak.
"Kak Louise kami lapar"ucap anak anak yang kelelahan karna telah menangisi kematian temannya.
"Kalian pasti sangat lapar yah, sekarang juga sudah waktunya makan siang"ucapku berbalik melihat anak anak itu.

Pembalasanku (Harem BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang