8. Rezen

4.3K 533 7
                                    

Aku duduk di sebuah kursi yang lembut dengan bantalan empuk di sebuah taman kediaman karish.
Sembari meyedih teh di cangkirku, aku memperhatikan anak kecil berambut hijau tua yang sedang memakan camilan itu.
Dia makan begitu berantakan seperti baru saja menemukan makanan terenak di dunia.
"Apa rasanya enak?"tanyaku menjulurkan sapu tangan dan perlahan mengelap wajah anak laki laki itu.
"Tuan biarkan saya saja"ucap pelayan wanita yang kaget.
"Tidak perlu, kau bisa pergi dari sini sekarang"ucapku
"Baik tuan Duke"ucap pelayan wanita itu membungkuk lalu meninggalkan aku dan anak itu berdua saja.

"Paman"ucap anak itu perlahan menurunkan cookies yang seukuran genggaman tangannya itu.
"Katakan"ucapku
"Apa aku seorang anak haram?"tanya anak itu
"Apa ibumu yang mengatakan hal itu padamu?"tanyaku menurunkan gelas teh ku.
"Tidak..."ucap dia menggelengkan kepalanya.
"Ibu tidak perna sekalipun mengatakan hal kasar seperti itu"ucap nya
"Lalu, siapa orang itu?"tanyaku
"Mereka adalah teman temanku, dan mereka mengetahui dari orang tua mereka. Aku perna bertanya pada ibuku saat itu"ucap dia memainkan cookies yang masih dia pegang
"Lalu apa tanggapan ibumu?"tanyaku.
"Dia tidak mengatakan apa apa, tapi dia terlihat begitu sedih. Di malam itu juga saat aku tertidur aku mendengar tangisan ibuku, ibu terus meminta maaf sembari berkata ' maafkan aku yang tak mampu jadi ibu yang baik '."ucapnya.
"Padahal aku tahu itu bukan salah ibu, itu adalah salahku karna terlahir di dunia ini"ucap dia terus menunduk.
Puk
Tanganku menyetu rambut hijau tua itu.
"Itu bukanlah kesalahan ibumu yang memilih melahirkan mu, dan bukan juga salahmu yang sudah terlahir atas pilihan ibumu. Semua kesalahannya terletak pada pria yang tak pantas kau sebut ayah itu"ucapku dengan wajah datar.
"Anda sangat baik tuan"ucap dia tersenyum.
"Aku harap, aku memiliki ayah yang baik hati seperti mu. Tuan Duke "ucap anak itu tertawa polos.
"Yah anak anak di usia seperti mu seharusnya tertawa saja tanpa memikirkan urusan orang dewasa"ucapku tersenyum menepuk nepuk kepala anak itu.
"Hiks hiks" anak itu perlahan mulai menangis dalam pelukanku.
____
"Tuan Duke..."terdengar suara perempuan yang cukup keras.
Terlihat wanita berambut coklat tua dengan wajah kurus itu berlari kemari dengan pakaian yang di penuhi darah.
"Shhht"aku menaruh jari telunjukku didepan bibirku.
Lalu menunjuk seorang anak berambut coklat tua yang tertidur dalam pangkuanku.
Anak itu tertidur begitu pulas sampai sampai mengeluarkan liurnya di pakaian ku.
"Astaga.... Maafkan anak saya, tuan Duke"ucap gadis itu hendak mengambil anak kecil yang tertidur.
"Tidak apa apa, biarkan saja dia tertidur. Dia pasti kelelahan setelah begitu banyak menangis"ucapku menyentuh rambut coklat tua anak itu.

"Ini teh anda nona"ucap pelayan mendorokan nampan.
"Eh, teh... Saya tidak bisa memilikinya tuan Duke"ucap wanita itu
"Duduklah, aku ingin sedikit bercerita padamu"ucapku mengangkat gelas teh yang mulai dingin.
"Ta-tapi tubuh saya dipenuhi dengan debu dan darah. Saya hanya akan mengotori kursi anda"ucap Anne merendahkan dirinya.
"Duduklah, tehnya akan menjadi dingin jika terus terkena angin"ucapku memutar mataku melihat nampan yang terbuat dari tembaga.
"Ba-baik"ucap Anne duduk di kursi.
Mata Anne bergerak melihat rambut anaknya yang begitu mirip dengannya.
"Aku mengubah warna rambut anakmu dengan sihirku"ucapku

"Itu memang membuat saya terkejut, namun tuan Duke. Apa maksud anda membiarkan saya membalas dendam kepada pria itu?"ucap Anne dengan tangan yang kurus.
Tup
Aku menaruh gelas di meja kembali.
"Berapa umurmu sekarang Anne?"tanyaku
"I-itu 16 tahun tuan Duke"jawab Anne
"Kau lebih tua 1 tahun dari Leamona, namun kau sudah begitu tersiksa selama ini. aku bisa mendengar doa yang selalu kau panjatkan saat kau hendak tidur. Kau selalu mendoakan tentang kesehatan anakmu dan juga kau mendoakan pria yang menghamili mu agar dia selalu bahagia"ucapku melihat gadis itu.
"Anakmu sudah menjadi anak yang sehat meski sedikit kurus, dan bajingan itu juga bahagia bersama dengan keluarganya. Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri?"tanyaku
"Tuan Duke, saya sama sekali tidak mengerti maksud anda?"ucap Anne.

"Yang kutanya itu, bagaimana dengan perasaan dendammu, sisi lain dari dirimu yang baik. Bukankah dia selalu mengutuk pria itu serta keluarga dan selalu meminta agar seluru keturunan pria itu membusuk di dalam neraka saja"ucapku menatap Anne dengan lekat.

"Tuan Duke"ucap Anne dengan wajah yang begitu sedih.
"Besok, akan ada berita di koran tentang perampokan salah satu dokter terkenal di kekaisaran, perampok itu menghabisi seluru keluarga dokter termasuk seorang bayi yang baru berumur 5 bulan yang tak lain adalah anak bungsu sang dokter. Serta kebenaran tentang dokter yang memperkosa seorang gadis di bawah umur akan terungkap esok hari di sebuah koran. Bukankah itu menarik"ucapku tersenyum.

"Tuan Duke, saya tidak memiliki apapun di dunia ini untuk membayar anda. Saya bahkan tak mampu menyerahkan nyawa saya yang rendah ini untuk bayaran dari bantuan anda "ucap Anne memegang pakaiannya yang usang.
"Bekerjalah untukku Anne"ucapku
"Kau menjual ramuan dan racun pada guild assassin demi menghidupi anakmu selama ini, bukan"ucapku melihat Anne.
"Bayar aku dengan kemampuanmu itu Anne, sebagai bayaran dari setiap ramuan dan racun yang kau buat. Aku akan memberikan kehidupan yang lebih layak untuk mu dan anakmu"ucapku tersenyum.
"Tapi... Tuan,jika begitu bukankah hanya saya saja yang di untungkan "ucap Anne berdiri
"Kalau begitu, bagaimana jika kau sekaligus menjadi pelayan untuk Leamona. Kau akan melakukan 2 pekerjaan sekaligus dan aku hanya akan membayarkan gaji 1 pekerjaan?"ucapku memengaku daguku.

Mata Anne berbinar
Gruut
Dia berlutut di depan kakiku.
"Saya akan berjanji setia kepada anda, tuan Duke "ucap Anne
"Aku menantikan kerja kerasmu, Anne"ucapku tersenyum.
"Emhh.... Mama?"ucap anak itu perlahan terbangun.
"Rezen, mari kita pulang sekarang "ucap Anne tersenyum sembari melembarkan kedua tangannya kepada Rezen.

Anne menggendong Rezen dalam dekapannya
"Karna kau sudah resmi menjadi pelayan kediaman karish, kau bisa pindah besok ke asrama pelayan "ucapku
"Terima kasih banyak, tuan Duke"ucap Anne membungkuk padaku.
Perlahan Anne pergi meninggalkan ku yang masih duduk di sana
Terlihat senyum yang begitu sumringah dari Anne dan rezen.
___
Clak
Aku membuka pintu ruanganku, dan terdapat Orkan yang berdiri menutupi sesuatu.
"Apa kau puas dengan Anne?"tanyaku kepada Orkan.
"Gadis itu, dia benar benar seorang ahli"ucap orkan.
Terlihat sesustu yang mencair di lantai.
"Saya masih tidak bisa habis pikir bagaimana bisa seorang gadis berusia 16 tahun. Memilih untuk melelehkan tubuh manusia dengan racun sampai tidak ada bagian tubuh itu yang terlihat lagi. Sebagai seorang mantan assaint saya sama sekali tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya"ucap Orkan dengan wajah kagum.
"Begitukah, jadi merekrut Anne memang keputusan yang tepat"ucapku tersenyum.

"Kau bisa menyaksikan kehebatan gadis itu lebih dekat, Orkan. Karna itu aku meletakan Anne dalam didikan mu"ucapku tersenyum.
"Terima kasih atas kemurahan hati anda, tuan"ucap orkan membungkuk padaku.
"Singkirkan benda aneh itu, melihat pria itu masih hidup walaupun tubuhnya sudah tak berbentuk membuat ku menjadi tidak berselera makan"ucapku keluar dari ruang kerja ku
"Di mengerti tuan"jawab orkan

Di dunia ku dulu, setelah kematian leamona dan Karllan seharusnya game sudah berakhir. Namun karna desakan para pemain. Game pun mendapat season 2. Dimana akan muncul antagonis lain serta bertambahnya Harem protagonis wanita
Di game season 2 akan di jelaskan tentang sebuah wabah yang menyerang kekaisaran. Banyak orang yang mesti karna wabah yang merajalela.
Seperti cerita game pada umumnya, protagonis wanita dan para haremnya mulai mendatangi setiap kota untuk mencari obat untuk menyembuhkan wabah. Dan disana mereka akhirnya menemukan sebuah desa yang sama sekali tak terkena wabah itu. Dan orang yang membuat obat itu tak lain adalah Rezen yang berusia 9 tahun.
Suatu malam Rezen bercerita kepada protagonis wanita walau dia bisa menyelamatkan banyak nyawa manusia tapi dia sama sekali tak mampu menyelamatkan ibunya yang terkena wabah.
Karna keputusan-asahan atas Kematian ibunya, Rezen akhirnya membuat obat obat yang berkemungkinan untuk menyembuhkan orang terjangkit wabah dengan menguji coba obat itu pada dirinya sendiri.

Mata protagonis wanita berbinar dan memeluk anak berusia 9 tahun itu.
Dan akhirnya Rezen masuk kedalam Harem protagonis.
"Sial, setiap mengingat itu. Aku langsung merinding"gumamku
"Bagaimana bisa dia tidak pilih pilih umur, bukankah protagonis wanita hanya seorang pedofil yang bersembunyi atas nama kasih sayang"ucapku yang duduk di kursi ku.
Aku membaca buku dengan lilin yang menerangi.

"Master, saya kembali"terdengar suara dari Ara balkon yang terbuka.

Pembalasanku (Harem BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang