05 - Dia Cantik

4.5K 463 25
                                    

Kedua tangan Haechan mengepal kuat saat kalimat paling laknat itu keluar dari bibir sahabat karibnya. Itu pasti sebuah kebohongan, tapi kenapa Haechan bisa percaya begitu saja.

Pernikahan katanya?
Heh, mana mungkin. Renjun mencintainya, tidak mungkin lelaki terkasih itu mau menikah dengan orang yang tidak dia cintai. Bahkan Haechan sudah berjanji akan menikahinya tahun depan.

"Lihat. Kali ini aku yang menang." Jeno menyeringai kala menatap wajah tidak suka Haechan. Dari meja bartender, Jeno memutar arah tubuhnya untuk melihat lantai dansa ditengah ruangan.

Mengalihkan mata lelahnya untuk melihat sesuatu yang mungkin saja bisa membuatnya segar. Tapi sayangnya tidak siapapun yang bisa membuat moodnya jadi membaik.

"Kau pasti bercanda." mencoba tersenyum, Haechan menenggak vodkanya lagi. Kepalanya mulai pusing sejak meminum dua gelas terakhir.

Jeno mendengus, "Kau masih tidak percaya? Kau boleh tanyakan sendiri pada Renjun." Jeno beranjak dari tempat duduknya, "Aku harus pulang. Sebentar lagi aku akan menikah jadi banyak hal yang akan aku urus menjelang hari H." katanya mengejek. Ia kemudian melangkah pergi meninggalkan Haechan yang terlihat mulai kacau.

Mampus kau, Haechan. Sekarang kau bisa merasakan bagaimana sakitnya jika orang yang kau sayang diambil, kan?

Jeno tersenyum menang.

:::

Jam setengah dua belas malam, Renjun terbangun karena getar ponsel miliknya. Ia meraih benda persegi panjang tersebut lalu melihat nama yang tertera.

"Haechan-ssi." jawabnya dengan suara serak.

"Kau sudah tidur, love?" tanya Haechan lembut.

"Hm. Ada apa?"

Terdengar suara tarikan napas berat dari seberang sana, "Jeno bilang kalian akan menikah?" tanyanya putus asa, "Katakan jika itu bohong, love."

Renjun menghela napasnya, "Kita akan bicarakan ini besok. Sekarang sudah malam, aku harus tidur, Haechan-ssi."

Haechan tertawa kecut, Renjun tidak mengilah. Itu artinya apa yang Jeno katakan memang benar adanya, "Tidurlah. Selamat malam, love. Aku mencintaimu."

Pip

Sambungan terputus sebelum Renjun mengatakan apapun. Kantuknya lenyap dalam seketika, tiba-tiba saja ia bisa merasakan sakit seperti yang Haechan rasakan.

Sebelum ini, Renjun juga pernah sama sakitnya dengan pria itu. Ditinggal menikah oleh orang yang ia cintai.

Renjun merasa iba pada Haechan, tapi ia bisa apa. Cintanya pada Jaehyun sudah sangat dalam, pada akhirnya akan sama saja, ia akan menikah dengan orang yang tidak ia cinta. Haechan dan Jeno, dua-duanya hanya orang biasa bagi Renjun.

:
:
:
++ o(╥﹏╥)o ++
:
:
:

Jimin menatap angkuh orang yang duduk di depannya. Seseorang yang sudah mengambil perhatian Haechan darinya. Seseorang yang sudah membuat hati Jimin sakit hanya dengan memikirkannya saja.

Mereka duduk di dalam sebuah cafe sederhana yang terletak tidak jauh dari kantor Haechan. Jimin sengaja mengajak Renjun saat mereka berpapasan di pintu keluar gedung tadi.

Awalnya Jimin hanya ingin mengunjungi Haechan setelah kemarin pria itu mau lagi berbicara dengannya. Sekalian ingin membicarakan tentang iklan produk dari D&H Group yang dibintangi oleh Jimin.

Ia tidak menyangka jika akan berpapasan dengan laki-laki itu. Dan akhirnya Jimin berbasa basi dan mengajak Renjun untuk makan bersama.

Karena memang waktunya untuk makan siang, jadi Renjun mau-mau saja walaupun tidak tahu persis apa yang diinginkan oleh perempuan berambut panjang itu.

VERRAT [NOREN VER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang