07 - Cemburu?

4.8K 483 45
                                    

Dua botol tequila yang isinya sudah kosong, tergeletak begitu saja di atas meja persegi panjang setinggi lutut.

Sang peminum —Haechan sudah tumbang, meringkuk dan meracau tidak jelas di atas sofa. Suara musik yang gaduh bahkan tak terdengar lagi oleh telinganya.

"Kenapa dia? Tidak biasanya meminum sampai sebanyak itu." tanya salah satu dari tiga orang yang duduk di sofa yang sama dengan Haechan.

"Ditinggal menikah oleh pacarnya." jawab Jisung sambil mengeluarkan tawa. Ya, merasa lucu saja, ternyata seorang Haechan bisa patah hati juga.

Jaemin mengerutkan keningnya, "Jimin? Menikah? Aku tidak percaya dia mampu meninggalkan Haechan."

"Bukan Jimin." kini giliran Jungwoo yang menjawab, "Tapi pacar barunya."

Jaemin dibuat semakin bingung. Setahunya, Haechan tidak pernah menggandeng orang lain selain Jimin, "Pacar baru?" tanyanya tidak percaya.

"Kau ingat laki-laki berparas manis yang dia bawa ke pesta pelantikan direktur baru di perusahaan ayah Jisung tiga minggu lalu?"

Jaemin fokus pada Jungwoo. Sepertinya pria itu jauh lebih tau tentang kehidupan Haechan dari pada dia, "Ya. Aku ingat. Sekretarisnya 'kan?"

"Iya. Dia itu adalah pacar baru Haechan. Haechan sengaja mencari-cari masalah dengan Jimin agar mereka putus, dan sekarang kurasa ia sudah mendapat karmanya sendiri."

Jaemin terdiam. Ia ingat orang itu, seseorang yang dulu pernah bekerja sebagai sekretaris di perusahaan milik keluarga Jung —kakak iparnya.

Taeyong adalah orang yang cukup lemah jika urusan hati, dan satu-satunya orang bisa ia ajak bicara hanya adik terakhirnya —Jaemin.

Dan dari semua cerita Taeyong itu Jaemin jadi tau jika Renjun bukanlah orang baik-baik. Dia adalah laki-laki perusak hubungan orang. Terkhusus, hubungan kakak dan kakak iparnya, dan sekarang hubungan antara Haechan dan Jimin.



Cih. Dasar.



Ya, Taeyong memang mengetahui semuanya, bahkan sebelum ia dan Jaehyun menikah. Sebenarnya Renjun tidak pantas disebut orang ketiga, karena disini Taeyong adalah perebut yang sebenarnya.

Itulah sebab kenapa ia selalu menahan kesakitannya sendiri tanpa mau protes dengan Jaehyun. Karena ia sadar jika dua orang itu masih saling mencintai.

"Kau antarkan dia pulang."

Lamunan Jaemin terhenti oleh suara Jisung yang memerintahnya. Pria dengan marga Park itu lalu bangkit dari tempat duduknya dan berpamitan untuk pulang. Istrinya sudah menelponinya sejak tadi.

Sekarang hanya tinggal mereka bertiga. Haechan yang sudah tidak berdaya lagi dan Jungwoo yang duduk santai sambil menatapi lantai dansa yang mulai ramai oleh orang-orang.

:
:
:
++ (☆^ー^☆) ++
:
:
:

Jam 4 dini hari Jeno terbangun karena dering ponsel yang berasal dari meja nakas di samping tempat tidur.

Itu ponsel Renjun. Jeno meraih ponsel tersebut untuk melihat notifikasi dua pesan yang masuk. Ia mendengus lalu melirik pada wajah damai Renjun yang tertidur pulas.

Jeno tidak membaca pesannya. Itu privasi Renjun, ia akan hargai. Ia meletakkan ponsel itu lalu kembali terbaring. Ia menggeser posisi tubuhnya agar lebih dekat dengan Renjun. Menarik selimutnya lebih tinggi agar menutup sampai ke bagian leher. Ia melakukan hal yang sama pada selimut Renjun yang sedikit melorot. Lalu ia pun kembali terlelap.

Jam 6 pagi Jeno sudah terbangun. Laki-laki itu memang sudah terbiasa bangun pagi sejak memilih untuk tinggal sendiri. Ia beranjak pergi kekamar mandi tanpa mengenakan apapun.

VERRAT [NOREN VER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang