Semua pasang mata yang saat ini ada di meja makan menatap Renjun dengan pandangan penuh tanda tanya. Ada juga sebagian rasa iba yang terselip.
Kelopak mata menantu Lee itu nampak bengkak dan sudutnya berwarna kemerahan. Wajah cantiknya jadi terlihat kusut dan mengkhawatirkan, padahal ia sudah mandi dan berbau wangi.
Penampilan wajah Renjun pagi ini benar-benar membuat mereka terkejut.
"Selamat pagi, Ma." sapa Jeno yang baru saja bergabung di meja makan. Ia juga sempat mencium pipi Yoona sebelum menarik satu kursi kosong yang ada di sebelah Renjun.
Mata yang tadi memperhatikan Renjun, kini berpindah menatap Jeno penuh tanya.
"Jeno, apa kau melakukan sesuatu terhadap istrimu?" tanya Doyoung tanpa basa-basi. Batinnya sudah terlalu kepo pasal penampilan adik iparnya pagi ini.
Donghae yang mendengar itu hanya berdehem untuk mengingatkan Doyoung. Ya walau bagaimanapun itu adalah urusan pribadi anak-anaknya. Jadi tidak seharusnya dibahas di depan semua keluarga. Apalagi di saat akan sarapan bersama seperti ini.
Jeno langsung menatap ke arah Renjun. Pria itu tersenyum saat mendapati Renjun hanya menunduk dengan kaku, "Kami baik-baik saja, hanya ada masalah kecil sedikit." ujarnya sambil merangkul bahu istrinya.
"Jika ada masalah, selesaikan dengan cepat, Jeno. Tidak baik membuat istrimu tertekan seperti itu." Donghae ikut menimpali.
Jeno menganggukkan kepalanya, "Kami sudah menyelesaikannya."
:
:
:
++ ╮(╯▽╰)╭ ++
:
:
:Menepati janjinya pada Renjun, hari ini Jeno libur bekerja. Ia bahkan sudah mempersiapkan segalanya untuk acara bulan madu mereka yang sudah sangat sangat terlambat.
Sudah basi sebenarnya, tapi Jeno tetap ingin melakukannya.
Setelah selesai sarapan bersama dengan keluarganya, Jeno langsung berpamitan untuk pulang ke rumah mereka.
Selama dalam perjalanan, belum ada pembicaraan apapun yang terjadi diantara mereka. Renjun sengaja memilih diam karena masih merasa sakit hati dengan Jeno. Dan Jeno sendiri tidak mempermasalahkan tentang diamnya Renjun hingga saat ini.
Sesampainya di kediaman mereka, ternyata Karui dan Chouji sudah bersiap lebih dulu. Renjun sempat terkejut begitu melihat pasangan suami istri itu keluar dengan membawa tiga koper besar.
Tapi karena masih gengsi dan cukup malas untuk bertanya, Renjun hanya diam saja dan memendam rasa penasarannya. Ia keluar dari mobil sambil terus terus melangkah dan memperhatikan gerak mereka.
"Kita bawa dua mobil, dan akan menginap dua malam di sana." jelas Jeno pada Chouji.
"Baik, tuan. Semua barang sudah kami siapkan, laptop anda juga sudah kami masukkan kedalam mobil."
"Oke. Sekarang kita harus segera berangkat."
"Baik, tuan." Chouji dan Karui langsung bergerak pergi meninggalkan tuannya.
Renjun diam. Tidak bergerak sama sekali dari pijakannya. Tidak bersuara bahkan tidak menoleh pada Jeno.
Jeno hanya mampu menghela napasnya, Renjun masih marah. Jika ditarik paksa, pasti laki-laki itu akan meronta.
Jadilah Jeno langsung mengangkat tubuh itu kedalam gendongannya. Seperti dugaannya, Renjun hanya menjerit dan langsung mengalungkan tangannya ke leher Jeno.
"Kita mau kemana?"
"Kau bilang ingin dengar ceritaku, dan ceritaku cukup panjang sampai tidak akan habis kalau hanya sehari."
KAMU SEDANG MEMBACA
VERRAT [NOREN VER]
FanfictionFollow dulu sebelum baca √ End- WARNING : BxB, YAOI, M-PREG JENO x RENJUN ========================== Kisah asmaranya selalu berakhir rumit. Sekarang Renjun sudah menyerah, terserah saja Jeno ingin memperlakukannya seperti apa. ======================...