"Sial." berkali-kali makian itu keluar dari belah bibirnya. Nomor orang yang tadi mengiriminya pesan video kini sudah tidak aktif lagi, sementara dirinya sudah terjebak pada kemacetan panjang.
Yoshi juga merasakan hal yang sama. Terjebak pada kemacetan lalu lintas kota yang padat.
"Brengsek." maki Jeno lagi. Kali ini dibarengi dengan pukulan pada stir mobilnya.
Ia meraih ponselnya untuk melihat keberadaan Renjun yang titiknya semakin menjauhi kota.
"Renjun-ah, bertahanlah." lirih Jeno. Gurat kekhawatiran nampak jelas di wajah tampannya.
Perusahaannya sedang kacau saat ini. Jeno yakin ada orang yang ingin menghancurkannya. Bahkan melakukan segala cara agar niatnya cepat terlaksana.
Perang dagang dengan perusahaan-perusahaan besar sudah kerap kali terjadi, dan Noren Retail masih menduduki posisi paling atas untuk setiap produk yang mereka keluarkan.
Akan tetapi, Jeno tidak sampai memikirkan bahwa mereka akan melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengambil bagian dari keluarganya sebagai tawanan.
Cih, ini persaingan yang tidak sehat. Mereka pikir mereka akan menang jika sudah menawan Renjun.
Renjun bukanlah kelemahan Jeno. Jeno masih bisa melakukan apapun yang dia mau walau tanpa Renjun sekalipun. Renjun hanya...
Jeno menatapi dua tangannya yang bergetar. Berpegangan kuat pada stir tidak membuat tangan itu bisa diam. Tetap bergetar kuat meski Jeno telah mengepalkannya beberapa kali.
Atau memang mungkin benar...
...bahwa Renjun sudah jadi kelemahan Jeno saat ini?
:
:
:
&& ಥ⌣ಥ &&
:
:
:Guanlin hanya bisa mengusap wajahnya dengan rasa frustasi. Ia sadar jika rencananya gagal lagi kali ini. Kenapa dunia ini serasa sempit sekali baginya?!
Disana. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, bersimpuh seorang laki-laki yang tubuhnya bergetar ketakutan. Mereka berada di dalam sebuah ruangan bekas gudang penyimpanan saat ini.
Akibat dari cahaya lampu yang terang, Guanlin bisa langsung melihat wajah sosok yang dibawa oleh dua orang suruhan Daniel beberapa menit lalu.
Perlahan ia berjalan mendekati laki-laki yang sejak tadi terisak dan menunduk.
"Aku tidak percaya ini dirimu, Renjun-ah." ujarnya pelan. Ia jongkok lalu menarik tubuh bergetar itu untuk ia dekap.
Ketenangan ini, kehangatan ini bahkan aroma ini adalah hal yang pernah sangat ia rindukan.
"Kau sudah menikah, bahkan sudah mengandung anak si Lee Jeno sialan itu." desisnya, "Kenapa rasanya dunia ini benar-benar kejam padaku."
Renjun mendongakkan kepalanya. Tangisnya seketika berhenti digantikan dengan rasa keterkejutan yang sama dengan Guanlin.
"Guanlin?" tanya Renjun bingung.
Guanlin menghela napasnya. Rasanya jadi begitu berat setelah tau jika orang yang ia tawan adalah mantan kekasihnya dulu.
Ya, Guanlin adalah kekasih Renjun sewaktu mereka masih sekolah dulu. Mereka menjalin hubungan lebih dari satu tahun dan harus berpisah karena Guanlin dipaksa melanjutkan kuliahnya di luar negri .
Mereka berpisah dengan cara baik-baik. Mereka masih saling mencintai saat itu tapi lebih memilih untuk putus dari pada menjalin ikatan yang sulit karena jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERRAT [NOREN VER]
FanfictionFollow dulu sebelum baca √ End- WARNING : BxB, YAOI, M-PREG JENO x RENJUN ========================== Kisah asmaranya selalu berakhir rumit. Sekarang Renjun sudah menyerah, terserah saja Jeno ingin memperlakukannya seperti apa. ======================...