Laki-laki Huang itu hanya bisa pasrah saat bibir sang suami mulai menjelajah lehernya. Ini pertama kali baginya, bermesraan di tempat yang terbuka. Ia yakin bahwa ada beberapa pasang mata yang saat ini menatap ke arah mereka.
Tapi Renjun hanya diam menikmati semua kecupan yang Jeno berikan. Lagi pula Jeno hanya menjajah bagian lehernya. Renjun masih yakin jika Jeno memiliki otak cerdas, mereka tidak akan bercumbu lebih panas dari ini di hadapan beberapa orang yang turut bersama mereka di belakang sana.
Namun sayang, keyakinan itu langsung hilang karena saat ini Jeno menarik leher baju Renjun kearah samping untuk membuka bahu dan tengkuknya lebih lebar.
"Je-Jeno." Renjun menahan tangan Jeno yang akan menurunkan kerah bajunya lebih banyak, "Ini tempat terbuka."
Sejenak Jeno menghentikan aktifitasnya. Ia juga menarik lagi kerah baju Renjun setelah mengecupnya, "Kita pindah."
Tanpa ada bantahan lagi, Renjun menurut saat Jeno menariknya turun dan membimbingnya hingga ke kamar mereka.
Ditempat yang tertutup, tentu Jeno bisa lebih bebas untuk mencampakkan semua bahan benang yang melekat ditubuh istrinya.
(͡° ͜ʖ ͡°)
:
:
:
++ 乂❤‿❤乂 ++
:
:
:Satu jam kemudian akhirnya mereka sampai di sebuah pulau yang cukup luas. Di tengah pulau, tepat di dataran paling tinggi, berdiri hotel cukup mewah milik keluarga Lee. Nampak jelas dari logo perusahaan dan nama yang tertera di garisan atap hotel.
Renjun menatap takjub pada pemandangan di depannya, pantai pasir putih yang indah juga rumah-rumah kecil di tepian pantai.
"Kau bilang kau suka pantai." ujar Jeno sambil menggandeng tangan Renjun. Mereka berjalan di dermaga, meniti jembatan kayu yang nampak indah dengan hiasan gambar-gambar unik disetiap kayunya.
"Pulau ini milik keluarga Lee?"
"Tiga perusahaan besar. TKG, Akatsuki dan Lee Group." jelas Jeno. "Dulu setiap tahun kami selalu kesini."
"Siapa saja."
"Jungwoo, Jisung, Haechan, Jaemin dan aku."
"Hanya berlima?"
Jeno tidak langsung menjawab pertanyaan istrinya saat mereka tiba di gerbang masuk. Mereka langsung disambut oleh beberapa orang pria berpakaian serba hitam dan mengenakan kaca mata yang hitam pula.
Jeno menunjukkan sebuah kartu dan para penjaga langsung mengarahkan Jeno untuk menuju hotel melalui jalan batu yang pinggirannya ditanami bunga-bunga.
"Jimin juga terkadang ikut. Dia tidak percaya pada Haechan dan selalu ingin mengawasinya." kata Jeno setelah mereka kembali berjalan menuju hotel.
"Hmm." hanya itu respon Renjun. Entah kenapa saat mendengar nama Jimin keluar dari belah bibir Jeno, hatinya merasa sakit.
Jeno melepaskan genggamannya. Tangan kokohnya sekarang berpindah merangkul bahu Renjun dan mengusapnya berulang-ulang seperti tau keresahan hati istrinya.
Sampai di kamar hotel, Jeno langsung membuka tirai dinding kaca yang menghadap langsung kearah pantai dan lautan. Ia menikmati pemandangan tersebut sebentar sebelum kembali pada Renjun yang sudah duduk di sofa panjang.
"Kau lelah?" tanya Jeno.
Renjun hanya memutar bola matanya. Memangnya siapa yang membuat Renjun jadi lelah dua kali lipat jika bukan suaminya.
Tidak menjawab, Renjun meluruskan kakinya memenuhi panjang sofa. Ia sempat menghela napasnya sebelum memejamkan matanya untuk tiduran.
Jeno mendekat. Tidak perlu persetujuan, pria itu langsung mengangkat tubuh istrinya untuk pindah ke tempat tidur yang jauh lebih empuk dari pada sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERRAT [NOREN VER]
FanfictionFollow dulu sebelum baca √ End- WARNING : BxB, YAOI, M-PREG JENO x RENJUN ========================== Kisah asmaranya selalu berakhir rumit. Sekarang Renjun sudah menyerah, terserah saja Jeno ingin memperlakukannya seperti apa. ======================...