••Alethea Andhira
Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki banyak teman karena status sosialnya yang rendah.
Siapa tahu? Alethea adalah putri dari pengusaha sukses yang nama marganya sendiri tid...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••Jangan jadi Silent Readers••
Budayakan Vote sebelum baca:)
••Happy Reading••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam itu, hujan deras berserta petir terlihat dari celah-celah jendela. Alethea berbaring dengan gugup di atas ranjang, siapapun tolong buat dirinya agar tetap terjaga malam ini. Rasanya aneh ketika Ia membayangkan akan tidur bersama Anteros di ranjang yang sama.
Click.
Alethea menoleh menatap Anteros baru saja keluar dari kamar mandi, tubuh tinggi memperlihatkan otot bagian atas tubuhnya. Wajah Alethea memerah, Ia mengalihkan pandangannya pada Anteros.
Sedangkan Anteros melihat Alethea tengah menatap ke jendela, Ia mengerutkan keningnya. Menutupi gorden jendela dengan rapat agar kilatan petir tidak terlihat. Anteros melangkah mendekat pada Alethea, duduk di sisi ranjang menatap kelinci kecil itu bersembunyi di bawah selimut, sudut bibir Anteros berkedut kecil.
Menarik selimut itu, membuat Alethea berteriak panik. "Anteros, guna-gunakan pakaian kamu dulu." Ucap Alethea panik.
Anteros tersenyum, "kenapa memangnya? Aku marasa gerah... Dan kau tahu berapa banyak gadis lain ingin menyentuhnya?"
"Aku tidak peduli, cepat pakai pakaianmu!" Alethea menggelengkan kepalanya keras kepala.
Anteros mendengus, menarik ujung selimut memperlihatkan bola mata indah kelinci kecilnya. "Kalau bukan kamu yang peduli, kamu pikir aku akan membiarkan mereka melihatnya? Jadi Alethea... Apa kamu pernah mendengar, semakin kamu berlari jauh. Kamu akan jatuh pada akhirnya."
Alethea membulat kan matanya, "Siapa yang berlarian aku sejak tadi berada di sini." Kilah Alethea berpura-pura tidak mengerti.
Mata tajam lelaki itu semakin menatapnya dalam, mendekatkan wajah tampan itu semakin memotong jarak mereka, mata itu seakan ingin melahapnya dalam satu gigitan.
Tangan Alethea di dada itu tertahan agar menjaga jarak. "Anteros aku, aku belum siap." Bisik Alethea pelan.
Anteros terkekeh pelan, "apa yang ada di otak kecilmu, heh? Apa Alethea kita sudah pernah melihat film dewasa?" Ucap Anteros berbisik di telinga kelinci kecilnya, ujung lidahnya menjilati dengan lembut.
