{35} Harley Davidson

468 59 18
                                    

Rada gajelas kelanjutannya bjir, maapin kalo ga ngefeel.

Tandai kalo ada typo.

Jangan lupa vote, spam comment, dan share cerita ini. Buat yang belum follow silahkan follow dapet jaminan follback.

Happy reading...
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini Fourth boncengin Echo keliling fakultas hukum. Emang dasar mereka berdua ini orang-orang gabut, padahal kelas sore tapi masih pagi udah nangkring aja di universitas. Nggak tau deh antara terlalu rajin atau terlalu gabut. Buktinya aja sekarang mereka cuma sepedaan muter muter sampe nggak kerasa udah masuk fakultas kedokteran yang jaraknya lumayan jauh dari gedung fakultas hukum.

Tapi keliatannya aja kaya orang gabut, padahal aslinya tanggung jawab Fourth di perusahaan kakeknya juga banyak. Seharusnya dia nangkring di kantor, bukan malah disini. Tapi gapapa, biarin deh yang penting si bocil seneng.

"Fou~" Echo nepuk-nepuk pinggang Fourth yang otomatis bikin Fourth berhenti.

"Kenapa?"

"Haus."

Yaelah, tadi aja pas lewat depan kantin teknik udah ditawarin minum padahal, giliran sekarang haus. Padahal kantinnya masih lumayan jauh.

Fourth celingukan, dia kebetulan berhentiin sepedanya di sekitar tempat belajar mahasiswa kedokteran. Banyak gazebo dan meja kursi di sini. "Tunggu sini mau?"

Echo ngangguk aja, dia juga cape. Lagian sepeda Satang kenapa sih yang belakang gaada busanya njir cuma besi. Pantesan aja udah sejauh ini bokong semok Echo sakit.

"Tunggu sini ya, jangan nakal." Fourth nganter Echo buat duduk di salah satu kursi itu dan ngeluarin puzzle dari tasnya. "Mainan ini aja ya sambil nunggu, jangan kemana-mana, tunggu Fou di sini aja."

Echo ngangguk aja, udah ga sanggup ngomong dia, tenggorokannya udah kering banget.

"Es krim." Tapi boong deng, mau sekering apapun tenggorokannya, kalo buat ngucapin minta es krim mah Echo selalu bisa. Mwehehe.

Dasar bocil.

"Enggak, kemaren udah banyak makan es krim."

Yah, merengut deh bocahnya. Asal kalian tau, jadi Fourth juga serba salah tau, ngelarang salah ga ngelarang lebih salah. Mau ngasih nanti takutnya Echo batuk pilek, kalo ga dikasih kasian udah cemberut gini. Nggak tega Fourth tuh.

Fourth ngacak rambut Echo gemes. "Beli minum dulu, ya." Fourth ngendarain sepeda mulai ilang dari pandangan Echo. Setelah Fourth udah ga keliatan dari pandangannya, Echo ngelanjutin nyusun puzzle.

"Sendirian aja?"

Echo nengok ke sumber suara. Ada satu cewe mungil kuncir dua yang lagi jilatin lolipop yang gedenya hampir semukanya.

Buset apa nggak takut sakit gigi ya tuh cewe?

Echo cuma ngangguk, masih ragu buat ngomong sama orang asing. Tapi cewek itu terlalu berani karena tanpa izin duduk di sampingnya dengan jarak yang deket.

"Nih, es krim."

Mata Echo langsung berbinar, dengan cekatan dia langsung nerima cup es krim stroberi kesukaannya tanpa pikir panjang. "Makasih, kakak."

"Yiyi nda ngasih gratis." Cewek itu narik sebelah tangan Echo supaya mereka salaman. "Namaku Yiyi."

"Echo."

"Yiyi nda ngasih es krimnya gratis, yiyi mau itu." Cewek itu nunjuk puzzle Echo yang udah setengah jadi.

Echo gelengin kepalanya. "Tapi ini dibeliin Fou, ndaboleh dikasih orang. Kita main bareng aja ya?" Echo geser puzzle-nya, nyopotin satu-satu, diacak, dan disusun mulai dari awal bareng sama cewek bernama Yiyi itu.

[BL] Soon To Be Fiance || GeminiFourth (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang