13. All Happened'

3 1 0
                                    

"Menurutmu! Lebih gila mana antara orang gila dan orang yang sudah tahu sesuatu itu salah tapi masih dilakukan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menurutmu! Lebih gila mana antara orang gila dan orang yang sudah tahu sesuatu itu salah tapi masih dilakukan?"

༄࿐ ༄࿐ ༄࿐

Pikiran Amran teralihkan.

"Gadis tadi terluka tidak ya?" pikir Amran dalam hati.

Selesai makan, Amran lalu pamit untuk istirahat. Ia juga harus membersihkan tubuhnya sebelum berbaring di ranjang, berencana mau tidur.

"Huh"

Melelahkan sekali. Perjalanan yang awalnya tidak punya tujuan akan ke mana dan untuk apa, akhirnya membawa Amran pada pengalaman baru di hari ini.

Festival Topeng.

Perayaan festival itu dirayakan setiap tahun. Mulai sekarang Amran mungkin akan pergi ke sana setiap perayaan. Festival itu sungguh menarik perhatiannya.

Malam sudah semakin larut. Amran menyimpan barang-barang dan lalu pergi mandi. Segar sekali.

Sepertinya. Seharian ini semua terjadi begitu damai. Atau, mungkin jiwa Amran yang legawa? Ya. Setidaknya, untuk hari ini. Semua terasa tidak seperti hari-hari kemarin.

Tidak ada respon tubuh yang terlalu menggentarkan.

Usai mandi dan berpakaian, Amran segera merebahkan tubuhnya di ranjang. Tubuhnya letih, matanya lelah, tapi sayangnya iabtidak bisa memejamkan mata. Mengantuk yang enggan tidur.

Amran memperbaiki si persegi berkapas. Membuat bantalnya sedikit miring bersandar pada dinding, lalu kembali merebahkan badan dengan sedikit duduk.

"Matanya, kayak pernah lihat." Amran bergumam.

Ia ingat lagi pada gadis yang tak sengaja tertabrak dengan punggungnya tadi.

"Perasaan tadi terbenturnya tidak kuat. Tapi, kami sama-sama jatuh ke tanah. Mana sakit banget lagi." Amran tertawa terkekeh, mengingat kejadian antara dia dan gadis itu di festival.

"Lucu."

Amran menghela napas. Terdiam beberapa saat. Entahlah. Pikirannya seketika berkelana ke mana-mana.

Lagi, ia teringat pada tragedi malam itu..

"Bagaimana, ya, kabar gadis itu?"

... tapi, syukur kali ini tidak memberi dampak pada respon tubuh yang berlebih-pada memori yang menyakitkan-itu.

Setelah malam itu, di mana Amran lari dan tak berani berhadapan langsung dengan si gadis di sebelahnya. Tidak ada sekali pun timbul niat Amran untuk mencari keberadaan gadis itu. Bukan ingin jahat, tapi, Amran terlalu takut. Tidak punya nyali untuk berhadapan langsung dengan puncak dari kehancuran dari tragedi malam itu.

Mawar LayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang