22. Toko Buku

2 1 0
                                    

What do you think about introvert person?

Apakah seseorang yang pemalu, seseorang yang suka sendiri, atau entah bagaimana perspektif masyarakat terhadap sebutan tipe kepribadian ini.

Perlu diketahui bahwa introvert bukanlah sebuah sikap, melainkan ialah sifat.

Menurut ahli di American Psychological Association, introvert ialah sifat atau karakter seseorang yang cenderung menarik diri, pendiam, tenang, suka menyendiri, dan tidak tergesa-gesa atau berhati-hati. Tak cuma itu, seorang introvert seringkali juga lebih suka bekerja secara mandiri. Namun bukan berarti mereka itu anti sosial. Mereka hanya lebih suka sendiri, bukan tak mau bersosial.

Seringkali para introvert dikucilkan sebagai sosok pendiam yang penakut akan keramaian, padahal, mereka hanya suka dan mendapatkan lebih banyak energi ketika memiliki quality time dengan dirinya sendiri. Kemampuan eksternal seperti bersosial itu memang bisa dipengaruhi sifat, tapi cenderung lebih dominan pada sikap. Yakni tergantung bagaimana lingkungan dan didikan yang ia dapat.

Bagi seorang introvert, waktu sendiri itu bagaikan emas. Sangat berharga.

Seperti yang sedang dinikmati Aisyah saat ini. Ia pergi ke sebuah toko buku di mal kotanya. Sendirian saja. Membiarkan dirinya melihat-lihat berbagai macam buku. Berbagai judul dengan bermacam informasi dan ilmu di dalamnya.

Sungguh ini ialah surga dunia.

Berkeliling dari satu rak ke rak yang lain, dari satu lantai ke lantai berikutnya, walau mungkin hanya satu dua buku yang akan ia beli.

"Cover bukunya cantik!" serunya, dengan suara kecil. "Hummm wangi lagi! Aroma kertas buku baru memang yang terbaik."

Bugh.

"M-maaf."

Aisyah terlalu fokus dengan buku cantik di tangannya, sampai tak sadar menabrak orang di sampingnya. Orang itu berdiri dengan posisi membelakangi Aisyah.

"Aisyah?" gumam orang itu saat berbalik.

"Bang Amran!"

"Wah! Ketemu di sini kita."

"Hehe, iya, Bang."

Seseorang-yang tak lain adalah Amran-itu melirik beberapa buku di tangan Aisyah.

"Mau beli buku?"

Aisyah mengangguk.

"Abang juga?"

"Iya, lagi milih-milih buku referensi materi buat ngajar."

"Abang ngajar? Ngajar di mana?"

"Di Universitas Negeri sini."

Aisyah berpikir sejenak. "Di kampus aku sama Filza?"

"Iya, tapi beda fakultas. Kalian, kan, di FIB, Fakultas Ilmu Budaya, kalo Abang di Fikom, Fakultas Ilmu Komunikasi."

Aisyah angguk-angguk paham. "Wah, Masyaa Allah! Keren banget Bang Amran udah jadi dosen.

"Iya, Alhamdulillah. Doain, ya, semoga ilmunya berkah."

"Aamiin."

"Hmm, Aisyah, masih lama milih-milih bukunya?"

"Gak tau, sih. Emangnya kenapa?"

"Kenapa gak tau?" Bukannya menjawab, Amran malah bertanya balik.

"Aisyah hari ink memang khusus mau ke toko buku, Bang. Bukan cuma buat beli, tapi juga mau keliling-keliling aja. Jadi, belum tau masih lama atau enggak. Soalnya keliling-keliling, ya, gak ada batasnya kan? Kecuali tokonya tutup, hehe."

Mawar LayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang